Surabaya, 29 Juni 2024 -Â
Sebuah tim mahasiswa yang terdiri dari Yulia, Rokhania, Qur`ana, Nabila, dan Dirty dari Program Studi Kebidanan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surabaya (UM Surabaya) telah meluncurkan program edukasi inovatif yang bertujuan untuk mencegah pelecehan seksual di kalangan remaja. Program bertajuk "Remaja Sehat, Surabaya Kuat" ini merupakan respons terhadap meningkatnya kasus pelecehan seksual yang dilaporkan di kalangan remaja Surabaya dalam beberapa tahun terakhir.
Koordinator program, Yulia, mahasiswa semester 8, menjelaskan latar belakang inisiatif ini, "Sebagai calon bidan, kami merasa bertanggung jawab untuk memberikan edukasi yang komprehensif tentang kesehatan reproduksi dan pencegahan pelecehan seksual. Kami melihat adanya kesenjangan pengetahuan yang signifikan di kalangan remaja terkait isu-isu ini."
Program ini terdiri dari beberapa komponen utama:
1. Penyuluhan di RT 01 RW 14 Simokerto, Kec.Simokerto, Surabaya:
  Tim mahasiswa kebidanan UM Surabaya telah mengunjungi Rw tersebut untuk memberikan presentasi interaktif tentang consent, batasan pribadi, dan cara mengidentifikasi serta melaporkan pelecehan seksual.
2. Seminar Kesehatan Reproduksi Remaja:
  Dilaksanakan di balai kesehatan, seminar ini terbuka untuk remaja dan membahas topik-topik seperti pubertas, kesehatan menstruasi, dan pencegahan kehamilan tidak diinginkan.
3. Kampanye Media Sosial:
  Tim mahasiswa aktif membuat konten edukatif yang disebarluaskan melalui Instagram menjangkau ribuan remaja Surabaya.
4. Pelatihan Peer Educator:
  Program ini melatih relawan remaja untuk menjadi peer educator, sehingga dapat menyebarkan informasi ke lingkaran sosial mereka.
Dampak program ini mulai terlihat. Survei awal menunjukkan bahwa 75% remaja yang berpartisipasi melaporkan peningkatan pemahaman tentang consent dan pelecehan seksual. Lebih lanjut, 70% menyatakan mereka kini lebih percaya diri untuk melaporkan insiden pelecehan jika mereka menyaksikan atau mengalaminya.
Salma, siswi SMA kelas 10 yang mengikuti program ini, berbagi pengalamannya, "Saya sangat terkesan dengan cara mahasiswa kak Rokhania dan timnya menjelaskan topik-topik sensitif ini. Mereka membuat kami merasa nyaman untuk bertanya dan berdiskusi."
Tantangan tetap ada, terutama dalam menyeimbangkan keterbukaan diskusi dengan sensitivitas budaya dan agama. Namun, tim mahasiswa UM Surabaya terus berinovasi untuk mengatasi hal ini. Â Rokhania menutup dengan refleksi, "Sebagai mahasiswa Muhammadiyah, kami diajarkan untuk selalu bermanfaat bagi masyarakat. Melalui program ini, kami berharap dapat berkontribusi dalam menciptakan generasi muda yang sehat, berakhlak mulia, dan mampu melindungi diri dari pelecehan seksual."
Dengan kombinasi pengetahuan medis, nilai-nilai Islam, dan semangat pengabdian masyarakat, program "Remaja Sehat, Surabaya Kuat" ini menjadi contoh bagaimana mahasiswa dapat menjadi agen perubahan dalam isu-isu sosial yang kritis, sambil tetap menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan budaya.