a. Â Â Â Kerakyatan, yaitu seluruh rakyat warga negara ikut serta sesuai dengan kemampuan dan keahlian masing -- masing dalam komponen kekuatan pertahanan keamanan negara.
b. Â Â Â Kesemestaan, yaitu seluruh daya bangsa dan negara mampu memobilisasikan diri guna menanggulangi setiap bentuk ancaman, baik dari dalam maupun luar.
c. Â Â Â Kewilayahan, yaitu seluruh wilayah negara merupakan tumpuan perlawanan dan segenap lingkungan di daya gunakan untuk mendukung setiap bentuk perlawanan secara berlanjut.
1. Â Â Â Konflik dan Perang Pertahanan dan Keamanan Indonesia
Pada tahun 2008, institut titian perdamaian merilis laporan tentang kecenderungan konflik politik yang terus meningkat. Dari semua jenis konflik dikumpulkan tiga konflik yang paling banyak terjadi adalah penghakiman masa sebanyak 30% atau 338 insiden, dan konflik politik dengan 16% atau 180 insiden.
Studi tentang konflik mendudukan konflik politik dalam perbincangan mengenai kekerasan politik. Beragam pendapat para ahli tentang kekerasan politik berangkat dari pertanyaan mengapa konflik politik muncul, apa bentuk -- bentuknya, siapa yang melakukan kepada siapa, dalam konteks apa kekerasan itu hadir, dan seterusnya. Pengertian yang lebih luas tentang kekerasan politik ini diperkenalkan oleh Gurr (1970), bagi Gurr kekerasan politik ditandai oleh kekerasan kolektif dalam suatu komunitas politik terhadap rezim politik, aktor -- aktor politik yang bersaing, para pejabat dan kebijakan -- kebijakannya. Kladen (2001) justru melihatnya dari sisi negara. Setidaknya ada 3 wilayah dimana negara melakukan kekerasan politik :Â
a. Â Â Â Yaitu kekerasan fisik dalam bentuk represiteror, intimidasi, dan sebagainya.
b. Â Â Â Yaitu kekerasan struktur atau dominasi yang wujudnya adalah ketidak setaraan sosial, politik, dan ekonomi.
c. Â Â Â Yaitu kekerasan negara dalam bentuk kultural atau disebut hegeoni.
2. Â Â Â Sistem Pertahanan dan Keamanan Rakyat Semesta Negara Indonesia
Pertahanan negara Indonesia diselenggarakan dalam suatu sistem pertahanan semesta. Sistem pertahanan semesta mengintegrasikan pertahanan militer dan pertahanan nirmiliter, melalui usaha membangun kekuatan dan kemampuan pertahanan negara yang kuat dan disegani serta memiliki daya tangkal yang tinggi. Strategi pertahanan merupakan salah satu hal yang penting dibahas jika berkaitan dengan sistem pertahanan. Strategi pertahanan akan berfokus pada inti pertahanan. Dalam menghadapi ancaman terhadap ketahanan nasional, TNI sebagai komponen utama pertahanan negara mempunyai kebijakan berupa strategi penangkalan, strategi penindakan, dan strategi pemulihan yang disiapkan untuk menghadapi berbagai bentuk ancaman, baik ancaman militer maupun ancaman nonmiliter.