Mohon tunggu...
Lailatul KhoirunNimah
Lailatul KhoirunNimah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Pendidikan Kimia UIN Walisongo

Mahasiswa Pendidikan Kimia UIN Walisongo

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Literasi Mengaji: Eksistensi TPQ Kampung Jawi

20 November 2021   23:17 Diperbarui: 20 November 2021   23:19 223
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

LITERASI MENGAJI: EKSISTENSI TPQ KAMPUNG JAWI

(Lailatul Khoirun Ni'mah)

Menuntut ilmu adalah kewajiban bagi setiap muslim, baik laki-laki maupun perempuan. Hal ini dikarenakan pentingnya seseorang untuk belajar. Belajar merupakan salah satu hal penting dalam hidup manusia. Orang yang belajar akan menjadikannya pribadi yang dapat membaca perkembangan zaman. Dalam sebuah hadits disebutkan:

: . : ( (

Artinya: "Dari Anas bin Malik ia berkata, Rasulullah saw, bersabda: Mencari ilmu itu wajib bagi setiap muslim, memberikan ilmu kepada orang yang bukan ahlinya seperti orang yang mengalungi babi dengan permata, mutiara, atau emas" (HR.Ibnu Majah)

Hadits tersebut menjelaskan menuntut ilmu hukumnya wajib bagi setiap muslim. Kewajiban itu berlaku bagi laki-laki maupun perempuan, anak-anak maupun orang dewasa sehingga tidak ada alasan untuk enggan mencari ilmu. Ilmu yang wajib diketahui oleh setiap muslim adalah ilmu-ilmu yang berkaitan dengan tata cara peribadatan kepada Allah SWT. Ibadah tanpa ilmu akan mengakibatkan kesalahan-kesalahan dalam beribadah bahkan ibadah yang telah dilakukan tidak diterima oleh Allah swt. Dalam kaidah ushul fiqih dikatakan:

Artinya: "Perkara wajib yang tidak sempurna kecuali dengannya, maka perantara itu menjadi wajib".

Dengan demikian mempelajari ilmu agama agar dapat menjalankan syariat dengan baik dan benar hukumnya wajib. Sebagai contoh dalam membaca Al Qur'an agar bacaannya fasih dan tartil, maka wajib baginya untuk belajar ilmu-ilmu Al Qur'an. Belajar ilmu Al Qur'an atau orang Jawa biasa menyebut "mengaji" haruslah dengan orang yang tepat. Orang yang tepat disini berarti orang tersebut memiliki sanad keilmuan yang jelas dan bersambung hingga Rasulullah SAW. Masyarakat biasa menyebutnya sebagai "kyai".

Mempelajari Al Qur'an atau mengaji memerlukan literasi agar tidak ada kesalahan dalam membaca, menulis maupun mengartikan bacaan Al Qur'an. Secara etimologis istilah literasi sendiri berasal dari bahasa Latin "literatus" yang berarti orang yang belajar. Belajar disini bukan sembarang belajar apalagi belajar secara otodidak. Karena yang dipelajari adalah Al Qur'an yang merupakan kalam ilahi yang diajarkan kepada Rasulullah SAW. Sehingga sebagai umat Islam sudah menjadi keharusan untuk belajar kepada "Kyai" yang memiliki sanad keilmuan hingga Rasulullah SAW.

Literasi mengaji sangat penting perannya dalam mempelajari Al Qur'an. Membaca, menulis, mengartikan dan memahami Al Qur'an harus sesuai sehingga tidak ada kecacatan dalam mempraktekkan bacaan Al Qur'an. Dalam sebuah hadits disebutkan bahwa orang-orang yang mahir membaca Al-Qur'an, maka kelak ia akan bersama para malaikat.

: :    ) (.

Artinya: "Dari Aisyah ra, berkata; bahwa Rasulullah saw. bersabda, "Orang yang membaca Al-Qur'an dan ia mahir membacanya, maka kelak ia akan bersama para malaikat yang mulia lagi taat kepada Allah" (HR. Bukhari Muslim).

Kepandaian membaca Al-Qur'an dapat dicapai jika mau dan rajin mengaji. Salah satu tempat mengaji adalah Taman Pendidikan al-Qur'an (TPQ). TPQ merupakan lembaga pendidikan non formal yang memiliki tujuan untuk mencetak generasi Qur'ani yang mengajarkan keterampilan membaca serta menulis ayat Al-Qur'an guna mengembangkan potensi jiwa anak didik mengenai ilmu pengetahuan tentang akidah, ibadah, dan akhlak agar peserta didik berpedoman serta berpegang teguh pada kitab suci Al-Quran untuk menjalankan dan mempersiapkan untuk hidup di dunia dan akhirat.

TPQ di Indonesia telah ada sejak tahun 1950-an. Nama TPQ baru dikenal sejak tahun 1989 setelah ditemukan metode pembelajaran Al-Qur'an yang lebih praktis dan sistematis. Hingga sekarang keberadaan TPQ masih terus berkembang pesat dan eksis di tengah masyarakat multikultural. Salah satu TPQ yang masih eksis keberadaannya adalah TPQ di Kampung Jawi. 

Kampung Jawi merupakan salah satu wisata kuliner dengan nuansa budaya Jawa kuno. Wisata ini terletak di Kelurahan Sukorejo Kecamatan Gunungpati Kota Semarang. Tempat wisata ini dibuka setiap hari pada sore hingga malam hari. Para pengunjung akan dimanjakan oleh aneka ragam kuliner yang disuguhkan oleh pedagang yang berasal dari daerah setempat.

Daerah dekat tempat wisata menjadi tantangan tersendiri bagi eksistensi TPQ Kampung Jawi. Orang tua yang setiap harinya bekerja di Kampung Jawi dan anak-anak yang suka bermain-main di pelesiran tempat wisata menjadi salah satu tantangan nyata. Tantangan berikutnya adalah minimnya guru mengaji di TPQ setempat. 

Namun demikian, minimnya kyai tidak menjadi alasan bagi warga setempat untuk terus belajar mengaji. Terutama anak-anak tetap mendapatkan pengajaran mengaji dari senior yang di anggap lebih ahli. Semangat mengawal mengaji terus digelorakan beberapa orangtua daerah setempat. Anak-anak turut antusias mengikuti serangkaian kegiatan mengaji di masjid atau musholla setempat. Semangat inilah yang merupakan faktor terus eksisnya TPQ di Kampung Jawi.

Tantangan berikutnya yang dihadapi warga Kampung Jawi adalah kurangnya kyai yang memiliki sanad keilmuan yang jelas. Keadaan seperti ini menyebabkan beberapa TPQ kekurangan tenaga pengajar yang benar-benar mahir. Akibatnya anak-anak belajar dari seseorang yang lebih senior. Tidak peduli dari kalangan pemuda, orang tua ataupun teman sebaya yang dianggap bisa.

Keilmuan terbatas yang dimiliki para pengajar menyebabkan pengajaran TPQ yang terbatas juga. Tidak semua keilmuan mengenai Al-Qur'an diajarkan kepada anak-anak. Hanya beberapa keilmuan saja yang diajarkan seperti mengenal huruf hijaiyah, makhroj, tajwid ataupun hanya sekadar menyimak bacaan Al-Qur'an tanpa memperhatikan tajwid dan makhroj. Praktek ibadah pun juga tidak diajarkan. Hal ini merupakan contoh masih kurangnya literasi mengaji warga Kampung Jawi. Keadaan demikian dapat menyebabkan miskonsepsi bacaan Al-Qur'an yang berkepanjangan bahkan turun temurun.

Masyarakat Kampung Jawi membutuhkan guru mengaji yang benar-benar mahir dan memiliki sanad keilmuan yang jelas. Semangat mengaji yang terus berkobar yang diimbangi dengan kapasitas guru yang optimal akan menjadikan literasi mengaji maksimal. Bacaan dan pemahaman terhadap Al-Qur'an akan optimal. Karakter generasi muda juga akan terbentuk. Hal demikianlah yang akan menjadikan TPQ Kampung Jawi tetap menunjukkan eksitensinya di tengah perubahan zaman.

About Me

Lailatul Khoirun Ni'mah, lahir di Kudus pada tanggal 23 Desember 1999. Berdomisili di Desa Honggosoco RT 02/01 Kecamatan Jekulo Kabupaten Kudus. Saat ini tengah menempuh pendidikan Strata 1 Program Studi Pendidikan Kimia  Fakultas Sains dan Teknologi UIN Walisongo Semarang. Dunia kepenulisan telah sejak lama digeluti. Sejak menempuh pendidikan di salah satu Madrasah Aliyah di Kudus, ia mulai aktif mengelola bulletin dan majalah di sekolahnya. Kegemaran tersebut ia lanjutkan ketika menginjak di bangku kuliah. Ia aktif di Lembaga Pers Mahasiswa di fakultasnya. Beberapa perlombaan menulis juga ia ikuti sejak masih di bangku sekolah. Pernah juga mendapat undangan sebagai Panelis di acara 5th Annual Conference on Fatwa Studies yang diselenggarakan MUI pusat. Motto hidupnya adalah "Man Jadda Wajada" yang berarti barangsiapa yang bersungguh-sungguh dalam melakukan sesuatu, maka ia akan menemukan keberhasilannya. Ia dapat dijumpai di akun instagram @lailatulkhoir.nikmah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun