Mohon tunggu...
Lailatul Badrian
Lailatul Badrian Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Hubungan Internasional

Saya adalah seorang mahasiswa Ilmu Hubungan Internasional di Universitas Teknologi Yogyakarta. Selain kesibukan akademik, saya memiliki minat yang besar dalam dunia perfilman. Hobbi saya adalah menonton film dari berbagai genre.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Analisis Pendekatan Realisme Ofensif, Realisme Defensif dan Campuran dalam Kebijakan Luar Negeri Rusia, Swiss dan Inggris

24 Oktober 2023   22:25 Diperbarui: 24 Oktober 2023   23:18 195
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pendahuluan

Untuk memahami perilaku negara-negara di dunia internasional terdapat beberapa teori hubungan internasional yaitu Teori Realisme Ofensif dan Realisme definsif. Dalam artikel ini kita akan membahas perilaku tiga negara yaitu Rusia yang menganut pendekatan Realisme Ofensif, Swiss yang menganut pendidikan Realisme Defensif serta inggris yang menganut pendekatan campuran antara realisme defensif dan realisme defensif.

RUSIA
Dengan melihat Historis dan perilaku geopolitik Rusia, maka Rusia dapat masuk ke kategori negara yang menganut doktrin realisme offensive. Realisme offensive merupakan merupakan pandangan yang menganggap Ekspansi militer atau power merupakan kunci utama untuk menjamin keamanan dan survavilitas sebuah negara di tengah struktur dunia internasional yang anarkis.
Ada beberapa faktor yang menyokong pandangan Rusia sebagai negara yang menganut doktrin realisme offensive yaitu sebagai berikut:
1. Rusia telah terlibat dalam berbagai konflik militer dan intervensi. Salah satunya konflik Rusia-Ukraina yang masih berlangsung hingga saat ini.
2. Rusia dapat dikatakan sebagai negara yang memiliki kekuatan terbesar di dunia, karena Rusia tidak hanya memiliki angkatan bersenjata yang kuat dan modern, Rusia juga memiliki Teknologi militer yang canggih serta Rusia juga termasuk sebagai salah satu dari lima negara yang diakui memiliki senjata nuklir berdasarkan perjanjian Non-proliferasi Senjata Nuklir (NPT)
3. Rusia juga seringkali ikut terlibat dalam ketegangan dengan negara-negara Barat, seperti negara Amerika Serikat dan Eropa.

Dari ketiga alasan tersebut telah mencerminkan Rusia sebagai negara yang menganut doktrin realisme offensive dalam hubungan internasionalnya.

SWISS
secara keseluruhan Swiss termasuk sebagai salah satu negara yang menganut doktrin realisme defensif. Realisme defensif merupakan pandangan yang menekankan pada pembatas kekuatan/kekuasaan dan keseimbangan power dari negara/aktor internasional. Berikut alasan mengapa Swiss dikatakan sebagai negara penganut doktrin realisme defensif:
1. Swiss dikenal sebagai negara yang telah mempertahankan netralisasinya selama berabad-abad. Bahkan pada saat perang dunia 1  dan perang dunia 2, Swiss tidak terlibat dalam aliansi yang ada pada saat itu yaitu blok timur dan blok barat. Kebijakan netralisasi Swiss ini telah mencerminkan Swiss sebagai negara yang menjaga jarak dari konflik internasional ataupun ekspansionis.
2. Pertahanan yang kuat. Meskipun Swiss termasuk sebagai negara yang relatif kecil, namun Swiss termasuk dalam negera dengan pertahanan yang cukup kuat. Pertahanan militer yang dimiliki Swiss berfokus pada Self defense dan memiliki pertahanan sipil yang baik.
3. Swiss juga ikut andil dan berperan sebagai mediator dari berbagai konflik internasional untuk menciptakan peace keping. Swiss mendukung diplomasi sebagai cara untuk menyelesaikan sengketa atau konflikyang dapat membahayakan keamanan Internasional.
4. Swiss selalu menjadikan pemeliharaan kedaulatan negara sebagai fokus utama. Swiss tidak memiliki keinginan atau ambisi untuk melakukan ekspansi atau perluasan wilayahnya, sebaliknya Swiss selalu berfokus pada pemeliharaan kedaulatan negaranya.

INGGRIS

Dilihat dari historis dan peran Inggris dalam kebijakan internasional, Inggris merupakan contoh salah satu negara yang menganut pendekatan Realisme definsif dan juga menganut realisme offensive. Inggris mencampurkan kedua pendekatan tersebut dalam urusanya sesuai dengan kepentingan nasionalnya. Hal tersebut terjadi karena beberapa faktor yang mencerminkan sifat ambivalen kebijakan Inggris.
A. Realisme Defensif:
Inggris memiliki sistem pertahanan yang cukup kuat dan Sama seperti Swiss Inggris juga menjadi negara yang mempertahankan netralisasinya yang mencerminkan Inggris sebagai negara yang menganut doktrin realisme defensif.
B. Realisme offensive:
Inggris memiliki sejarah imperealisme dan  kolonialisme, salah satunya inggris pernah menjajah negara-negara seperti Malaysia, India, Singapura dan lainya, yang mencerminkan Inggris memiliki ambisi yang sesuai dengan pendekatan Realisme offensive.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun