Mohon tunggu...
Lailatul Syadiyah
Lailatul Syadiyah Mohon Tunggu... Penulis - Content Writer. Tertarik pada dunia religi, marketing manajemen, bussines, productivity, motivation, story telling, dan all about learning English.

Start from happiness

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Weemar Aditya: Cerita Kelahiran Rosulullah

25 Juni 2021   08:54 Diperbarui: 25 Juni 2021   08:59 111
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada suatu kesempatan, saya mengikuti pengajian dakwah Ustadz Weemar Aditya dan saya merasa cerita ini lagi-lagi menusuk relung saya. Jadi hati saya tergerak untuk menuliskannya kembali disini dan ingin berbagi kepada teman-teman semua.  Cerita ini merupakan cerita perjalanan Rasulullah dalam memperjuangkan Islam. Banyak sekali cerita beliau ini yang menggambarkan sebuah perjuangan yang patut diteruskan jejak tauladannya. Sebagai umat Islam sudah sepatutnya kita mengetahui dan mengimani perkembangan Islam dari sebelum Islam itu muncul, ya ketika Nabi Muhammad SAW belum lahir. Cerita ini akan dibagi menjadi 4 bagian, yakni:

  1. Cerita Kelahiran Rosulullah
  2. Jaman Jahiliyah sebelum Rasulullah diangkat sebagai Rasul
  3. Metode Dakwah Rasulullah
  4. Berita Besar Penghapus Kesedihan

Cerita Kelahiran Rosulullah 

Jauh sebelum Nabi Muhammad lahir, sekitar 600 tahun sebelumnya Nabi Isa sudah mengabarkan kepada umatnya melalui Al Kitab mereka bahwa nanti akan ada Nabi baru yang menyempurnakan agama Nabi Isa.

Hari menuju kelahiran Rasul, seluruh alam ingin menyambut. Arab yang terkenal dengan tanah yang tandus, pohon kurma yang telah lama tidak berbuah menjelang kelahiran Rasulullah berbuah dengan lebatnya. Kambing-kambing Kemudian Abu Thalib kakek Rasul bermimpi didatangi oleh Nabi Adam hingga Nabi Isa untuk memberi pesan kepada Abdul Muthalib untuk memberi nama anak ini Muhammad.

Hari kelahiran Nabi Muhammad bertepatan dengan Tahun Gajah. Nama tahun pada saat itu dibuat berdasarkan kejadian yang terjadi pada saat itu. kenapa diberi nama Tahun Gajah, karena ada kejadian yang menakjubkan 40 hari sebelum kelahiran Nabi Muhammad. Raja Abrahah yang mempunyai katedral yang sangat megah dengan tujuan agar orang Arab meninggalkan Ka'bah kemudian datang ke katedral AL Qullais  tetapi justru tidak ada orang yang datang. Malah yang datang orang hanya  Arab Badui yang numpang pipis. Kemudian dia marah dan mendatangkan pasukan Gajah untuk meyerang ka'bah. Untuk melindungi Ka'bah dari pasukan Gajah, Allah mendatangkan burung-burung Ababil yang datang dari neraka yang membawa kerikil panas bara api neraka. Bara api neraka yang mengenai tubuh ini menjalar ke seluruh tubuh para pasukan mematikan menggerogoti seperti daun dimakan ulat.

Hari lahirnya Nabi Muhammad langit terang di malam hari seperti kala siang. Orang-orang  Yahudi dan Quraisy semua keluar rumah dan mangamini bahwa Nabi baru telah lahir.

Keesokan harinya Abu Thalib mengumumkan pada seluruh orang Arab, dan orang-orang  Arab takjub mendengar nama itu, karena sebelumnya belum pernah ada nama itu. "Ini adalah cucuku Muhammad". Seru Abu Thalib pada seluruh Jazirah Arab.

Nasab Rasul adalah nasab yang bagus. Kakek beliau adalah orang terpandang dan kaya raya. Kendati demikian, Rasul tidak lantas mendapat kemewahan layaknya anak sultan zaman sekarang yang sehabis lahir, semua serba ada.

Ketika lahir sudah tidak punya bapak dan kakeknya yang kaya raya juga meninggal, kemudian beliau dititipkan kepada pamannya yang paling miskin yakni Abu Thalib sehingga beliau harus membantu perekonimian keluarga menjadi pengembala kambing,  berdagang sampai ke negeri Syam.

Saat belia, beliau bahkan mendapat julukan Al Amiin bahkan  ketika di Mekkah sedang terjadi perseteruan pembongkaran Ka'bah, kemudian para tetua Arab berebut siapa yang akan mengembalikan Hajar Aswad itu, maka Nabi lah yang diutus untuk mengembalikan itu walalu  beliau masih sangat belia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun