Mohon tunggu...
Lailatun Nikmah
Lailatun Nikmah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ekonomi Pembangunan - IPB University

Tertarik dengan riset sosial-ekonomi serta pengolahan data

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Build Back Better Perkonomian Indonesia Pasca Pandemi Covid-19 Melalui Inovasi Virtual Trip di Sektor Pariwisata

26 Agustus 2022   00:32 Diperbarui: 26 Agustus 2022   00:38 229
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Pandemi COVID-19 yang mewabah di Indonesia kini mulai bertransisi menjadi endemi. Hal ini dibuktikan dengan semakin terkendalinya penyebaran Covid-19 usai dilakukannya vaksinasi serta menurunnya jumlah kematian akibat virus ini. 

Kondisi positif ini tentunya direspon oleh seluruh sektor untuk kembali bangkit. Roda perekonomian mulai berjalan dan pemulihan ekonomi terus digencarkan oleh pemerintah di tahun 2022 ini. 

Berbagai sektor tumbuh kembali, termasuk salah satunya pariwisata. Saat COVID-19 merajalela, sektor pariwisata begitu terdampak. Berdasarkan rangkuman Buku Tren Pariwisata 2021 yang diterbitkan oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, sejak Februari 2020 jumlah wisatawan mancanegara yang masuk ke Indonesia mengalami penurunan yang sangat drastis, dan puncaknya terjadi April 2020 dengan jumlah wisatawan hanya sebanyak 158 ribu. 

Apabila ditotal, sepanjang tahun 2020 jumlah wisatawan mancanegara yang masuk ke Indonesia hanya sekitar 4,052 juta orang atau hanya sekitar 25% dari tahun sebelumnya. Padahal hingga tahun 2021, terdapat sekitar 34 juta rakyat Indonesia yang bergantung pada sektor pariwisata.

Berbagai upaya pemulihan dan stimulus ekonomi dalam sektor pariwisata terus dilakukan baik dari pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. 

Para pelaku industri pariwisata terus berbenah dengan menyiapkan penerapan protokol kesehatan baik pada objek wisata, hotel maupun restoran untuk menumbuhkan kembali kepercayaan wisatawan akan keamanan berwisata. 

Penguatan sektor ekonomi andalan lainnya pada daerah yang bergantung pada sektor pariwisata seperti Provinsi Bali dan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) juga perlu dilakukan agar perekonomian lebih resisten dari berbagai shock yang mungkin terjadi usai pandemi.

Diperlukan build back better untuk menciptakan struktur perekonomian yang lebih resisten melalui pembangunan daerah yang inklusi akibat kontraksi usai pandemi.  

Build back better atau pulih lebih baik  menurut United Nations General Assembly didefinisikan sebagai proses pemulihan, rehabilitasi, dan rekonstruksi setelah bencana yang dimaksudkan untuk meningkatkan ketahanan sebuah bangsa dan komunitas dengan melakukan upaya pengurangan risiko bencana ke dalam proses perbaikan infrastruktur sistem fisik dan sistem sosial, serta revitalisasi sistem penghidupan, ekonomi, dan lingkungan. 

Konsep build back better atau pulih ke keadaan yang lebih baik memprioritaskan kesempatan untuk menata kembali sebuah masyarakat atau wilayah terdampak bencana telah diakui oleh berbagai hasil kajian penelitian seperti Becker & Reusser (2016) dan  Wisner (2017). 

Daerah yang terdampak bencana dapat mulai kembali menata perencanaan wilayahnya atau tata ruangnya yang selama ini masih kurang sensitif terhadap bahaya yang ada menjadi lebih mempertimbangkan risiko bencana yang mungkin terjadi. Selanjutnya, kemampuan untuk pulih lebih baik juga akan ditentukan dari kondisi sosial ekonomi wilayah yang terdampak bencana. Misalnya, potensi dan konflik sosial yang pernah terjadi. 

Konsep build back better dapat menjadi upaya yang dapat diterapkan di Bali dan DIY dalam menguatkan perekonomian. Melalui konsep ini, dilakukan kembali penataan perencanaan wilayah atau tata ruang yang selama ini masih kurang sensitif terhadap bahaya yang ada hingga menjadi lebih mempertimbangkan risiko bencana yang mungkin terjadi. 

Oleh karena itu, dengan konsep tersebut suatu inovasi dalam sektor pariwisata dengan memanfaatkan teknologi virtual trip yang diharapkan dapat membantu menguatkan perekonomian daerah yang bergantung pada sektor pariwisatanya.  

Virtual trip merupakan bentuk inovasi dan investasi dalam pengembangan sektor wisata yang  dapat memberikan multiplier effect bagi perekonomian masyarakat setempat.

Virtual trip berwujud website yang terintegrasi dengan teknologi 360 street views yang memungkinkan pengguna untuk melakukan kunjungan wisata secara virtual dengan tampilan tempat wisata yang dapat digerakkan ke segala arah.

Website ini dapat merangkum seluruh tempat wisata dan ditampilkan dalam bentuk video serta bisa diakses dengan harga murah. Nantinya dana yang didapatkan dari biaya akses tersebut akan disalurkan untuk perbaikan dan pengembangan tempat wisata setempat. 

Selain itu, website ini juga terintegrasi dengan fitur ticket online untuk memudahkan calon pengunjung membeli tiket sehingga pengguna website dapat berkunjung secara virtual tanpa dibatasi oleh tenaga, waktu, jarak dan biaya yang mahal. 

Teknologi kacamata 3D virtual reality yang terintegrasi dengan virtual trip dapat membuat  pengguna website akan melihat tampilan tiga dimensi dari tempat wisata yang mereka kunjungi. 

Selain relatif mudah untuk diakses, website ini penggunaanya juga tidak sulit untuk dipahami, sehingga bisa diakses oleh siapapun hanya bermodalkan kuota internet. 

Pengguna hanya perlu login ke halaman website, kemudian menggunakan fitur search dengan hanya mengetikkan identitas tempat wisata berupa nama dan lokasi, maka secara otomatis website akan menampilkan tempat wisata yang dituju. 

Tidak hanya itu, website ini juga dilengkapi dengan berbagai fitur unggulan seperti narasi dan sound effect, informasi kuota kunjungan, tour travel, trivia, online shop souvenir khas daerah, serta info tour guide, yang memberikan memberikan kemudahan bagi pengguna website yang akan menarik minat kunjungan wisatawan domestik maupun asing.

Virtual trip akan mampu memberikan multiplier effect dalam setiap lini perekonomian terutama dalam sektor pariwisata. Hal ini tentu akan mendorong sektor riil masyarakat setempat dan menciptakan struktur perekonomian yang lebih resisten. 

Selain itu, dengan pembangunan iklim pariwisata yang baik juga dapat menarik berbagai investasi yang membantu pemulihan ekonomi dapat berjalan. Dengan melibatkan warga desa setempat akan terbentuk suatu upaya pembangunan ekonomi secara bottom up.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun