Mohon tunggu...
Lailatul Maulida
Lailatul Maulida Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Seorang Penulis Buku dan Blogger. Mahasiswi S2 / Magister Pembangunan Sosial dan Kesejahteraan Universitas Gadjah Mada

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Pesan Ayah: Jangan Capek Jadi Orang Baik

14 Maret 2021   06:05 Diperbarui: 14 Maret 2021   06:23 2914
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

"Ayah, kenapa ya kita seringkali menganggap penting orang-orang yang kenyataannya selalu mengabaikan kita? Rasanya kita dicari waktu dia butuh bantuan dan selalu saja kita ada untuk membantu. Kita nggak punya alasan lain untuk menolak sekalipun orang-orang lebih banyak melupakan daripada selalu mengingat kita"

"Apakah manusia dicari kalau butuh saja Yah? Apakah kalau manusia tidak perlu bantuan kita, mereka akan dengan mudah melupakan kita? Kemudian menganggap kita tidak ada. Apakah sekejam itu ya Yah?"

Ayah: 

"Nak apakah kata penting dan tidak penting adalahpPrioritas untuk rioritas untuk membantu yang lain? Apakah menjadi baik harus dicatat dulu siapa manusianya, apakah dia golongan orang yang mengingat kita atau melupakan kita. Apakah berbuat baik harus selalu didoktrin dengan kalimat " tapi mereka datang kalau ada maunya saja?"

"Tuhan menitipkan kebaikan pada setiap perasaan manusia. Pada hati terdalam terbuka jendela yang sangat luas supaya kita mau membagikan kebaikan itu. Selama kebaikan bisa untuk meringankan yang lain, bukankah hal baik juga akan kembali ke yang memberi? Apa yang kita beri adalah apa yang akan kita terima Nak. Jadi manusia nggak boleh pandang bulu ya sama kebaikan dan berbuat baik"

--

"Tapi manusia seringkali melupakan kita kalau lagi senang Yah. Ketika sedang susah kita dianggap layaknya perhiasan yang berharga. Selalu dicari. Ketika sedang bahagia, orang-orang begitu mudahnya pergi kemudian melupakan siapa saja yang menemani mereka ketika jatuh dan kesusahan."

Ayah:

"Kita nggak punya andil apapun atas manusia Nak. Kita nggak bisa mengatur perasaan dan ingatan orang lain karena itu bukan punya kita. Itu bukan hak kita. Kebaikan nggak perlu harus minta diingat karena sudah berbuat baik. Hal baik tidak perlu pengakuan. Kalau hati kita besar, mau diingat atau tidak, nggak membuat kita untuk capek jadi orang baik."

" Nak, manusia itu sementara nggak ada yang sejati. Nggak perlu memusingkan apakah kebaikan kita diingat atau dilupakan. Terus saja memberi kebaikan. Terus saja menjadi baik. Kalau orang lain bisa melupakan, kebaikan itu sendiri akan selalu abadi. Akan selalu membawa pemiliknya yang ikhlas kepada hal baik yang lebih besar. Semesta saksinya."

--

Pada hari yang kenyataannya makin berat. Tapi Ayah bilang, nggak boleh capek jadi orang baik. Nggak boleh capek berbuat baik.

Jalan terus. Tetap jadi manusia. Karena hanya itu yang kita bisa. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun