Nanti pada kehidupan selanjutnya, penghuni neraka itu akan ditanya oleh Malaikat Pejaga Neraka. Â
"Apakah belum datang Rasul-Rasul kepadamu untuk memberitahumu tentang hidup dalam Islam?"
Para penghuni neraka itu akan menjawab dengan penuh penyesalan yang mendalam, "Ada, tapi kami tolak mereka."
Kemudian, Ustadz Weemar Aditya mengingatkan kita dalam dakwahnya, "Makanya hati-hati dengan teman-temanmu yang pernah mengajakmu datang ke kajian-kajian. Atau mengajakmu melakukan amal ibadah."
Mereka semua bukan sok suci, tetapi mereka telah menyadari kehidupan selanjutnya itu sangat mengerikan. Jika mau berpikir sejak sekarang seharusnya kita bersyukur telah diberi gambaran tentang kehidupan neraka di akhirat kelak. Sehingga kita masih bisa berusaha untuk menghindarinya.
Perjalanan di kehidupan akhirat itu sangat panjang. Neraka itu sangat dalam dan berlapis-lapis. Perjalananannya hingga 70 tahun. Betapa bisa dianalogikan saat kita berdiri di bawah terik matahari pada jam 12 siang saja, kita sudah tidak tahan, lantas bagaimana jika kita dijebloskan ke dalam api neraka selama 70 tahun. Siapa yang sanggup menahannya?
Malaikat-malaikat memutari mereka, kemudian mereka berteriak, bahwa semua orang telah datang padanya, tetapi mereka menolak. Para penghuni neraka itu berteriak meminta tolong.
"Wahai Malaikat, Katakanlah pada TuhanMu, aku meminta pertolongan kepadaNya. Sehari saja."
Malaikat Malik menjawab, "Berdoalah kamu dan doa orang-orang kafir hanyalah sia-sia belaka."
Saat dibuka pintu neraka, saat itu taka da satupun yang bisa menolong para penghuni neraka. Dan Allah juga telah tidak peduli terhadap mereka. Â Sehingga malaikat hanya bisa meledek bahwa percuma doa orang-orang kafir sudah tak lagi ada gunanya. Â
Sesungguhnya bukan hanya doa orang kafir di akhirat kelak yang sia-sia. Namun amal ibadah orang-orang kafir di dunia juga disebutkan adalah amal fatamorgana. Kebaikannya di terima di dunia, namun di akhirat tidak menjadi catatan amal kebaikan. Seperti bunyi AL Quran Surat Annuur: 34 di bawah ini: