Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) adalah negara yang memiliki kepualauan terbanyak di dunia, Indonesia dilansir memiliki 18.110 pulau dengan garis pantai yang di miliki sepanjang 108.000 km. Menjadikan kepulaun yang dimiliki Indonesia di kelilingi oleh laut.Â
Selain fakta bahwa kepulauan Indonesia di kelilingi oleh laut, Negara Indonesia juga di kelilingi oleh pegunungan dan gunung api aktif yang menjadikan Indonesia kaya akan ragam hayati. Memilik bentang yang sangat luas dengan kondisi geografis seperti itu membuat Indonesia sangat di untungkan dalam sektor pariwisata. Pertumbuhan ekonomi suatu Negara mencerminkan adanya kenaikan kemampuan suatu Negara untuk menyediakan semakin banyak jenis barang ekonomi kepada penduduknya serta meningkatnya pendapatan perkapita penduduknya.
Sektor pariwisata adalah sektor yang dimiliki Indonesia untuk meningkatkan pembangunan ekonomi. Parawisata berkaitan erat dengan pertumbuhan ekonomi karena dalam bidang ekonomi bisa memberikan manfaat seperti membuka kesempatan kerja dan lapangan kerja bagi para penduduk Indonesia baik manfaat yang dirasakan secara langsungsung maupun tidak langsung. Indonesia mempunyai potensi pariwisata besar yang diharapkan bisa meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Kegiatan kepariwisataan diharapkan mampu menjadi salah satu kekuatan pembangunan yang dapat diandalkan.Â
Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan menyatakan bahwa kepariwisataan bertujuan antara lain untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi, meningkatkan kesejahteraan rakyat, menghapuskan kemiskinan, mengatasi pengangguran, memajukan kebudayaan, dan mengangkat citra bangsa.
Pariwisata merupakan sektor penggerak ekonomi yang terus mengalami peningkatan kontribusi hingga 2019. Parawisata dapat membantu pertumbuhan ekonomi di Indonesia karena sektor pariwisata penyumbang untuk pendapatan domestik bruto setiap tahunnya. Industri pariwisata di Indonesia sendiri mencakup beberapa lapangan usaha, diantaranya penyediaan jasa akomodasi bagi wisatawan, penyediaan jasa makan dan minum, dan penyediaan jasa angkutan (rel, angkutan darat, angkutan air, angkutan udara) untuk penumpang.
Hubungan industri perhotelan dengan pariwisata dari sisi ekonomi dapat dilihat dari indikator-indikator tersebut. Semakin tinggi jumlah wisatawan yang berkunjung maka semakin banyak belanja wisatawan di suatu daerah. Lama tinggal wisatawan juga berkontribusi bagi pendapatan daerah. Semakin lama wisatawan tinggal di suatu daerah maka semakin banyak uang yang dibelanjakan dan berputar didaerah tersebut. Demikian juga dengan tingkat hunian, semakin tinggi tingkat hunian hotel berarti semakin banyak jumlah kamar terjual yang artinya semakin banyak pula pajak yang dibayarkan kepada daerah tersebut
Statistik Wisatawan Mancanegara pada Berita Resmi Statistik menyebutkan bahwa jumlah kunjungan wisman ke Indonesia pada Desember 2022 mencapai 895,12 ribu kunjungan. Jumlah kunjungan tersebut naik 447,08 persen dibandingkan dengan kondisi Desember 2021. Peningkatan jumlah wisatawan perlu diimbangi dengan peningkatan penyediaan kamar akomodasi. Wisatawan yang berkunjung ke daerah tujuan wisata tentu membutuhkan tempat untuk menginap. Oleh karena itu, industri perhotelan merupakan salah satu unsur pariwisata yang penting karena dapat menjadi tolak ukur keberhasilan suatu daerah dalam mempromosikan sekaligus mendatangkan wisatawan
Perhotelan ini dapat menjadi tumpuan dalam pertumbuhan ekonomi Indonesia dalam sektor parawisata. Mengacu pada penghitungan PDB yang dilansir BPS, ekonomi Indonesia tumbuh 5,31 persen pada tahun 2022, lebih tinggi dibanding capaian tahun 2021 yang mengalami pertumbuhan sebesar 3,70 persen.nTingkat Penghunian Kamar (TPK) merupakan salah satu indikator untuk melihat perkembangan kinerja usaha penyedia akomodasi/hotel pada periode tertentu. Tahun 2022, TPK hotel bintang meningkat mencapai 47,35 persen. TPK hotel nonbintang juga meningkat meskipun jumlah tamu turun 4 persen. Hal ini dikarenakan pengunjung pindah ke hotel bintang.
Dibandingkan tahun 2021, TPK meningkat pada seluruh kelas hotel bintang. TPK tertinggi terjadi pada kelas hotel bintang 5, yaitu sebesar 50,43 persen, meningkat 16,04 poin dibandingkan pada tahun 2021 (34,39 persen). TPK terendah terjadi pada kelas hotel bintang 1, yaitu sebesar 32,51 persen. Secara nasional, tingkat penghunian kamar tertinggi tercatat di Provinsi Kalimantan Timur yang mencapai 62,00 persen dan terendah di Provinsi Sulawesi Barat yang hanya mencapai 29,34 persen. Jika dibandingkan tahun 2021, kenaikan tingkat penghunian kamar tertinggi tercatat di Provinsi Bali sebesar 23,01 poin.
Jumlah tamu yang datang dan menginap pada hotel bintang di Indonesia selama tahun 2022 mencapai 67,56 juta orang. Jumlah ini mengalami kenaikan 20,40 juta tamu atau 43,27 persen bila dibandingkan dengan keadaan pada 2021 yang mencapai 47,16 juta orang.Tamu asing yang datang dan menginap pada hotel bintang mencapai 3,03 juta orang atau sebanyak 4,48 persen dari seluruh tamu yang datang dan menginap. Jumlah ini meningkat sebanyak 2,38 juta orang atau 366,42 persen jika dibandingkan dengan keadaan tahun 2021 yang mencapai 649,13 ribu orang.
Tamu domestik yang datang dan menginap di hotel bintang pada tahun 2022 tercatat sebanyak 64,53 juta orang. Jika dibandingkan dengan keadaan tahun 2021 yang sebanyak 46,51 juta orang, terjadi kenaikan sebanyak 18,03 juta orang atau naik 38,76 persen. Sementara di tahun 2020 jumlah tamu domestik mencapai 36,05 juta orang.