Mohon tunggu...
lailatul machfudhotin
lailatul machfudhotin Mohon Tunggu... Lainnya - Saya manusia biasa yang diciptakan dengan luar biasa

Sekedar ingin berbagi untuk kemajuan pendidikan di Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Bagaimana Seharusnya Pendidikan di Tengah Pandemi Covid-19?

13 September 2020   10:15 Diperbarui: 24 Mei 2021   16:23 1193
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi pendidikan sebelum pandemi Covid-19 (Foto: Lailatul Machfudhotin)

Tidak dipungkiri lagi, permasalahan terhadap disparity mutu Pendidikan masih menjadi masalah klasik yang dihadapi Indonesia. Permasalahan ini menjadi lebih jelas saat pandemi covid-19, dimana alternative pendidikan di masa pandemi sangat bergantung pada kemampuan orang tua dan kreativitas sekolah dalam mendidik anak-anak di tengah keterbatasan.

Sebagaimana yang dituturkan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Nadiem Makarim) dalam rakor yang diselenggarakan dengan Kepala Daerah, secara daring Rabu, 2 September 2020 bahwa "prinsip kebijakan pendidikan di masa Pandemi Covid-19 adalah mengutamakan kesehatan dan keselamatan peserta didik, pendidik, tenaga kependidikan, keluarga, dan masyarakat secara umum, serta mempertimbangkan tumbuh kembang peserta didik dan kondisi psikososial dalam upaya pemenuhan layanan pendidikan selama pandemi COVID-19”. 

Oleh karena itu, pembelajaran jarak jauh merupakan solusi yang mau tidak mau harus dipilih untuk menjaga kesehatan dan keselamatan pelaku pendidikan di masa pandemi ini.

Apa yang berubah dari anak-anak selama mereka mengalami pendidikan jarak jauh?

Sudahkah kita mengamati apa yang berubah dari anak-anak di rumah kita, atau di lingkungan kita selama mereka tidak menjalani rutinitas sehari-harinya untuk pergi ke sekolah? Riswadi salah seorang ASN di samarinda membagikan pengalamannya: “ketika saya jalan pagi, menjumpai anak-anak usia sekolah saat jam sekolah bermain bersama temannya dengan asyik.

Baca juga : Pembelajaran Jarak Jauh Masa Pandemi Covid-19

Dan saat kejar-kejaran, anak-anak tersebut saling mengolok dan mengeluarkan bahasa kotor dan jorok”. Ia pun kaget dan menanyakan kenapa di jam sekolah tidak ada sekolah online? 

Anak-anak menjawab “nggak om sekolah hanya memberikan tugas aja setiap hari, melalui Whatshapp group”. Hal serupa juga saya dengar langsung dari guru-guru yang saya wawancara terkait bagaimana mereka menjalankan pendidikan di masa pandemi.

Mari kita merenungkan kembali apa makna Pendidikan dan Pengajaran menurut Ki Hadjar Dewantara.

Pendidikan adalah pembudayaan buah budi manusia yang beradab dan buah perjuangan manusia terhadap dua kekuatan yang selalu mengelilingi hidup manusia yaitu kodrat alam dan zaman atau masyarakat (Dewantara II , 1994). 

Sedangkan pengajaran adalah pendidikan dengan cara memberi ilmu atau pengetahuan agar bermanfaat bagi kehidupan lahir dan batin (Dewantara I, 2004). 

Dari kedua pengertian ini dapat kita simpulkan bahwa pendidikan lebih dari sekedar pengajaran, karena pendidikan berkaitan dengan proses panjang yang dilakukan oleh pendidik agar orang yang didiknya dapat menjadi generasi yang diharapkan.

Di masa pandemi ini apa yang telah diterima oleh anak-anak selaku peserta didik? Mereka sejatinya tidak hanya membutuhkan pengajaran, mereka juga membutuhkan pendidikan. Kurikulum mungkin bisa disederhanakan, jika hal itu berkaitan dengan pangajaran. 

Namun, pendidikan tidak pernah bisa disederhanakan. Peserta didik tetap membutuhkan pendidikan yang utuh, hanya saja cara dalam mendidik dapat dilakukan dengan fleksibel menyesuaikan dengan kondisi.

Baca juga : Hal-hal yang Membuat Pembelajaran Jarak Jauh Menjadi Kurang Efektif

Apa yang bisa dilakukan oleh pendidik baik itu guru maupun orang tua agar anak tetap bisa terdidik di masa pandemi covid-19?

