kepada rembulan malamÂ
di langit Pasuruan;
atas nama perasaan yang tumbuh
dengan unsur kesengajaan,
atas nama rindu yang selalu mengganggu,
dan atas nama Aku yang selalu
menunggu
kulukiskan wajahmu tanpa ragu,
kuuraikan semua isi kepalaku
tentangmu
kamu adalah cahaya rembulan
yang tak sengaja menyoroti retina,
kamu adalah gugusan bintang-bintangÂ
yang setia menemani malam.
kamu adalah rembulanku,
kamu tidak akan pernah mati,
sebab kamu selalu hidup dalam tulisan ini
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!