Kajian Bersama Ustadz Weemar Aditya kali ini membehas tentang jenis penanggalan yang ada hingga saat ini. Jenis penanggalan yang kita kenal saat ini ada dua yaitu Penanggalan Masehi dan Penanggalan Hijriyah.Â
Kita sebagai kaum muslimpun bahkan lebih familiar penanggalan Masehi daripada Hijriyah. Sebenarnya bagaimana penanggalan Masehi itu terbentuk. Pada kesempatan ini Weemar Aditya akan membeberkan sejarah terbentuknya bulan-bulan yang ada pada penanggalan Masehi. Yap, kita akan bahas satu persatu mulai dari Januari hingga Desember. Â Namun sebelumnya kita juga akan membahas asal-usul nama hari.
Ustadz Weemar Aditya mengawalinya dengan sejarah zaman Romawi Kuno. Awal mulanya, ada seorang Kaisar yang menyembah Dewa Janus pada peradaban Romawi.
Dari Dewa Janus inilah muncul bulan Januari. Dia adalah dewa Permulaan Tahun. Memiliki nama romawi Ianuarius yang berarti Bulan Dewa Janus, berasal dari Bahasa Iauairius nanti muncul Januari. Kalau di film kartun ini dia adalah musuhnya Batman. Nama-nama itu telah dimasukkan ke dalam karakter-karakter dalam lagu ataupun film, sehingga kita mudah untuk mengingat. Dewa Janus ini kalau mau membunuh orang pakai koin. Jika dilempar mata koin yang beruntung berarti tidak jadi dibunuh, jika sial maka terbunuh, begitu juga seperti Dewa Keberuntungan dan Dewa Kesialan.
Maka dari itu, setiap pergantian tahun yang diingat adalah kita beruntung atau tidak antara tahun lalu dan tahun yang akan datang. Jadi jika kita merayakan tahun baru Masehi sama seperti merayakan Dewa Janes.
Kemudian hal ini diklaim juga oleh Paus Gregorius sebagai hari kelahiran Yesus Kristus. Sebenarnya kelahiran Yesus itu bukan pada bulan Desember tetapi agar warga Roma yang menyembah Pagan dan yang menyembah Nabi Isa bisa Bersatu sehingga terjadi asimilasi agama yang menjadikan nilai agama itu rusak. Itu di Timur Tengah.
Pada peradaban Romawi zaman dulu nenek moyang mereka menyembah Pagan dengan simbol api, hal ini adalah cara Syetan untuk mengelabui manusia agar menyembah mereka. Penyembahan terhadap Matahari pada kala itu sudah mnyebar di beberapa wilayah maka dari itu, penamaan bulan dalam kalender mereka juga diambil dari nama Dewa Matahari. Â
Dia lahir pada hari Minggu, kemudian penyembahan mereka dilakukan di hari Minggu itulah mengapa hari minggu disebut Sunday. Kalau Nasrani juga menggunakan hari Minggu sebagai hari ibadah mereka karena terjadi asimilasi antara Tuhan Yesus dan Dewa Matahari. Kalau pernah lihat gambar Salib dibelakangnya ada Matahari.
Kemudian penamaan hari selanjutnya juga berdasarkan Nama Dewa.
Senin: Dewa Bulan itu Moonday kemudian jadilah Monday yaitu Senin.
Selasa: Kemudian ada Dewa Tiu, Dewa Mars Dewa Perang, jadilah Tuesday
Rabu: Wednesday, itu Dewa Petir
Kamis: Dewa Petir memiliki anak, yakni Thors. Jadilah Thusrday.
Jumat: Kemudian Dewa Petir memiliki Ibu, namanya Dewi Frida, artinya Dewi Cinta, jadilah Friday.
Sabtu: Kemudian istri Dewa Petir adalah Saturday Dewi Pertanian dan Kesuburan.
Ustadz Weemar melanjutkan penjelasannya untuk penamaan nama-nama hari dalam Islam hanya disebut sebatas urutan angka dalam Arab saja. Diawali dengan hari Ahad dalam Bahasa Arab yang berarti satu. Dalam Bahasa Indonesia disebut Minggu. Kemudian Isnain: Senin. Tsulatsa': Selasa. Arbi'a': Rabu. Alkhomis: Kamis. Al Jumu'ah: Jumat. Sab'atun: Sabtu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H