LITERASI MENGAJI: EKSISTENSI TPQ KAMPUNG JAWI
(Lailatul Khoirun Ni'mah)
Menuntut ilmu adalah kewajiban bagi setiap muslim, baik laki-laki maupun perempuan. Hal ini dikarenakan pentingnya seseorang untuk belajar. Belajar merupakan salah satu hal penting dalam hidup manusia. Orang yang belajar akan menjadikannya pribadi yang dapat membaca perkembangan zaman. Dalam sebuah hadits disebutkan:
: . : ( (
Artinya: "Dari Anas bin Malik ia berkata, Rasulullah saw, bersabda: Mencari ilmu itu wajib bagi setiap muslim, memberikan ilmu kepada orang yang bukan ahlinya seperti orang yang mengalungi babi dengan permata, mutiara, atau emas" (HR.Ibnu Majah)
Hadits tersebut menjelaskan menuntut ilmu hukumnya wajib bagi setiap muslim. Kewajiban itu berlaku bagi laki-laki maupun perempuan, anak-anak maupun orang dewasa sehingga tidak ada alasan untuk enggan mencari ilmu. Ilmu yang wajib diketahui oleh setiap muslim adalah ilmu-ilmu yang berkaitan dengan tata cara peribadatan kepada Allah SWT. Ibadah tanpa ilmu akan mengakibatkan kesalahan-kesalahan dalam beribadah bahkan ibadah yang telah dilakukan tidak diterima oleh Allah swt. Dalam kaidah ushul fiqih dikatakan:
Artinya: "Perkara wajib yang tidak sempurna kecuali dengannya, maka perantara itu menjadi wajib".
Dengan demikian mempelajari ilmu agama agar dapat menjalankan syariat dengan baik dan benar hukumnya wajib. Sebagai contoh dalam membaca Al Qur'an agar bacaannya fasih dan tartil, maka wajib baginya untuk belajar ilmu-ilmu Al Qur'an. Belajar ilmu Al Qur'an atau orang Jawa biasa menyebut "mengaji" haruslah dengan orang yang tepat. Orang yang tepat disini berarti orang tersebut memiliki sanad keilmuan yang jelas dan bersambung hingga Rasulullah SAW. Masyarakat biasa menyebutnya sebagai "kyai".
Mempelajari Al Qur'an atau mengaji memerlukan literasi agar tidak ada kesalahan dalam membaca, menulis maupun mengartikan bacaan Al Qur'an. Secara etimologis istilah literasi sendiri berasal dari bahasa Latin "literatus" yang berarti orang yang belajar. Belajar disini bukan sembarang belajar apalagi belajar secara otodidak. Karena yang dipelajari adalah Al Qur'an yang merupakan kalam ilahi yang diajarkan kepada Rasulullah SAW. Sehingga sebagai umat Islam sudah menjadi keharusan untuk belajar kepada "Kyai" yang memiliki sanad keilmuan hingga Rasulullah SAW.
Literasi mengaji sangat penting perannya dalam mempelajari Al Qur'an. Membaca, menulis, mengartikan dan memahami Al Qur'an harus sesuai sehingga tidak ada kecacatan dalam mempraktekkan bacaan Al Qur'an. Dalam sebuah hadits disebutkan bahwa orang-orang yang mahir membaca Al-Qur'an, maka kelak ia akan bersama para malaikat.
: : Â Â ) (.