Mohon tunggu...
Laili Nofiana
Laili Nofiana Mohon Tunggu... Guru - Guru Mapel

Saya sebagai Pendidik di SMP Negeri 1 Suruh Trenggalek

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Jurnal Refleksi Dwi Mingguan (16 April 2023 - 6 Mei 2023) Modul 3.2 Pemimpin Dalam Pengelolaan Sumber Daya

27 Mei 2023   18:26 Diperbarui: 27 Mei 2023   18:34 387
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

CGP A 7 : Laili Nofiana

SMP Nergeri 1 Suruh Kab.Trenggalek

Fasilitator : Bpk. Suyatno,M.Pd, M. Kom

Pengajar  Praktik : Bpk. Anto Santosa, M.Pd

Jurnal Refleksi Dwi Mingguan (Tanggal 16 April 2023 -  06 Mei 2023) -- Modul 3.2 Pemimpin Dalam Pengelolaan Sumber Daya

Modul 3.2 dengan materi pemimpin dalam pengelolaan sumber daya, merupakan kelanjutan dari modul sebelumnya yaitu modul 3.1 Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-Nilai Kebajikan Sebagai Pemimpin.

Banyak sekali hal menarik yang dipelajari dalam modul 3.2 ini, yang membuat pengetahuan dan pemahaman saya semakin bertambah tentang pengelolaan sumber daya dengan ABT (Aset Based Thinking). Berpikir berbasis aset/kekuatan yang kita miliki sangatlah penting. Dengan cara berpikir berbasis kekuatan, mampu memunculkan hal-hal positif, Karena kita sadar dengan kekuatan yang dimiliki. Selain itu, Berpikir berbasis kekuatan, juga membuat kita mengoptimalkan aset/modal yang ada menjadi sebuah kreativitas. Sebagai pemimpin pembelajaran kita harus tergerak berpikir berbasis aset, bergerak maju untuk menggerakkan ekosistem sekolah

 

Pada modul 3.2 ini, saya merefleksikan hasil dari kegiatan yang saya ikuti di LMS ini dalam bentuk jurnal refleksi. Jurnal Refleksi dwi minggu ini membahas materi pada Modul 3.2 tentang Pemimpin Dalam Pengelolaan Sumber Daya.

Jurnal refleksi ini saya tulis sebagai media yang mendokumentasikan perasaan, gagasan dan pengalaman serta praktik baik yang telah saya dilakukan. Model refleksi yang saya pakai refleksi 4P yang diprakarsai oleh Dr. Roger Greenaway yaitu:

1. Facts( Peristiwa)

2. Feelings ( Perasaan)

3. Findings ( Pembelajaran)

4. Future ( Penerapan )

Kali ini saya akan coba merefleksi pembelajaran dan aktivitas pembelajaran yang telah dilakukan di Learning Management System (LMS).

Facts (Peristiwa)

Sebelum memasuki modul 3.2 Pemimpin Dalam Pengelolaan Sumber Daya, tepatnya pada hari Senin, tanggal 17 April 2023, di mulai untuk melaksanakan aksi nyata Modul 3.1 Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-Nilai Kebajikan Sebagai Pemimpin.

Kemudian pada Selasa, tanggal 02 Mei 2023 mulai memasuki materi Modul 3.2 Pemimpin Dalam Pengelolaan Sumber Daya.

Pembelajaran pada modul 3.2 Pemimpin Dalam Pengelolaan Sumber Daya, Ativitas yang di lakukan masih sama dengan modul sebelumnya yaitu dengan menggunakan alur MERDEKA, antara lain :

  • Mulai dari diri
  • Eksplorasi konsep
  • Eksplorasi konsep forum diskusi
  • Ruang kolaborasi
  • Demostrasi kontekstual
  • Elaborasi pemahaman
  • Koneksi antar materi
  • Aksi nyata

Pada sesi Mulai dari Diri, saya diminta untuk menjawab beberapa pertanyaan yang bertujuan untuk mengaktifkan ulang pengetahuan awal saya tentang ekosistem sekolah dan peran pemimpin dalam pengelolaan sumber daya sekolah, antara lain :

Mengingat-ingat ekosistem, bayangkan sekolah atau salah satu sekolah tempat Bapak dan Ibu bertugas. Apa bagian-bagian yang ada dari sekolah tersebut sebagai sebuah ekosistem?

Apa saja yang bisa Anda sebut sebagai sumber daya yang dimiliki atau dapat dimanfaatkan oleh sekolah? Perhatikan untuk tidak terpaku pada hal-hal yang kelihatan.

Refleksikan sosok pemimpin atau kepala sekolah yang memimpin sekolah tersebut. Apa hal-hal yang paling diingat dari sosok pemimpin tersebut, terkait dengan perannya di ekosistem sekolah serta pelibatan/pemanfaatan sumber daya yang ada?

Jadi, seperti apa peran pemimpin yang ideal itu, khususnya dalam hal memanfaatkan semua bagian dari ekosistem dan mengelola sumberdaya yang ada di dalam dan sekitar sekolah?

Silakan refleksikan, posisi diri Bapak dan Ibu dalam ekosistem sekolah. Sejauh mana Bapak Ibu sebagai guru atau peran lainnya telah memanfaatkan sumber daya sekolah?

Apa saja harapan pada diri Bapak dan Ibu sebagai seorang pendidik, pemimpin, dan pada murid setelah mempelajari modul ini?

a. Diri sendiri

b. Murid

c. Sekolah

Apa saja kegiatan, materi, manfaat, yang Bapak dan Ibu harapkan ada dalam modul ini?


Kemudian di hari dan tanggal yang sama, Eksplorasi Konsep Mandiri, pada sesi ini calon guru penggerak belajar secara mandiri melalui materi-materi yang disajikan dalam forum LMS, calon guru penggerak juga diminta untuk mendalami materi pemimpin dalam pengelolaan sumber daya. Disini kami mempelajari sekolah sebagai ekosistem, faktor-faktor yang memengaruhi ekosistem sekolah.Pendekatan berbasis kekurangan dan pendekatan berbasis kekuatan/aset, membedakan pendekatan berbasis aset dan pendekatan berbasis masalah,  memahami pengelolaan sumber daya yang ada di sekolahnya dengan menggunakan pendekatan Pengembangan Komunitas berbasis Aset (Asset-Based Community Development/ABCD). membedakan tujuh aset utama yang dimiliki lingkungan sekolahnya

Selanjutnya pada tanggal 03 Mei 2023 Eksplorasi Konsep Forum diskusi asyncronus, dalam kegiatan ini saya di minta untuk mempelajari kasus 1 dan kasus 2 tentang kegiatan rapat guru membahas perpisahan siswa yang lulus sekolah di sebuah sekolah dasar. Kami diajak untuk melakukan analisa mengenai suasana rapat tersebut. Tujuan dari sesi ini adalah memahami potensi sumber daya yang dimiliki lingkungan sekolah, mengomunikasikan ide, pikiran dan gagasannya dalam forum diskusi asinkronus bersama para CGP lainnya.

Kemudian kami Memasuki alur ketiga yaitu ruang kolaborasi, Tepatnya pada hari Kamis, Tanggal 4 Mei 2023. Pada hari ini adalah Ruang Kolaborasi yang pertama, yaitu melakukan kerja kelompok melalui web meeting. Dalam kerja kelompok kali ini, kami diminta untuk dapat kerja bersama (berkolaborasi), yang mana di pandu oleh Bapak Fasilitar yaitu Bapak Suyatno M.Pd, M.Kom beserta Bapak Anto Santosa, M.Pd dan Bapak Dwi Susrianto, M.Pd selaku Pengajar Praktik. Dalam ruang Kolaborasi ini, masing- masing kelompok mendapat tugas mengidentifikasi berbagai sumber daya di daerah untuk sekolahnya dan strategi pemanfaatannya secara efektif.

Gambar 3.2.2 Ruang Kolaborasi hari ke 1, Dok. pribadi
Gambar 3.2.2 Ruang Kolaborasi hari ke 1, Dok. pribadi

Tepatnya hari Jumat, tanggal 05 Mei 2023, kami mempresentasikan hasil kolaborasi menggunakan media video conference/zoom meeting, masing-masing kelompok akan menyajikan studi kasus dipilih, kemudian setiap kelompok penyaji akan mendapatkan satu kelompok yang bertugas memberikan tanggapan atau  masukan konstruktif atas presentasi kelompok penyaji.

Gambar 3.2.3 Ruang Kolaborasi hari ke 2, Dok. pribadi
Gambar 3.2.3 Ruang Kolaborasi hari ke 2, Dok. pribadi

Feelings (Perasaan)

Saya antusias dan sangat semangat mengikuti aktivitas pembelajaran tentang Pemimpin Dalam Pengelolaan Sumber Daya ini.

Awalnya sebelum mempelajari modul 3.2 Pemimpin Dalam Pengelolaan Sumber Daya ini, saya masih merasa bingung dengan praktik pemimpin dalam pengelolaan sumber daya. Namun, setelah mengikuti alur Mulai dari diri, ekplorasi konsep, ditambah, alur ruang kolaborasi. Saya menjadi lebih memahami bahwasannya seorang pemimpin dalam pengelolaan sumber daya dapat menemukan dan mengenali hal-hal yang positif dalam kehidupan, dengan menggunakan kekuatan sebagai tumpuan berpikir, kita juga diajak untuk memusatkan perhatian pada apa yang bekerja, yang menjadi inspirasi, yang menjadi kekuatan ataupun potensi yang positif. Dengan mengidentifkasi aset atau modal yang dimiliki oleh sekolah, maka akan  dapat mewujudkan perubahan untuk peningkatan kualitas pembelajaran.

Selanjutnya saya merasa semakin lebih memahami lagi Modul 3.2 ini, saat alur presentasi ruang kolaborasi, bahwa jika pemimpin dalam pengelolaan sumber daya adalah sosok pemimpin yang mampu menggali kekuatan-kekuatan yang dimiliki oleh suatu komunitas dalam suatu ekosistem, baik itu kekuatan yang berasal dari komponen abiotic, maupun biotik.

Seorang pemimpin pembelajaran yang mampu mengelola sumber daya akan memiliki sikap yang optimis terhadap semua keadaan, serta memandang setiap hal merupakan aset yang menjadi modal utama dalam mengembangkannya. 7 modal utama atau aset tersebut meliputi aset manusia, sosial, fisik, alam/lingkungan, finansial, politik, agama dan budaya.

Findings (Pembelajaran)

Dalam Modul 3.2 tentang Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya saya peroleh antara lain:

Pemimpin pembelajaran dalam pengelolaan sumber daya adalah sosok pemimpin yang mampu menggali kekuatan-kekuatan yang dimiliki oleh suatu komunitas dalam suatu ekosistem baik itu kekuatan yang berasal dari komponen abiotik maupun biotik. Seorang pemimpin pembelajaran yang mampu mengelola sumber daya akan memiliki sikap yang optimis terhadap semua keadaan. Serta memandang setiap hal merupakan aset yang menjadi modal utama dalam mengembangkannya.

Mengutamakan Pendekatan Pengembangan Komunitas Berbasis Aset (PKBA) dalam mengelola sumber daya. Pendekatan Pengembangan Komunitas Berbasis Aset (PKBA) menekankan pada nilai, prinsip dan cara berpikir mengenai dunia. Pendekatan ini memberikan nilai lebih pada kapasitas, kemampuan, pengetahuan, jaringan, dan potensi yang dimiliki oleh komunitas. Dengan demikian pendekatan ini melihat komunitas sebagai pencipta dari kesehatan dan kesejahteraan, bukan sebagai sekedar penerima bantuan. Pendekatan PKBA menekankan dan mendorong komunitas untuk dapat memberdayakan aset yang dimilikinya serta membangun keterkaitan dari aset-aset tersebut agar menjadi lebih berdaya guna. Kedua peran yang penting ini menurut Kretzman (2010) adalah jalan untuk menciptakan warga yang produktif.

Pendekatan Pengembangan Komunitas Berbasis Aset menekankan kepada kemandirian dari suatu komunitas untuk dapat menyelesaikan tantangan yang dihadapinya dengan bermodalkan kekuatan dan potensi yang ada di dalam diri mereka sendiri, dengan demikian hasil yang diharapkan akan lebih berkelanjutan. Pendekatan Pengembangan Komunitas Berbasis Aset berfokus pada potensi aset/sumber daya yang dimiliki oleh sebuah komunitas.

Menurut Green dan Haines (2002) dalam Asset building and community development, ada 7 aset utama atau di dalam buku ini disebut sebagai modal utama, yaitu:

1. Modal Manusia

Sumber daya manusia yang berkualitas, investasi pada sumber daya manusia menjadi sangat penting yang berhubungan dengan kesehatan, pendidikan, kesejahteraan, dan harga diri seseorang. Pemetaan modal atau aset individu merupakan kegiatan menginventaris pengetahuan, kecerdasan, dan keterampilan yang dimiliki setiap warganya dalam sebuah komunitas, atau dengan kata lain, inventarisasi perorangan dapat dikelompokkan berdasarkan sesuatu yang berhubungan dengan hati, tangan, dan kepala. Pendekatan lain mengelompokkan aset atau modal ini dengan melihat kecakapan seseorang yang berhubungan dengan kemasyarakatan, contohnya kecakapan memimpin sekelompok orang, dan kecakapan seseorang berkomunikasi dengan berbagai kelompok. Kecakapan yang berhubungan dengan kewirausahaan, contohnya kecakapan dalam mengelola usaha, pemasaran, yang negosiasi. Kecakapan yang berhubungan dengan seni dan budaya, contohnya kerajinan tangan, menari, bermain teater, dan bermain musik.

2. Modal Sosial

Norma dan aturan yang mengikat warga masyarakat yang ada di dalamnya dan mengatur pola perilaku warga, juga unsur kepercayaan (trust) dan jaringan ( networking) antara unsur yang ada di dalam komunitas/masyarakat. Investasi yang berdampak pada bagaimana manusia, kelompok, dan organisasi dalam komunitas berdampingan, contohnya kepemimpinan, bekerjasama, saling percaya, dan punya rasa memiliki masa depan yang sama. Contoh-contoh yang termasuk dalam modal sosial antara lain adalah asosiasi. Asosiasi adalah suatu kelompok yang ada di dalam komunitas masyarakat yang terdiri atas dua orang atau lebih yang bekerja bersama dengan suatu tujuan yang sama dan saling berbagi untuk suatu tujuan yang sama. Asosiasi terdiri atas kegiatan yang bersifat formal maupun nonformal. Beberapa contoh tipe asosiasi adalah berdasarkan keyakinan, kesamaan profesi, kesamaan hobi, dan sebagainya. Terdapat beberapa macam bentuk modal sosial, yaitu fisik (lembaga), misalnya asosiasi dan institusi. Institusi adalah suatu lembaga yang mempunyai struktur organisasi yang jelas dan biasanya sebagai salah satu faktor utama dalam proses pengembangan komunitas masyarakat.

3. Modal Fisik

Terdiri atas dua kelompok utama, yaitu:

Bangunan yang bisa digunakan untuk kelas atau lokasi melakukan proses pembelajaran, laboratorium, pertemuan, ataupun pelatihan. Infrastruktur atau sarana prasarana, mulai dari saluran pembuangan, sistem air, mesin, jalan, jalur komunikasi, sarana pendukung pembelajaran, alat transportasi, dan lain-lain.


4. Modal Lingkungan/alam

Bisa berupa potensi yang belum diolah dan mempunyai nilai ekonomi yang tinggi dalam upaya pelestarian alam dan juga kenyamanan hidup. Modal lingkungan terdiri dari bumi, udara yang bersih, laut, taman, danau, sungai, tumbuhan, hewan, dan sebagainya. Tanah untuk berkebun, danau atau empang untuk berternak, semua hasil dari pohon seperti kayu, buah, bambu, atau material bangunan yang bisa digunakan kembali untuk menenun, dan sebagainya.


5. Modal Finansial

Dukungan keuangan yang dimiliki oleh sebuah komunitas yang dapat digunakan untuk membiayai proses pembangunan dan kegiatan sebuah komunitas. Modal finansial termasuk tabungan, hutan, investasi, pengurangan dan pendapatan pajak, hibah, gaji, serta sumber pendapatan internal dan eksternal. Modal finansial juga termasuk pengetahuan tentang bagaimana menanam dan menjual sayur di pasar, bagaimana menghasilkan uang dan membuat produk-produk yang bisa dijual, bagaimana menjalankan usaha kecil, bagaimana memperbaiki cara penjualan menjadi lebih baik, dan juga bagaimana melakukan pembukuan.


6. Modal Politik

Modal politik adalah ukuran keterlibatan sosial. Semua lapisan atau kelompok memiliki peluang atau kesempatan yang sama dalam kepemimpinan, serta memiliki suara dalam masalah umum yang terjadi dalam komunitas. Lembaga pemerintah atau perwakilannya yang memiliki hubungan dengan komunitas, seperti komunitas sekolah, komite pelayan kesehatan, pelayanan listrik atau air.


7. Modal Agama dan budaya

Upaya pemberian bantuan empati dan perhatian, kasih sayang, dan unsur dari kebijakan praktis (dorongan utama pada kegiatan pelayanan). Termasuk juga kepercayaan, nilai, sejarah, makanan, warisan budaya, seni, dan lain-lain. Kebudayaan yang unik di setiap daerah masing-masing merupakan serangkaian ide, gagasan, norma, perlakuan, serta benda yang merupakan hasil karya manusia yang hidup berkembang dalam sebuah ruang geografis. Agama merupakan suatu sistem berperilaku yang mendasar, dan berfungsi untuk mengintegrasikan perilaku individu di dalam sebuah komunitas, baik perilaku lahiriah maupun simbolik. Agama menuntut terbentuknya moral sosial yang bukan hanya kepercayaan, tetapi juga perilaku atau amalan. Identifikasi dan pemetaan modal budaya agama merupakan langkah yang sangat penting untuk melihat keberadaan kegiatan dan ritual kebudayaan dan keagamaan dalam suatu komunitas, termasuk kelembagaan dan tokoh-tokoh penting yang berperan langsung atau tidak langsung di dalamnya. Sangat penting kita mengetahui sejauh mana keberadaan ritual keagamaan dan kebudayaan yang ada di masyarakat serta pola relasi yang tercipta di antaranya dan selanjutnya bisa dimanfaatkan sebagai peluang untuk menunjang pengembangan perencanaan dan kegiatan bersama.

Future (Penerapan)

Dari modul 3.2 tentang pemimpin dalam pengelolaan sumber daya yang saya pelajari, saya akan melaksanakan implementasi di kelas sebagai seorang pemimpin pembelajaran akan mampu mengoptimalkan apa saja yang dimiliki oleh sekolah, yang dapat digunakan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran sesuai dengan kebutuhan dan minat murid.

Sedangkan implementasinya di sekolah adalah seorang pemimpin pembelajaran akan memanfaatkan atau mengidentifikasi aset-aset atau modal yang ada di sekolah untuk mengembangkan dan melaksanakan program-program sekolah dan mewujudkan visi dan misi sekolah dengan berkolaborasi dengan seluruh warga sekolah.

Implementasi pada masyarakat sekitar adalah seorang pemimpin pembelajaran yang mampu mengelola sumber daya akan mampu menjalin kolaborasi yang baik dengan lingkungan sekitar sekolah demi kepentingan dan kemajuan sekolah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun