Peserta didik bukan hanya sebagai objek dari pembelajaran, mereka juga subjek pembelajaran yang memiliki kapasitas untuk menentukan hal yang ingin dilakukan. Nah dalam hal belajar, seharusnya kita juga perlu mengetahui sejauh mana peserta didik mencintai apa yang mereka pelajari. Karena ketika peserta didik mencintai ilmu yang ia pelajari, maka dia akan senang hati mempelajarinya. Penelitian dari Whitten, Labby, dan Sullivan (2016) menyebutkan bahwa anak-anak yang memiliki kebiasaan membaca dengan senang hati ternyata memiliki kemampuan yang lebih dibandingkan dengan yang lain. Kita bisa bercermin pada diri kita sendiri, ketika kita melakukan sesuatu yang kita cintai, maka hasilnya akan lebih maksimal dan tidak terasa berat melakukannya. Ini artinya, yang harus dinilai utamanya adalah sejauh mana peserta didik mencintai ilmu mereka. Karena jika terdapat penilaian awal yang difokuskan pada hal ini, akan berdampak pada peningkatan motivasi dan antusiasme peserta didik dalam belajar. Sehingga jika peserta didik sudah termotivasi dan antusias untuk belajar, maka ilmu yang ingin didapatkan lebih mudah dicapai.Â
Tidak percaya? silahkan dicoba..
Referensi:
- Hargreaves, E. (2005) 'Assessment for learning? Thinking outside the (black) box', Cambridge Journal of Education, 35(2), pp. 213-224.
- Whitten, C., Labby, S., and Sullivan, S., L. (2016) 'The Impact of Pleasure Reading on Academic Success', The Journal of Multidisciplinary Graduate Research, 2(4), pp. 48-64.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H