Mohon tunggu...
Lailatul Syadiyah
Lailatul Syadiyah Mohon Tunggu... Penulis - Content Writer. Tertarik pada dunia religi, marketing manajemen, bussines, productivity, motivation, story telling, dan all about learning English.

Start from happiness

Selanjutnya

Tutup

Diary

Sialnya Jadi Content Writer

29 Juli 2024   16:13 Diperbarui: 29 Juli 2024   16:31 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Kembali kesini. Setelah sekian lama menghilang dari dunia kompasiana. Banyak sekali hal yang aku lalui, terutama di dunia tulis menulis. Aku lama tidak menulis, sebenernya karena agak trauma bekerja sampingan sebagai conten writer. Ah. Ternyata jenis pekerjaan yang ada embel-embelnya ‘content’ sangat-sangat lah tidak menentu, juga tidak begitu menyenangkan. Gak nentu, kadang ada pekerjaan kadang tidak. Jadinya kadang gajian, kadang juga tidak. 

Tergantung kita mau seperti apa menjalaninya. Kalau ada orang yang bilang pekerjaan ini menyenangan. AH, kok aku gak begitu percaya, karena menyenangkan bagiku itu ya, harus merasa senang hari-harinya. Pekerjaan mana yang membuat kita senang sepanjang waktu. Hahaha. Sudahlah kalau kamu mau percaya silakan saja. Gak percaya juga silakan. Yang jelas cuman itu yang aku rasakan saat ini. 

Saya juga suka nulis, suka banget. Nulis apapun. Ah, tapi jadi content writer ndak semenyenangkan itu kok. Karena kata menyenangkan itu bagiku gak ada ‘soro’ (jawa) nya ya. Tapi jadi content writer ini sungguh menggoda iman. Pengennya marah-marah terus. Saya juga suka dapat deadline. Tapi ketika jadi  content writer ini, kok deadline ini membuat kita semakin hari, semakin mau mati saja ya….

Tapi ada juga lo, yang kerja iya, tapi gak dibayar. Ah. Sudahlah. Sebenarnya hal itu yang membuat aku agak kapok nulis. Mungkin ada yang kalian, para pembaca ada yang mbatin, “ya ditagih to”. Aiih, susah woeee mental-mental sepertiku ini yang gampang gak enakan. Nagih-nagih kayak gitu mentok sekali ditambah basa-basi sekali. Sudah. Sisanya diam. Ahhh… teriak boleh ya….. kenapa coba kenapa. Ketika Tes MBTI hasilnya kepribadianku ini extrovert. Tapi kalau aku merasakan diriku sendiri ini, banyakan introvertnya. Kalau ada konflik selalu minta maaf dulu, gak berani mulai nambah konflik duluan.

Ah, si Plegmatis, cari aman saja hidupnya.

Tiga tahunan vacum tidak menulis di media online, Yap. Di media manapun. Astaghfirullah. Untungnya ada kegiatan lain ya,, walaupun gak jauh-jauh dari nulis juga. Tapi setelah kupikir-pikir lagi. Sudah lah, gak perlulah kapok nulis. Jadikan itu sebagai pelajaran berharga. Semua itu hanyalah bagian dari perjalanan hidup.  Kalau emang gak ada yang pakai jasa tulismu. Kamu nulis sendiri saja. Nulis untuk kesenaanganmu, kebahgaiaanmu. Cukup. Semangat mulai menulis lagi. Setidaknya bisa stress release, dari macam-macam kehidupan yang tak kau inginkan.

Terimakasih Kompasiana, kamu menjadi pelampiasanku kali ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun