"Ayah, kenapa ya kita seringkali menganggap penting orang-orang yang kenyataannya selalu mengabaikan kita? Rasanya kita dicari waktu dia butuh bantuan dan selalu saja kita ada untuk membantu. Kita nggak punya alasan lain untuk menolak sekalipun orang-orang lebih banyak melupakan daripada selalu mengingat kita"
"Apakah manusia dicari kalau butuh saja Yah? Apakah kalau manusia tidak perlu bantuan kita, mereka akan dengan mudah melupakan kita? Kemudian menganggap kita tidak ada. Apakah sekejam itu ya Yah?"
Ayah:Â
"Nak apakah kata penting dan tidak penting adalahpPrioritas untuk rioritas untuk membantu yang lain? Apakah menjadi baik harus dicatat dulu siapa manusianya, apakah dia golongan orang yang mengingat kita atau melupakan kita. Apakah berbuat baik harus selalu didoktrin dengan kalimat " tapi mereka datang kalau ada maunya saja?"
"Tuhan menitipkan kebaikan pada setiap perasaan manusia. Pada hati terdalam terbuka jendela yang sangat luas supaya kita mau membagikan kebaikan itu. Selama kebaikan bisa untuk meringankan yang lain, bukankah hal baik juga akan kembali ke yang memberi? Apa yang kita beri adalah apa yang akan kita terima Nak. Jadi manusia nggak boleh pandang bulu ya sama kebaikan dan berbuat baik"
--
"Tapi manusia seringkali melupakan kita kalau lagi senang Yah. Ketika sedang susah kita dianggap layaknya perhiasan yang berharga. Selalu dicari. Ketika sedang bahagia, orang-orang begitu mudahnya pergi kemudian melupakan siapa saja yang menemani mereka ketika jatuh dan kesusahan."
Ayah:
"Kita nggak punya andil apapun atas manusia Nak. Kita nggak bisa mengatur perasaan dan ingatan orang lain karena itu bukan punya kita. Itu bukan hak kita. Kebaikan nggak perlu harus minta diingat karena sudah berbuat baik. Hal baik tidak perlu pengakuan. Kalau hati kita besar, mau diingat atau tidak, nggak membuat kita untuk capek jadi orang baik."
" Nak, manusia itu sementara nggak ada yang sejati. Nggak perlu memusingkan apakah kebaikan kita diingat atau dilupakan. Terus saja memberi kebaikan. Terus saja menjadi baik. Kalau orang lain bisa melupakan, kebaikan itu sendiri akan selalu abadi. Akan selalu membawa pemiliknya yang ikhlas kepada hal baik yang lebih besar. Semesta saksinya."
--