  • Disiplin harus tetap dijalankan. Meskipun anak tidak lagi memiliki kewajiban untuk berangkat ke sekolah di pagi hari, penumbuhan sikap disiplin tak seharusnya dihentikan. Disadari atau tidak, sikap disiplin ini akan sangat berpengaruh kepada anak untuk tumbuh kembangnya dimasa kini maupun masa mendatang. 
  • Tugas besar penerapan disiplin ini ada di tangan orang tua, terutama di masa pandemi covid-19. Orang tua selaku pendidik seharusnya masih mendidik anak-anaknya untuk bangun pagi, sarapan dan memulai aktivitas.
  • Tingkatkan kreativitas pembelajaran dan pendidikan untuk anak. Aktivitas anak tidak terbatas berupa pembelajaran yang hanya dapat dilakukan dibalik meja belajar. Orang tua dapat mengembangkan beragam model pengajaran dan pendidikan
  • Contoh, orang tua mengajak anak untuk membantu masak di dapur, mengenalkan kepada anak tentang macam-macam bumbu dapur, melatih kemampuan mathematics anak dengan mengajaknya mengukur atau menimbang bahan-bahan masakan, dan tentunya mengajarkan pendidikan karakter dengan memberikan contoh kepada anak bagaimana sikap saling membantu. 
  • Guru selaku pendidik kedua juga memiliki peran besar, guru dapat membantu orang tua untuk menemukan metode yang tepat mengajari dan mendidik anak di rumah. Tidak hanya sebatas memberi tugas kepada peserta didik untuk mengerjakan apa yang ada di Lembar Kerja Siswa.
  • Monitor dan evaluasi aktivitas anak. Selain bermain dan belajar bersama orang tua. Anak juga membutuhkan waktu untuk bermain dengan teman sebayanya atau bermain sendiri. Namun, alangkah baiknya, jika orang tua dapat menyisipkan pembelajaran dan pendidikan untuk anak dalam setiap aktivitas bermain anak. 
  • Orang tua juga dapat mengedukasi anak agar dalam bermain tetap memperhatikan protokol kesehatan. Agar lebih aman, orang tua dapat meng-encourage anak untuk bermain di rumah dengan permainan yang menyenangkan dan mendidik, seperti bermain dokter-dokteran, membuat kerajinan seni dari bahan alami, dll. 
  • Setelah memberikan kesempatan anak untuk beraktivitas sendiri atau dengan teman-temannya, orang tua dapat mengajak diskusi anak dengan menanyakan hal-hal sederhana, seperti: sudah melakukan aktivitas apa saja? apa saja hal positive yang bisa diperoleh dari aktivitas tersebut? dan perbincangan-perbincangan lainnya yang dapat menstimulus anak untuk berpikir kritis. 
  • Bagaimana dengan peran guru? Jangan lupa, guru dalam hal ini adalah pendamping orang tua, guru tetap harus bisa berkolaborasi dan berkomunikasi dengan orang tua untuk memonitor perkembangan anak. Karena disitulah sejatinya pendidikan, serangkaian proses yang membutuhkan ketelatenan dan kesabaran.
  • Pahami dan jadilah role model pendidikan karakter untuk anak. Pepatah mengatakan teladan adalah lebih baik dari 1000 nasihat. Pendidikan yang efektif untuk anak adalah memberikan teladan yang baik bagi mereka. Selama pandemi covid-19 anak dan orang tua lebih banyak melakukan aktivitas di rumah, sehingga sadar atau tidak, apa yang dilakukan oleh orang tua akan terekam dalam otak anak. 
  • Disinilah kesempatan bagi para orang tua untuk menjadi role model atau teladan bagi anak. Mari sama-sama belajar memberikan contoh yang baik kepada anak-anak kita, baik dari segi bertutur kata maupun berbuat. Tidak ada orang yang perfect di dunia ini. 
  • Namun tidak ada kata tidak bisa dalam belajar. Apapun status orang tua, apapun latar belakang orang tua, mereka tetap bisa menjadi pendidik yang baik bagi anak-anaknya. Guru juga harus mampu menyemangati orang tua, agar orang tua dapat mengoptimalkan perannya untuk menjadi pendidik utama yang baik bagi anak.

Baca juga : Apa yang Tersisa dari Pembelajaran Jarak Jauh?

Referensi:

- Dewantara, K.H. (2004). Karya Ki Hadjar Dewantara Bagian Pertama: Pendidikan. Cetakan ketiga. Yogyakarta: Majelis Luhur Persatuan Taman Siswa.

- Dewantara, K.H. (1994). Karya Ki Hadjar Dewantara Bagian Kedua: Kebudayaan. Cetakan kedua. Yogyakarta: Majelis Luhur Persatuan Taman S

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun