Desa Tanjung Rejo, yang terletak di selatan Kabupaten Jember, berdiri pada tahun 1928. Nama desa ini berasal dari banyaknya bunga Tanjung yang tumbuh di sekitar rumah Bapak Puying, kepala desa pertama. "Tanjung" berarti pohon, dan "Rejo" berarti ramai. Sejak itu, desa ini resmi dikenal sebagai Desa Tanjung Rejo.
Daftar Kepala Desa Tanjung Rejo:
- Puying (1928-1929)
- Imam Mukayat (1929-1937)
- Tejo Supeno (1937-1967)
- Podo Harjo (1968)
- Shodiq (1968-1977)
- Sumadi (1977-1993)
- Imam Khanafi (1993-2001)
- Drs. Sugeng Budiyono (2001-2013)
- Drs. Mohammad Yasin (2013-2019)
- Subono (2019-sekarang)4
Desa Tanjung Rejo berkembang mengikuti arus globalisasi dengan berbagai sektor pertanian yang subur dan potensi ekonomi lainnya. Desa ini memiliki luas wilayah 1.083,175 hektar dan terdiri dari 4 dusun: Krajan Kulon, Krajan Wetan, Karangsono, dan Grobyog.
Batas Wilayah:
- Utara: Desa Glundengan, Kecamatan Wuluhan
- Timur: Desa Kesilir, Kecamatan Wuluhan
- Barat: Desa Ampel, Kecamatan Wuluhan
- Selatan: Desa Jatirejo, Kecamatan Ambulu
Jumlah Penduduk:Pada tahun 2023, jumlah penduduk tercatat sebanyak 17.128 jiwa, terdiri dari 8.769 laki-laki dan 8.359 perempuan.
Kependudukan Tiap Dusun:
- Krajan Kulon: 4.516 jiwa
- Krajan Wetan: 4.194 jiwa
- Karangsono: 4.042 jiwa
- Grobyog: 2.477 jiwa
Mayoritas penduduk bekerja di sektor pertanian, dengan tanaman utama seperti padi, palawija, dan tembakau. Selain itu, desa ini juga memiliki peternakan sapi, ayam kampung, dan kambing yang berkontribusi pada perekonomian lokal. UMKM di desa ini meliputi pembuatan tahu, tempe, dan pengolahan tembakau.
Infrastruktur:Desa Tanjung Rejo memiliki infrastruktur irigasi yang cukup baik dengan berbagai saluran primer, sekunder, dan tersier. Kondisi jalan desa bervariasi, dengan beberapa jalan aspal, makadam, tanah, dan conblok/paving.
Sosial dan Budaya:Desa ini memiliki kegiatan sosial aktif yang diselenggarakan oleh PKK, Posyandu, dan Karang Werda. Tradisi Jawa masih kental, dengan penggunaan sesajen dan berbagai kesenian tradisional seperti Campursari, Gandrung, Wayang, dan Tari Reog. Kegiatan seni dan budaya ini mencerminkan kerukunan dan kekompakan masyarakat Desa Tanjung Rejo.
Dengan potensi pertanian, peternakan, UMKM, dan kegiatan sosial-budaya yang kuat, Desa Tanjung Rejo terus berkembang dan menjadi contoh bagi desa-desa lain di sekitarnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H