Ustadz Weemar Aditya- RISKA ( Remaja Islam Sunda Kelapa)
Seorang wartawan bertanya kepada biksu. Apa yang membuat anda surprise dalam hidup ini?
Dengan ringan biksu menjawab, "Seorang laki-laki."
Wartawan itu masih menunggu jawaban biksu selanjutnya. "Ya, seorang laki-laki itu bekerja siang dan malam untuk mengejar sesuatu yang ingin ia nikmati di hari tuanya. Namun, ketika sudah tua, dia sakit-sakitan, sehingga seluruh uangnya habis untuk pengobatan di masa tuanya. Kemudian seorang laki-laki itupun masih juga mengkhawatirkan tentang masa depannya, masa depan anak-anaknya yang ada di depan mata.
Tahukah kita bahwa Allah itu sudah menjamin rizki kita selama kita hidup. Hal ini telah disebutkan dalam Al Quran Surat Adz Dzariat ayat 22-23:
"Dan di langit terdapat (sebab-sebab) rezekimu dan apa yang dijanjikan kepadamu."
"Maka demi Tuhan langit dan bumi, sungguh, apa yang dijanjikan itu pasti terjadi seperti apa yang kamu ucapkan."
Dalam ayat tersebut Allah menjamin dengan menegaskankan menggunakan kalimat Demi langit dan bumi, maka jaminan itu sudah dipastikan dari Allah. Allah telah menjamin rizki itu. Tak perlu diragukan lagi janji Allah. Dia pasti menepati.
Seperti filosofi burung dalam mendapatkan rezekinya. Apakah pernah suatu kali kita mendapati ada burung yang menimbun harta benda (makanan)? Â Sama sekali tidak ada bukan? Namun, tak pernah sekalipun burung itu kelaparan dalam hidupnya. Bahkan induk burung bisa memberi makan anak-anaknya.
Jadi dalam hal ini bukan bermaksud mencontoh burung dalam mencari rezeki, tetapi contohlah burung dalam semangat mencari rizki. Setiap hari menjemput rizki pada hari itu, namun, tidak pernah risau dengan rizki esok hari. Itulah burung, sepenuhnya menyerahkan urusan rizki dengan bertawakkal pada Allah.
Lalu, muncullah sebuah pertanyaan selanjutnya, jika rizki itu sudah dijamin, berarti kita tidak perlu mencarinya lagi? Ternyata bukan seperti itu konsepnya. Yang dimaksud sudah dijamin disini adalah Allah pasti menurunkan rizki untuk mereka yang mau berusaha. Rizki yang diturunkan itu juga sesuai dengan kadar usaha setiap manusia. Karena akan sangat berbeda sekali kadar rizki antara orang yang benar-benar berjuang dengan seorang pemalas. Disinilah letak keadilan Allah. Allah akan merubah nasib suatu kaum jika dari kaum itu sendiri yang menghendakinya.