Mohon tunggu...
Lailatul Rokhmawati
Lailatul Rokhmawati Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Psikologi UMM

It's about time, chill

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Keterlibatan Atensi dan Persepsi pada Fan War K-Pop, Adakah Dalilnya dalam Islam?

10 Juni 2021   14:41 Diperbarui: 10 Juni 2021   14:46 227
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Siapa sih yang tidak kenal negeri ginseng? negara yang terkenal akan musik popnya yang biasa disebut K-pop atau Korean Pop, identik dengan girl atau boy group yang berpenampilan menarik, body goals, dan berwujud mulus. Bahkan terdapat istilah fandom(kumpulan penggemar dari idol masing-masing) dari setiap nama-nama K-pop yang ada di Korea. Saking banyaknya fandom ini yang berarti atensi dan persepsi dari masing-masing individu dalam fandom terutama di Indonesia menjadi semakin besar sehingga menimbulkan adanya fan war. 

Oh iya ada yang belum tahu apa itu Fan war yah? Fan war adalah perselisihan antara penggemar satu dengan penggemar lainnya sebagai bentuk melindungi idol Kpop yang mereka idolakan dalam berbagai konteks. Fan war dapat terpicu dengan masalah sekecil apapun itu apabila penggemar dari fandom lain dianggap mengusik fandom mereka. Hal itu seperti RAS, kemerduan saat bernyanyi, posisi di tangga lagu, jumlah viewers youtube. Mereka tidak terima jika idolanya dijatuhkan harga dirinya. Fandom akan melakukan segala cara untuk memuaskan emosinya terhadap fandom lain meskipun hanya melalui sosial media.

Kalian pasti sering dengar kata persepsi, yah benar. Persepsi adalah tanggapan atau proses seseorang mengetahui beberapa hal hanya melalui panca indra mereka. Pengertian lain dari persepsi adalah proses yang digunakan individu dalam mengelola dan menafsirkan kesan indera mereka dalam rangka memberikan makna kepada lingkungan mereka (Stephen P. Robbins, 2003). Dengan demikian bisa ditarik kesimpulan kalau persepsi adalah suatu proses menginformasikan objek melalui indera kita, mereka juga memaknai apa yang terjadi pada suatu objek. Namun apa yang kita persepsikan terkadang berbeda dari kenyataan obyektif.

Dalam kehidupan kita selalu menghasilkan persepsi-persepsi dari apa yang diinderakan terhadap lingkungan sekitar. Kemudian setiap orang memiliki kesan terhadap lingkungan yang berbeda-beda tergantung tingkat pengetahuan dan pengalamannya masing-masing. Oleh karena itu sudah sewajarnya apabila setiap orang ternyata memiliki persepsi berbeda antara satu individu dengan individu lain atau antara satu kelompok dengan kelompok lain. Mereka hanya mempersepsikan apa yang dia lihat dan sukai seperti pada fandom K-Pop satu dengan yang lain yang berbeda persepsi, hingga sampai menimbulkan perselisihan besar.

Lalu apa itu atensi? Apa hubungannya sama Fan war K-Pop? Jadi gini, Atensi(attention) adalah pemusatan pikiran, dalam bentuk yang jernih dan gamblang terhadap sejumlah objek stimulan atau sekelompok pikiran (William James, 1890). Seperti Selective Attention mereka akan memfokuskan perhatian pada salah satu informasi dan mengabaikan informasi lainnya yang kurang berhubungan. Dalam artian mereka sebagai penggemar yang fanatik hanya fokus pada satu idola K-Pop saja, dan yang lain diabaikan. Dalam atensi juga ada Divided Attention dalam artian kita bisa memusatkan aktivitas mental pada dua atau lebih kegiatan yang dilakukan pada waktu yang bersamaan, misalnya mereka yang menjadi fandom atau penggemar idoal K-Pop seperti aespa dan diwaktu bersamaan menghabiskan waktunya hanya untuk menghina penggemar K-pop lain seperti weeekly.

Dari sini kita tahu bahwa para penggemar K-Pop memiliki banyak waktu untuk mempersepsi dan mengatensi fandom satu dengan yang lain. Jadi Penggemar ini menempatkan diri mereka sebagai seseorang yang ikut merasakan apa yang sedang dialami oleh idola mereka. mereka melihat bahwa fandom lain mengidolakan penyanyi yang salah atau wajahnya tidak cukup menggoda untuk diidolakan orang banyak. Padahal mereka sekedar mempersepsikan suatu keadaan berdasarkan apa yang dia lihat mengenai girl atau boy group yang tidak mereka idolakan dan mengatensikannya hanya pada salah satu K-Pop yang membuatnya terkesan saja atau diidolakan.

Lantas apa hubungannya dengan islam? Kita sebagai umat islam yang juga jadi bagian dari penggemar K-Pop seharusnya tidak ikut andil dalam Fan War itu. Seperti yang Allah SWT firmankan "Sesungguhnya orang-orang Mukmin adalah bersaudara, karena itu damaikanlah antara kedua saudaramu, dan bertaqwalah kepada Allah, supaya kamu mendapat rahmat" (QS. Al-Hujurat [49]:10). Jadi ketika kita bertengkar atau saling beradu komentar di sosial media, bahkan secara spontanitas kita menulis dengan kata-kata kotor itu dilarang oleh Allah. Meski mungkin bagi mereka tidak apa-apa selama menulis kata-kata kotor ini bukan diucapkan secara langsung. Namun, itu sama saja karena mereka tidak menjaga jarinya untuk berbuat yang baik, dan ketika kita menulis perkataan kasar tanpa disadari hati kita ikut mengucapkannya, mungkin kita tidak merasa tapi Allah Maha Mengetahui. Seperti pada firman-Nya "Allah tidak menyukai ucapan buruk, (yang diucapkan) dengan terus terang kecuali oleh orang yang dianiaya (dizalimi). Allah itu Maha mendengar lagi Maha Mengetahui." (QS. An-Nisa [4]: 148)

 

Referensi

Aditya Rifan. 2020. Hukum Berkata Kotor Dalam Islam, Benar-Benar Dibenci Allah SWT. 07 Mei 2020.

Agnensia P. Natazha. 2019. Fan War Fans K-pop dan Keterlibatan Pengemar dalam Media Sosial Instagram. Tesis. Universitas Airlangga.

Kalat W. James. 2013. Biological Psychology. Edisi ke-12. Cengage Learning. Boston. USA.

Sarlito W. Sarwono. 2010. Pengantar Psikologi Umum. Rajawali Pers. Jakarta.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun