Kebudayaan menurut Koentjaraningrat ialah keseluruhan sistem gagasan, tindakan, dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik manusia dengan belajar (1990: 180). Kebudayaan memiliki banyak keragaman yang ada di lingkungan masyarakat. Diantara daerah yang memiliki banyak kebudayaan adalah Indragiri Hulu.
Indragiri Hulu (sering disingkat Inhu) merupakan salah satu kabupaten yang berada di Riau. Dikarenakan dahulu ada kerajaan yang berkuasa di Indragiri Hulu, kebudayaan-kebudayaan yang ditinggalkannya masih ada sampai sekarang. Kebanyakan masyarakatnya adalah orang-orang suku Melayu dan Minangkabau yang menganut agama Islam. Salah satu suku yang terdapat di Indragiri Hulu adalah suku Talang Mamak yang berada di pedalaman. Saat ini suku Talang Mamak banyak mendiami daerah Kecamatan Rakit Kulim, Rengat Barat, Batang Cenaku, Seberida, dan Batang Gansal.Â
Sebetulnya setiap suku pedalaman telah menganggap kelompok mereka sebagai suku melayu dan menganut agama Islam, tetapi karena dalam kehidupan sosial mereka masih kuat melekat sistem kepercayaan yang telah diterima secara turun temurun, maka dalam kehidupan sehari-hari pengaruh kepercayaan Animisme dan Dinamisme terlihat cukup kuat lebih-lebih lagi pada masyarakat Talang Mamak yang sangat mempercayai akan roh-roh jahat, dan tempat-tempat sakti yang masih tetap mewarnai kehidupan masyarakatnya (Tabrani, 1990:97).
Masyarakat talang mamak yang masih mempercayai kekuatan gaib yakin bahwa suatu penyakit yang diderita oleh seseorang disebabkan kekosongan jiwanya sehingga tubuh orang tersebut dimasuki oleh makhluk gaib atau kekuatan tertentu. Mereka juga percaya bahwasanya penyakit yang diderita oleh seseorang dikarenakan tabiat atau perilakunya yang menyimpang atau tidak sesuai aturan. Oleh karenanya hanya dengan ritual pengobatan lah penyakit tersebut dapat disembuhkan oleh pawang atau kemantan dengan cara memanggil jiwa manusia tersebut agar kembali ke dalam tubuhnya. Ritual ini disebut dengan Tari Rentak Bulian.
Tari Rentak Bulian berasal dari kata Rentak yang artinya merententak atau melangkah dan Bulian artinya tempat makhluk bunian atau makhluk halus singgah. Tari ini diciptakan oleh Wasnury Marza, pria kelahiran 16 Maret 1946. Berkat ia, Tari Rentak Bulian dapat dikenal luas di nasional hingga internasional. Karena mengandung nilai yang sakral dan magis, tari ini tidak bisa dimainkan oleh sembarang orang. Penarinya merupakan 7 orang gadis yang masih oerawan dan tidak dalam keadaan haid. Sedangkan yang beroeran sebagai Kemantan harusah seorang pria yang gagah yang sudah baligh dan sudah hafal benar mengenai gerakannya.
Sebelum menari, terdapat beberapa ritual yang harus dilakukan oleh penari. Salah satunya, mereka harus diasapi dengan asap kayu gaharu yang sudah dibakar kemudian alat musiknya juga harus dikeramati (diberi mantra) terlebih dahulu. Jika syarat-syarat ini tidak diindahkan makan akan menimbulkan 'celaka' dan ritual pengobatannya tidak akan berhasil.
Gerakan Tari Rentak Bulian cenderung monoton yaitu dengan gerakan merentak atau melangkah yang tentunya disertai dengan kekompakan antar penari. Ketika akan memasuki ruang, para penari akan berbaris dengan Kemantan yang berada di barisan paling depan memimpin para gadis yang ada dibelakangnya.Â
Kemudian Kemantan akan duduk di Bulian (dalam tarian ini Bulian dapat disimbolkan sebagai rumah tempat memanggil roh, atau tempat komunikasi antara manusia dengan roh gaib) sementara para gadis terus menari mengikuti alunan musik. Lalu diakhir ritual, Kemantan secara setengah sadar akan menari mengelilingi para gadis yang juga menari sambil membawa Mayang ( pinang muda ) yang di pecahkan sebagai media untuk pengobatan dalam ritual ini.
Kini Tari Rentak Bulian dikabupaten Indragiri Hulu terus dikembangkan dan dilestarikan baik dari seniman, pemerintah, maupun masyarakat pendukungnya. Hal tersebut dibuktikan dengan acara yang diadakan pemerintah melalui pelatihan, festival, maupun promosi ke luar daerah. Selain itu, dalam acara-acara sekolah juga tari Rentak Bulian Kerap dipertunjukkam sebagai pengenalan kebudayaan suku Talang Mamak dan tentunya hiburan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H