Latar Belakang
Adanya program Sustainable Development Goals (SDGs) atau dalam Bahasa Indonesia sering disebut Tujuan Pembangunan Berkelanjutan yang merupakan pengganti dari program Millennium Development Goals (MDGs) atau dalam bahasa Indonesia Tujuan Pembangunan Milenium yang berakhir pada tahun 2015. Jika berbicara mengenai Pembangunan Berkelanjutan rasanya tidak lengkap jika tidak megetahui tujuannya.Â
Pembangunan Berkelanjutan tidak terjadi jika tanpa mengakhiri kelaparan, kekurangan nutrisi ataupun gizi, dan membangun Pembangunan Pertanian Berkelanjutan. Hal ini sejalan dengan SDGs poin kedua yaitu menghilangkan segala bentuk kelaparan dan membentuk ketahanan pangan dan disebut dengan Zero Hunger. Zero Hunger sendiri di canangkan oleh Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon pada tahun 2012.
Tujuan uatama dari Zero Hunger adalah memberantas kelaparan. Lebih dari 19,4 juta penduduk Indonesia masih mengalami kelaparan, demikian yang disampaikan oleh Mark Smulders berdasarkan  hasil penelitian terakhir oleh FAO(Food and Agriculture Organization) yang merupakan organisasi pangan dunia. Jika kita lihat dari tren, skor angka kelaparan di Indonesia membaik dalam dua decade terakhir, yaitu 25,8 pada 2000, 26,8 pada 2005, dan yang terakhir mengalami penurunan menjadi 24,9 pada 2010. Tetapi angka penurunan itu bukan berarti akan sedikit lengah mengenai kelaparan yang terjadi di Indonesia. Untuk menekan angka kelaparan dibutuhkan peningkatan di bidang pertahanan pangan.
Dalam peningkatan di bidang pertahanan pangan, diperlukan inovasi yang sangat dipengaruhi oleh kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan. Dimana diperlukan keterkaitan dari berbagai pihak untuk mencapai keberhasilan. Disinilah mahasiswa ikut berperan penting dalam situasi ini. Sesuai dengan fungsi mahasiswa yaitu 1) Agent of change yaitu mahasiswa dituntut untuk berpikir kritis,inovatif dan aktif dengan mengimplementasikan secara nyata kepada masyarakatÂ
2) mahasiswa sebagai Iron Stock yaitu mahasiswa dituntut untuk berpengetahuan luas, memiliki kemampuan yang tangguh karena mahasiswa merupakan harapan bangsa yang nantinya akan menggantikan generasi-generasi sebelumnya untuk melanjutkan pembangunan bangsa dan menggerakkan perekonomian negara. 3) mahasiswa sebagai Control Sosial yang artinya mahasiswa berperan sebagai penghubung antara masyarakat dan pemerintah, sehingga terjadi kesinambungan yang saling berperan, disini mahasiswa bertugas sebagai pengontrol untuk mewujudkan kondisi yang lebih baik.
Pembangunan Pertanian Berkelanjutan
Kelaparan yaitu suatu kondisi di mana tubuh masih membutuhkan makanan dan kurangnya bahan pangan. Istilah kelaparan digunakan untuk merujuk pada kondisi kurang gizi dan terjadi pada waktu yang relative lama. Contoh dari kasus kelaparan yang terjadi di Indonesia diantaranya yang terjadi di Nusa Tenggara Timur, hal ini karena terpengaruh dari letak wilayah yang didominasi oleh perbukitan dan iklimnya semi-arid. Selain Nusa Tenggara Timur, ada juga NTB, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Maluku, dan Papua. Adapun faktor yang mempengaruhi terjadinya kelaparan yaitu perubahan iklim, distribusi, dan alih fungsi lahan.
 Ketahanan memiliki peran penting dalam permasalahan kelaparan. Ketahanan pangan adalah tujuan dari bangsa Indonesia yaitu pemenuhan kebutuhan pangan seluruh penduduknya. Dengan pemenuhan ketahanan pangan, penduduk dapat terbebas dari kelaparan, bisa menerapkan pola hidup sehat, bekerja secara produktif dan juga ekonomi masyarakat menjadi lancar. Ketahanan pangan memiliki tiga sub bagian yaitu adanya ketersediaan, akses, dan penyerapan pangan. Untuk mencapai keberhasilan dalam ketahanan pangan, maka Indonesia harus melengkapi tiga sub bagian tersebut. Namun dalam praktiknya, ketahanan pangan mengalami beberapa kendala di antaranya berkurangnya lahan pertanian yang terjadi karena alih fungsi lahan karena digunakan sebagai pemukiman, perindustrian ataupun sebagai tempat perbelanjaan ataupun fasilitas umum lainnya. Hal ini menyebabkan peningkatan produksi pertanian sulit dilakukan karena mengingat tingkat produktivitas masyarakat yang sekarang sudah cukup tinggi. Â
Pembangunan haruslah selaras dengan pengelolaan sumber daya sehingga kesejahteraan jangka panjang seharusnya diberi prioritas yang sama dengan kebutuhan yang mendesak pada saat ini (Reinjntjes et al, 201). Seperti yang kita ketahui bahwa bertambahnya jumlah penduduk dan meningkatnya produktivitas manusia berbanding lurus dengan kebutuhan pangan yang dibutuhkan. Untuk mencegah terjadinya ketidakseimbangan yang dalam jangka pnajang jika tidak segera dilakukan perubahan dapat berdampak menjadi kelaparan, maka perlu melibatkan praktik mempromosikan pembangunan pertanian berkelanjutan.
Pembangunan pertanian berkelanjutan merupakan program pertanian tangguh yang bertujuan untuk meningkatkan produktivitas dan produksi pertanian,dimana dengan peningkatan produktivitas pertanian maka membantu dalam menguatkan ketahanan pangan. Dalam konteks pertanian, keberlanjutan diartikan sebagai keberhasilan dalam pengelolaan sumber daya pertanian. Untuk mencapai itu semua perlu untuk menumbuhkan edukasi, pelatihan dan juga penyuluhan. Disamping itu teknologi juga memberi pengaruh besar dalam pembangunan pertanian berkelanjutan. Disini teknologi harus dibiasakan atau dimasyarakatkan dengan tujuan para petani bisa menerapkan teknologi yang ada dan bisa mengimplementasikannya pada aktivitas peningkatan produktivitas pertanian.
Disinilah mahasiswa berperan lebih  yang merupakan  bagian dari implementasi Tri Dharma Perguruan Tinggi, dimana menjadi mahasiswa merupakan sebuah amanat untuk menjawab dan berperan terhadap problematika yang dihadapi bangsa. Hadirnya dan keterlibatan mahasiswa dalam program SDGs ini menjadi suatu tantangan tersendiri bagi mahasiwa, karena disini, sesuai fungsi mahasiswa, yaitu mahasiswa diharapkan mampu berpikir kreatif dan inovatif. Kreatif yaitu membawa ide-ide baru dan inovatif yaitu menemukan cara-cara yang inovatif untuk menjawab semua persoalan yang ada. Cara berpikir ini diperlukan untuk mendukung program SDGs terutama dalam poin kedua yaitu Zero Hunger dan dikhususkan pembangungan pertanian berkelanjutan sebagai salah satu solusinya.
Mahasiswa sebagai Agent Of Change, yaitu mahasiswa memberi kontribusi nyata terhadap masyarakat. Mahasiswa sebagai Control Sosial, yaitu mahasiwa sebagai seseorang yang memiliki Pendidikan tinggi di masyarakat tentunya harus kritis dan peduli terhadap semua problematika yang terjadi di masyarakat. Disini pemikiran, ide, inovasi ataupun aspirasi diusahakan untuk mengembangkan menjadi lebih baik dan dapat diterima untuk direalisasikan. Inovasi inovasi ini tentunya tidak terlepas dari teknologi. Adapun beberapa inovasi yang melibatkan teknologi yang  dapat dilakukan oleh mahasiswa dalam Zero Hunger yaitu :
- Mencoba menciptakan sebuah aplikasi berbasis smartphone ataupun berupa website, dimana aplikasi ini digunakan sebagai penghubung antara petani yang bertindak sebagai produsen dan pemasok yang bertindak sebagai distributor ataupun pihak konsumen secara langsung, dengan adanya aplikasi  ini maka akan mempermudah para petani untuk memasarkan secara digital hasil produk pertaniannya. Dalam hal ini mahasiswa mempunyai tugas sebagai pendamping petani dan memberikan edukasi mengenai cara kerja dari aplikasi ini, karena mayoritas petani masih dalam tahap belajar dalam penggunaan smartphone.
- Setelah membahas mengenai cara pemasaran, selanjutnya adalah website atau aplikasi digital untuk mendeteksi hama penyakit, gulma, dan permasalahan pengelolaan lainnya. Dengan adanya program softwear digital ini maka akan sangat membantu para petani dalam mengidentifkasi penyakit tanaman yang menyerang tanamanya. Sistem kerjanya yaitu dengan mengambil gambar pada tanaman yang terserang dan menulis deskripsi ciri-ciri apa aja yang ditunjukkan. Aplikasi atau website ini dihubungkan dengan para peneliti pertanian. Peran mahasiswa disini yaitu melakukan penyuluhan. Peran dari Penyuluh adalah dapat mempengaruhi sasaran melalui perannya sebagai edukasi, inovasi, fasilitasi, konsultasi, pemantauan, evaluasi, maupun sebagai penasehat petani (Mardikanto, 2009:30).
- Mempromosikan inovasi hidroponik, dimana hidroponik ini sangat memungkinkan untuk dilakukan oleh semua kalangan masyarakat, karena lahan yang dibutuhkan tidak seluas jika dibandingkan pertanian konvensional pada umumnya. Inovasi hidroponik ini berupa pemanfaatan sel surya dan pengecekan PH tanaman secara berkala menggunakan peran teknologi dalam penggunaanya. Teknologi ini memungkinkan tanaman memperoleh asupan nutrisi yang proporsional (tidak kekurangan dan kelebihan)(Andaluz et al., 2016). Disamping itu terdapat penerapan teknologi monitoring dan pengontrol kadar PH dan konsentrasi nutrisi untuk tanaman selada yang meningkatkan produktivitas dan efesiensi (Domingues et al., 2012). Terdapat pula pemanfaatan panel surya untuk penyuplai tenaga listrik untuk pompa air pada sistem hidroponik (Langridge, Lawrancedagger and Wichert, 1996). Selain menggunakan energi surya, juga ada inovasi lainnya diantaranya hidroponik yang memanfaatkan air AC dan penggunaan rooftop sebagai pengganti lahan dimana direkomendasikan untuk masyarakat perkotaan.
- Membuat inovasi pendeteksi nutrisi pada makanan yang dilengkapi oleh sensor, dengan adanya alat ini maka akan sangat membantu masyarakat dalam mengetahui nutrisi yang terkandung dalam makanan sehingga bisa mengontrol nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh dengan pas, tidak kekurangan yang bisa mengakibatkan kekurangan gizi yang berdampak pada kelaparan dan juga tidak kelebihan yang dapat mengakibatkan obesitas.
- Mempromosikan gerakan mengumpulkan makanan berlebih yang masih layak konsumsi. Seperti yang dilakukan oleh komunitas garda pangan di Surabaya. Di kegiatan ini, makanan yang sudah dikumpulkan, di lakukan penyortiran untuk memisahkan makanan yang layak konsumsi. Selanjutnya, dibagikan kepada pihak yang membutuhkan. Hal ini berperan pada kontribusi di Zero Hunger. Untuk penyaluran kepada pihak yang membutuhkan dapat diterapkan inovasi berbasis internet yang menjadi jembatan antara pihak distributor dan pihak yang membutuhkan.
Kesimpulan
   Dengan tercapainya zero hunger adalah suatu hal yang sangat menarik bagi bangsa Indonesia, karena tidak ada lagi kejadian kelaparan, kekurangan gizi atau nutrisi. Selain itu dengan adanya pembangunan pertanian berkelanjutan merupakan sebuah jalan terbuka untuk menekan angka kelaparan di Indonesia. Pembangunan pertanian ini melibatkan mahasiswa dalam peran pendukungnya, kerena mahasiswa adalah subjek pendidikan dan agen pergerakan perubahan, dimana hal ini menjadi suatu tantangan tersendiri untuk mahasiwa untuk terus berinovasi dan berkreasi memastikan bahwa ketahanan pangan dengan pembangunan pertanian berkelanjutan akan membawa pada suksesnya program Zero Hunger yang akan mengakhiri kelaparan, dan menghantarkan pada kejayaan dan kesejahteraan bangsa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H