Mohon tunggu...
Lailatul Habibah
Lailatul Habibah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

termotivasi menulis kerena ketrikatan dengan jurusan saya dipendidikan

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Tumbuh Kreatif bersama Warna-warni Belajar: Petualangan Pengetahuan Anak SD

23 November 2023   20:29 Diperbarui: 23 November 2023   20:33 165
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.alinea.id/

Perkembangan Kognitif Anak Sekolah Dasar

 Ciri-ciri perkembangan anak pada kelas awal SD terletak pada rentang usia dini, sebuah fase pendek namun krusial dalam kehidupan mereka. Periode ini menandai tahap penting dalam perkembangan anak, yang memerlukan perhatian maksimal untuk memastikan potensi mereka tumbuh secara optimal. Oleh karena itu, pada masa ini, penting untuk merangsang semua bakat dan kemampuan anak agar dapat berkembang secara penuh.

Masa anak-anak (midle childhood) pada rentang usia SD, yaitu antara 6-12 tahun, dikenal sebagai periode kehidupan di mana anak-anak memasuki fase kematangan. Pada periode ini, anak-anak memiliki keinginan kuat untuk mempelajari keterampilan baru yang diajarkan oleh guru di sekolah. Salah satu tanda awal dari peralihan ke periode bersekolah adalah perubahan sikap anak terhadap keluarga mereka; tidak lagi bersifat egosentris, melainkan lebih objektif dan empiris terhadap dunia luar.

Perkembangan kognitif pada anak usia sd meliputi beberapa aspek penting diantaranya pengurutan yaitu kemampuan untuk Menyusun objek berdasarkan ukuran, bentuk, atau ciri-ciri lainnya, klasifikasi yaitu kemampuan menidentifikasi benda berdasarkan karakteristik tertentu, decentering yaitu kemampuan mempertimbangkan beberapa aspek untuk memecahkan masalah yang tidak hanya focus pada satu aspek saja, reversibility yaitu kemampuan untuk memahami jumlah atau benda dapat diubah dan kemudian dapat Kembali ke keadaan awal, konservasi yaitu pemahaman kuantitas, Panjang, tidak terkait dengan pengaturan objek tertentu, penghasilan sifat egosentrisme yaitu kemampuan untuk melihat sesuatu dari sudut pandang orang lain, tidak terlalu egosentris dalam pandangan dan pemikiran.

Perkembangan Sosioemosional Anak Usia SD

Ciri khas dari perkembangan sosioemosional pada anak usia sd yaitu peningkatan intensitas hubungan sosial anak dengan teman sebaya, sementara ketergantungan anak terhadap keluarga mengalami penurunan. Teman sebaya memiliki peran signifikan dalam perkembangan sosialemosional anak, karena melalui interaksi dengan mereka, anak dapat belajar dan memperoleh informasi tentang dunia anak di luar lingkungan keluarga. Pada perkembangan sosioemosional pada anak usia sd ini, anak mulai membentuk konsep diri sebagai anggota kelompok sosial di luar keluarga. Selain itu, hubungan sosial anak dengan orang dewasa di luar keluarga juga memiliki dampak penting dalam pembentukan kepercayaan diri anak.

Melalui interaksi sosial, anak-anak pada usia sekolah dasar mulai mengembangkan rasa bangga terhadap prestasi dan keterampilan mereka. Dorongan dan pujian dari orang tua dan guru berperan penting dalam membentuk perasaan kompetensi dan kepercayaan diri anak. Anak-anak yang mendapatkan dukungan akan cenderung merasa yakin terhadap kemampuan mereka untuk meraih kesuksesan.

Di sisi lain, mereka yang kurang mendapat dorongan dari orangtua dan guru mungkin meragukan kemampuan mereka. Anak-anak yang menerima dorongan dan penguatan positif melalui eksplorasi pribadi pada tahap ini akan muncul dengan perasaan kuat akan identitas diri, kemerdekaan, dan kontrol. Namun, bagi mereka yang kurang yakin dan tidak mendapatkan dukungan, mungkin akan merasa tidak aman dan bingung mengenai diri mereka sendiri dan masa depan.

Problematika Belajar Anak 

Pemahaman dan keterampilan pemecahan masalah dapat diajarkan kepada siswa, dan semakin sering mereka dihadapkan pada berbagai masalah, semakin terampil mereka dalam mengatasi tantangan tersebut. Strategi untuk memecahkan masalah juga dapat diajarkan sebelum siswa terlibat dalam pembelajaran pemecahan masalah secara menyeluruh. Sebagai pendekatan pembelajaran, "exemplar problem" yang diperkenalkan oleh Kallick dan Brewer (1997) untuk mengajarkan keterampilan pemecahan masalah kepada siswa kelas K-2 di California.

"Exemplar problem" terdiri dari serangkaian lembar soal atau masalah matematika tanpa petunjuk (uncued word problem). Setiap lembar berisi satu masalah matematika yang diberikan secara berkesinambungan, dan distribusinya tidak melebihi dua kali dalam seminggu untuk siswa sekolah dasar. Penerapan exemplar problem telah membuktikan kesuksesannya di California, di mana banyak guru berhasil mengajarkan keterampilan pemecahan masalah kepada siswa menggunakan pendekatan ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun