Sesudah menimbang beberapa celah keuntungan yang bisa didapatkan selama pandemi, jangan ragu untuk menentukan persentase dari 100% gaji yang akan diterima. Cobalah hitung kembali persentase konsumsi dan persentase tabungan, sebelum dan sesudah masa pandemi.Â
Konsumsi biasanya terdiri dari: biaya makan, biaya laundry, biaya tempat tinggal, biaya listrik air internet, cicilan, biaya sekolah anak, biaya tunjangan orang tua, asuransi, pajak, zakat, infaq, shodaqoh, dst. Sementara tabungan bisa dalam bentuk uang tunai, perhiasan, emas batangan, dan dengan memanfaatkan produk keuangan seperti: tabungan bank, giro, deposito, saham, obligasi, reksadana, atau ETF.
Jika sudah mendapat perbandingan, sesuaikanlah dengan segudang rencana kebutuhan dan impian yang sudah masuk daftar tadi. Tentukan persentase konsumsi dan tabungan terbaru untuk beberapa bulan-bulan ke depan, minimal untuk bulan depan saja dulu. Contoh: Konsumsi 70% dan Tabungan 30%. Boleh dilakukan dengan rincian lebih detail lagi untuk masing-masing biaya.
Manfaatkan Produk Keuangan, Belanja Online, dan Pembayaran Non Tunai
Setelah terima gaji. Hal yang harus dilakukan adalah disiplin pengeluaran anggaran belanja, tentu dengan tetap disiplin protokol kesehatan. Jangan sering keluar rumah jika tidak sangat vital. Utamakan semua hal dilakukan secara online.
Begini beberapa tips belanja kekinian ala milenial yang wajib dicoba saat masa pandemi. Belanja semua kebutuhan sehari-hari dan peralatan rumah bisa melalui marketplace seperti Shopee, Lazada, Tokopedia, BukaLapak, Jd.id, dll. Beli kebutuhan pakaian yang tetap branded bisa di Zalora, BerryBenka, HijUp, dst.Â
Jika malam hari tiba-tiba lapar bisa menggunakan Gofood atau Grabfood. Bayar tagihan listrik, internet, dan air bisa melalui e-wallet seperti LinkAja, OVO, Dana, Gopay, dll. Salurkan zakat, infaq, dan shodaqoh bisa melalui Kitabisa.com. Ikuti sertifikasi atau kursus untuk menambah skill secara online dan tentu dengan fee yang lebih murah di masa pandemi. Temukan hiburan tanpa keluar rumah dengan berlangganan beberapa penyedia hiburan seperti: Netflix, Viu, Spotify, Joox, dll. Tentu saja untuk mempermudah semua transaksi dan menghindari pergi ke ATM, jangan lupa instal mobile banking atau internet banking.
Bagi milenial yang sudah memiliki dana cukup untuk mewujudkan impian membuka usaha atau membeli beberapa aset seperti apartemen, rumah, mobil, motor, dst. Beberapa bank tentu akan memberikan pinjaman murah untuk mencapai target nasabah baru penyaluran kredit sekaligus mendorong perekonomian di masa pandemi seperti ini.Â
Dengan demikian bank cenderung akan banyak menyediakan pinjaman dengan fee awal dan biaya bulanan yang cukup murah. Cobalah untuk mencari tahu dahulu secara online produk keuangan di bank favoritmu, telepon bagian kantor tentang ketersediaan produk, dan cobalah untuk menanyakan proses pengurusan berkas secara online. Belanja gadget dan elektronik secara kredit yang tidak disediakan oleh bank umum juga sudah bisa dilakukan secara full online, contohnya menggunakan shopee pay later pada aplikasi shopee, atau aplikasi lainnya.
Sementara itu, bagi milenial yang mempunyai rencana jangka panjang dan memilih untuk menabung saja sambil menunggu modal terkumpul atau barang idaman dibeli dengan cara cash. Milenial bisa memanfaatkan produk keuangan investasi seperti saham yang perlahan harganya kembali bersemi sejak bulan mei, sebelumnya harga saham sempat jatuh saat mulainya pandemi di bulan maret lalu.
Jika masih khawatir dengan produk keuangan investasi, karena kemungkinan akan terjadi pandemi gelombang kedua. Milenial bisa siasati dengan membeli Surat Berharga Negara atau jika belum tersedia bisa membeli Reksadana Pasar Uang. Karena investasi di kedua produk investasi tersebut dijamin pasti cuan mengingat kecilnya resiko yang ditawarkan dan pemerintah yang tidak mungkin gagal bayar memberikan imbal hasil.