Ada Darah Lagi Setelah Peristiwa Berdarah Â
Sebelum perjuangan kemerdekaan dimulai, telah banyak darah yang tumpah di negeri ini. Pada saat kemerdekaan dipertaruhkan dan diperjuangkan juga banyak peristiwa yang menumpahkan darah. Lalu setelah kemerdekaan pun rupanya diam-diam ada darah para aktivis yang mungkin darahnya lebih hitam, karena sakit di hati mereka tak terperikan.
Peristiwa ini benar-benar menyisakan bekas dan luka mendalam di hati mereka yang hilang kemudian bisa pulang. Lebih-lebih bagi keluarga yang ditinggalkan karena puteranya tidak pernah kembali, bahkan kasusnya sampai saat ini belum juga selesai.
Basmi Lalat-Lalat Pengganggu Pemerintah
Aktivis tahun 98 itu seperti seekor lalat. Hewan kecil yang dianggap mengganggu dan menjijikkan sehingga harus digaplok. Ia seperti mencoba menggaung di depan rumah kokoh dan megah yang pemiliknya begitu mengagungkan keindahan. Tetapi demikianlah lalat, betapapun ia dibasmi dan digaplok ia tetap tumbuh sumbur dan terus berkerumun karena tau di dalamnya ada bangkai.
Betapa keji dan tidak berperasaan mereka yang menyiksa para aktivis itu. Penguasa ingin mempertahankan jabatannya, aparat pemerintahan memilih mempertahankan jabatan dan kekayaannya dari pada berulah pada penguasa, para pagar betis terlena dengan daging penyumpalnya, para petani bertahan dengan ketidak tahuannya. Jadilah negeri ini merah karena darah-darah para mahasiswa pergerakan.
Demikianlah, masa Orde Baru kerap melupakan aspek kemanusiaan. Banyak akibat yang ditimbulkan dari rezim  tangan besi itu. Salah satunya adalah penderitaan keluarga korban penghilangan paksa. Penantiang panjang terhadap orang terkasihnya yang entah masih hidup ataukah tiada.Â
Leila menambahkan, terkadang ketidaktahuan dan ketidak pastian lebih membunuh daripada pembunuhan.
#HUTKOMIKÂ
#filmperjuanganBaca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H