Kapan kamu merasa kematianmu sudah mulai dekat?
Sebuah pertanyaan yang seharusnya tidak lagi menakutkan, karena ujung dari kehidupan ini adalah kematian. Namun, kita tidak pernah tahu jawabannya, dan kematian itu bisa datang kapanpun. Waktu yang paling dekat adalah detik itu juga saat engkau mulai bertanya-tanya.
Di postingan saya sebelumnya, sudah lumayan lama, saya pernah bertanya kenapa ada saya. Saya yang bertanggung jawab atas diri saya sendiri di akhirat kelak. Kenapa ini saya, dan yang lainnya itu adalah kamu, dia, dan mereka juga memiliki tolok ukur keimanan yang sama di hadapan Allah. Tetapi kenapa Ya Allah untuk merealisasikannya, kita sering kali berselisih pendapat hingga muncul pertengkaran.
Weemar Aditya memberikan penjelasan yang sangat logis, luwes, serta disertai dengan dalil naqli menjawab pertanyaan saya itu, setidaknya jawaban beliau bisa larut dalam pikiran saya hingga terbawa ke dalam mimpi. Â Penjelasan beliau kurang lebih seperti ini: Semua yang ada dalam tubuh kita ini bukan lah kita. Maksudnya bagaimana? Lalu kita ini siapa?
Awalnya saya juga bingung dengan jawaban ini. Maksudnya bagaimana, sebenarnya jika kita bukan kita lalu kenapa kita merasa memiliki tubuh ini tubuh kita? Lalu ketika kita mati kelak tubuh ini akan dikubur ke liang lahat. Apa yang terjadi? Hanya pengapkah? Jelas jawabannya tidak.
Kita sebenarnya adalah ruh yang ditiupkan ke dalam jasad sehingga jasad itu terlihat hidup. Padahal teman-teman harus tahu yang hidup disini adalah ruh. Ruh lah yang hidup sehingga bisa menggerakkan tubuh ini.
Makna dari semua yang kita miliki hanyalah titipan terungkap sudah. Termasuk tubuh yang kita punya ini hanyalah titipan Allah, yang kapanpun bisa diambil oleh Sang Pemiliknya.
Tidak berhenti sampai disitu, Weemar Aditya juga membuat bulu kudukku meremang, karena ada hal yang juga mengerikan lagi, nanti ketika kita sudah meninggal, seluruh tubuh kita yang ketika di dunia ini kita anggap milik kita, di akhirat kelak mereka akan membuat pengakuan masing-masing, tiap anggota badan itu digunakan untuk apa saja.
Tangan, kaki, kepala, mulut, hingga kaki semua akan mengakui apa yang sudah roh mereka suruh padanya. Maka dari itu setelah kematian, roh itu akan diambil oleh Allah dan tubuh tidak akan merespon apapun lagi. Menyerah sudah. Roh pun tidak akan bisa mengelak dengan apa yang sudah badan akui. Semua terbongkar tanpa kita bisa mengelak. Â Weemarpun melanjutkan, kalau sebenernya kita sudah diberi simulasi kematian kecil oleh Allah, yaitu mimpi. Ketika kita bermimpi roh kita sedang jalan-jalan, sesuai dengan cerita dalam mimpi itu. Namun, ketika kita msih bisa bangun roh kitapun menyatu kembali dengan badan.
Detik itu juga, ketika Weemar Aditya menyampaikan tentang ini, ada dua sudut perasaan baru yang muncul, yaitu yang pertama, merasa tenang karena setelah meninggal tubuh ini tidak merasa pengap seperti apa yang saya bayangkan sebelumnya, terkubur di liang lahat. Yang kedua, merasa khawatir bahwa untuk menuju kematian, kita harus perbanyak amalan sholeh, mampukah saya mengarahkan seluruh anggota badan ini untuk hanya mengabdi di jalan Allah.
Wallahu a'lam. Semoga bermanfaat. Silakan masukan, kritik, dan sarannya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H