Mohon tunggu...
Lailatul Khairati
Lailatul Khairati Mohon Tunggu... Mahasiswa - Pelajar/Mahasiswa

Hobi saya bermain futsal

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Teori Pengembangan sosial yang dikemukakan oleh Daniel Gervernal

9 November 2024   05:49 Diperbarui: 9 November 2024   08:40 44
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Howard Gardner, seorang psikolog dan pendidik asal Amerika Serikat, dikenal luas melalui teorinya tentang kecerdasan majemuk (multiple intelligences). Meskipun teori utama Gardner berfokus pada kecerdasan, pandangannya juga memiliki implikasi penting terhadap perkembangan sosial individu. Dalam teori perkembangan sosialnya, meskipun tidak secara eksplisit menciptakan teori sosial yang lengkap, Gardner memberikan wawasan yang berharga mengenai bagaimana kecerdasan sosial berkembang dan bagaimana interaksi sosial dapat dipengaruhi oleh berbagai bentuk kecerdasan.

Konsep Kecerdasan Sosial
Dalam kerangka teori kecerdasan majemuk, Gardner mengidentifikasi bahwa kecerdasan bukanlah sesuatu yang monolitik atau hanya bisa diukur dengan tes IQ tradisional. Sebaliknya, ia berpendapat bahwa manusia memiliki beragam bentuk kecerdasan yang dapat berkembang dengan cara yang berbeda-beda. Kecerdasan sosial, yang juga dikenal sebagai "kecerdasan interpesonal," merupakan salah satu bentuk kecerdasan yang sangat relevan dalam perkembangan sosial.

Kecerdasan sosial ini berfokus pada kemampuan individu untuk memahami perasaan, niat, dan motivasi orang lain, serta bagaimana individu tersebut berinteraksi dalam berbagai konteks sosial. Sebagai bagian dari kecerdasan majemuk, kecerdasan sosial mencakup kemampuan untuk berempati, membaca isyarat sosial, bekerja dalam kelompok, serta berkomunikasi dengan efektif. Dalam hal ini, Gardner menunjukkan bahwa kecerdasan sosial tidak hanya berkaitan dengan kemampuan kognitif, tetapi juga dengan kapasitas emosional yang berkembang melalui interaksi dengan orang lain.

Perkembangan Sosial dan Kecerdasan Sosial
Menurut Gardner, perkembangan sosial sangat dipengaruhi oleh pengalaman individu dalam berinteraksi dengan orang lain dan belajar dari pengalaman tersebut. Proses perkembangan ini bukan hanya tentang belajar aturan sosial atau norma yang berlaku, tetapi juga tentang bagaimana individu belajar untuk memahami perspektif orang lain dan menyesuaikan diri dengan beragam situasi sosial. Dalam hal ini, perkembangan sosial tidak bisa dipisahkan dari kecerdasan interpersonal.

Pada tahap perkembangan awal, anak-anak belajar banyak dari interaksi langsung dengan orang tua, teman sebaya, dan orang lain di sekitarnya. Interaksi ini membantu mereka mengembangkan pemahaman tentang apa yang diinginkan oleh orang lain, apa yang dianggap sebagai perilaku yang dapat diterima, dan bagaimana menavigasi situasi sosial yang lebih kompleks. Di sinilah peran kecerdasan sosial sangat penting---anak-anak yang memiliki tingkat kecerdasan sosial yang lebih tinggi mungkin lebih mampu memahami perasaan dan niat orang lain, serta menunjukkan empati dan pengertian dalam berinteraksi.

Selain itu, Gardner juga menyoroti pentingnya pendidikan dalam membentuk dan mengembangkan kecerdasan sosial ini. Sekolah, dalam hal ini, memainkan peran yang sangat penting, karena mereka adalah tempat di mana individu sering kali mengembangkan keterampilan sosial mereka. Melalui pembelajaran kelompok, kerja sama, dan interaksi dengan teman-teman sebayanya, individu dapat mengasah keterampilan sosial mereka yang sangat diperlukan dalam kehidupan sehari-hari. Kecerdasan sosial ini juga bisa dipengaruhi oleh pengajaran yang berfokus pada pengembangan empati, pengelolaan konflik, serta kemampuan untuk bekerja dalam tim.

Hubungan dengan Kecerdasan Lain
Gardner tidak melihat kecerdasan sosial sebagai sesuatu yang terpisah dari bentuk kecerdasan lainnya, tetapi sebagai bagian integral dari keseluruhan perkembangan kognitif dan emosional individu. Misalnya, seseorang yang memiliki kecerdasan linguistik yang kuat dapat menggunakan kemampuannya untuk berkomunikasi dengan lebih efektif dalam situasi sosial, sementara seseorang dengan kecerdasan emosional yang tinggi (yang berkaitan dengan kecerdasan intrapersonal) mungkin lebih mampu memahami dan mengatur perasaan mereka sendiri dalam interaksi sosial.

Kecerdasan sosial juga sangat erat kaitannya dengan kecerdasan logika-matematis, yang memungkinkan individu untuk menyelesaikan masalah sosial yang rumit atau memprediksi perilaku orang lain berdasarkan pola yang ada. Di sisi lain, kecerdasan visual-spasial yang kuat dapat membantu seseorang memahami dinamika sosial dalam ruang fisik atau memanipulasi lingkungan sosial mereka dengan cara yang mendukung tujuan kelompok.

Implikasi Pendidikan
Teori Gardner tentang kecerdasan majemuk, termasuk kecerdasan sosial, memiliki implikasi yang besar dalam pendidikan. Dalam konteks pengajaran, penting untuk memahami bahwa setiap individu membawa potensi yang berbeda dalam hal kecerdasan sosial. Oleh karena itu, pendekatan pengajaran yang berbeda mungkin diperlukan untuk mengembangkan kecerdasan sosial siswa secara optimal. Sebagai contoh, kegiatan pembelajaran yang melibatkan kerja kelompok, diskusi, atau pemecahan masalah bersama dapat memberikan kesempatan bagi siswa untuk mengasah keterampilan sosial mereka.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun