Mohon tunggu...
Lailatul Syadiyah
Lailatul Syadiyah Mohon Tunggu... Penulis - Content Writer. Tertarik pada dunia religi, marketing manajemen, bussines, productivity, motivation, story telling, dan all about learning English.

Start from happiness

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Ustadz Weemar Aditya: Metode Dakwah Diam-Diam Rosulullah

26 Juni 2021   07:52 Diperbarui: 26 Juni 2021   21:49 147
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Ustadz Weemar Aditya melanjutkan cerita Islam datang dengan membawa sesuatu yang ditentang oleh mereka yang memiliki kepentingan, baik ekonomi maupun politik. Seperti Islam memerintahkan untuk membebaskan budak. Bagi para budak hal ini merupakan berita gembira, namun bagi para pemilik budak mereka merasa dirugikan.

Ketika muncul firman Allah Qs. Al Baqoroh ayat 275, berikut ini adalah potongannya saja:

"Dan Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba."

Orang-orang yang menjalankan praktek riba, setelah muncul perintah untuk menjauhi riba ini merasa sangat dirugikan dan memilih untuk menentang ajaran yang dibawa oleh Nabi Muhammad.

Kemudian perintah untuk hanya menikahi maksimal 4 istri saja. Seperti yang tercantum dalam QS An.Nisa' ayat 3:

"Dan jika kamu khawatir tidak akan mampu berlaku adil terhadap (hak-hak) perempuan yatim (bilamana kamu menikahinya), maka nikahilah perempuan (lain) yang kamu senangi: dua, tiga atau empat. Tetapi jika kamu khawatir tidak akan mampu berlaku adil, maka (nikahilah) seorang saja, atau hamba sahaya perempuan yang kamu miliki. Yang demikian itu lebih dekat agar kamu tidak berbuat zalim."

Hal ini tidak bisa diterima oleh mereka yang telah beristri puluhan atau lebih  karena dianggap merusak standart yang telah mereka terapkan sebelumnya. Kususnya penguasa atau para tokoh di Jazirah Arab.

Dengan emosi yang memihak pada Rosulullah Ustadz Weemar Aditya menuturkan kekesalan para penguasa kota Mekkah semakin menjadi hingga terjadi embargo ekonomi untuk para pengikut Muhammad. Mereka dilarang berdagang di Mekkah. Sedangkan letak geografis Mekkah pada saat itu sangat tidak memungkinkan untuk berdagang di luar Mekkah, karena begitu warga keluar dari Mekkah yang mereka jumpai hanyalah padang pasir yang tandus jauh dari kehidupan.

Karena hal itulah Rosulullah memutuskan untuk melakukan dakwah secara diam-diam. Namun, tak berlangsung lama Rosulullah mendapatkan wahyu untuk berdakwah secara terang-terangan, namun perlawanan demi perlawanan itu tak kunjung surut justru semakin merajalela. Bahkan para pengikut Rosulullah yang berstatus sebagai budak, bukan malah dibebaskan, namun mereka harus menerima siksaan yang sangat pedih hingga akhir hayatnya demi masuk Islam.

Ustadz Weemar Aditya  memutarkan film dokumenter tentang penyiksaan dan penghinaan yang dilakukan orang-orang yang tidak suka dengan Rosulullah ini sangat banyak, salah satu contohnya adalah Ummayyah bin Kholaf tega menyiram kotoran unta saat Rasul sujud di depan Ka'bah. Kemudian Fathimah membersihkan kotoran tersebut dari Rosulullah, ketika beliau terbangun dari sujud, berdoa kepada Allah agar dia diberi Adzab. Maka setelah itu timbullah rasa takut dan was-was dalam hati mereka.

Baca juga cerita sebelumnya disini

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun