Mohon tunggu...
Lailatuz Zahro
Lailatuz Zahro Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa UIN Gusdur Pekalongan

Introvert

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Self Harm: Tren Melukai Diri yang Patut Diwaspadai

9 Desember 2023   12:58 Diperbarui: 9 Desember 2023   13:34 109
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Dampak Negatif Self Harum

Dari faktor yang ada tersebut, self-harm  juga berdampak pada pelaku Baik secara fisik maupun psikologis. Berikut dampak self-harm bagi seseorang: 


Memberi Bekas Luka Fisik

Pada awalnya melukai diri dilakukan memang untuk menghilangkan beban pikiran atau perasaan yang tidak baik, akan tetapi hal ini terjadi sementara saja karena tindakan tersebut tidak mengatasi masalah yang ada. Bahkan self-harm yang melibatkan benda tajam dapat memberi bekas luka pada fisik yang dilukai. Sehingga justru menambah beban pikiran bagi pelaku karena malu atau merasa rendah diri atas bekas luka yang dimiliki pada tubuh mereka. Selain itu pelibatan benda tajam juga dapat merusak jaringan fisik dan memengaruhi kesehatan fisik lebih lanjut.

Emosi yang Belebihan

Semakin seseorang melukai diri bekas luka pun semakin banyak dan akan terlihat mengerikan bahkan oleh diri sendiri. Perasaan seperti malu, sedih, membenci diri karena bagian tubuhnya tidak lagi seindah dulu dapat memperparah keadaan psikologis pelaku self-harm. Sehingga pelaku lebih sering mengurung diri di rumah dan mengurangi interaksi dengan orang lain. Hal tersebut mengakibatkan seseorang akan lebih merasa rendah diri karena merasa kehidupannya berbeda dengan orang lain dan akhirnya memengaruhi kesehatan mental orang tersebut.

Kesehatan Mental yang Menurun

Zainal Aqib (2021) mendefinisikan kesehatan mental sebagai pengetahuan dan tindakan memaksimalkan potensi dan bakat yang dimiliki sehingga mendorong seseorang untuk hidup lebih bahagia. Seseorang yang mampu membahagiakan dirinya sendiri dia pun mampu membahagiakan orang lain. Sehingga gangguan-gangguan dan penyakit jiwa dapat dihindari.

Melihat bagaimana maraknya tren barcode Korea di sosial media yang akhirnya ditiru oleh anak-anak. Hal ini menjadi tanggung jawab orang dewasa untuk lebih waspada terhadap apa yang mereka konsumsi dari sosial media. Selain itu seharusnya itu mengingatkan kita sebagai orang dewasa agar lebih memerhatikan kondisi dan perasaan mereka. Dengarkan cerita mereka tanpa bantahan dan penilaian yang negatif. Karena meski mereka masih anak-anak tapi tetap memiliki perasaan yang layaknya orang dewasa ingin dimengerti.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun