Mohon tunggu...
Lailatul Q
Lailatul Q Mohon Tunggu... Freelancer - blogger

Guru, Blogger, Traveller

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Bukan karena Baden Powell Prmuka Menjadi Bersejarah

14 Agustus 2021   19:27 Diperbarui: 14 Agustus 2021   19:36 301
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto : Dokumen pribadi

Apa yang terlintas dalam benak kalian ketika tahu hari ini adalah Hari Pramuka? 14 Agustus yang jatuh pada hari Sabtu, 4 hari sebelum peringatan hari kemerdekaan Indonesia.

Pertanyaan ini muncul saat saya duduk persis di depan laptop, di pinggir kolam yang direnangi ikan-ikan koi dan ikan lele, di sebelah air mancur buatan adik, di dekat kebun yang ditumbuhi beberapa bunga hias. Dan tiba-tiba saja saya ingin sekali menulis tentang Pramuka yang ulang tahunnya di Indonesia sedang dirayakan hari ini.

Bukan karena Baden Powell Pramuka menjadi bersejarah, bagi saya. Saya tidak pernah mengenal Baden Powel lebih dari nama yang harus saya jawab ketika orang bertanya siapa Bapak Pandu Dunia. Tetapi di Google, foto-fotonya terpampang dengan seragam dan topi pramukanya.

Di luar itu, dari tempat duduk yang sejuk ini, saya ingin berterimakasih kepada Bapak Pandu Dunia dengan setulus hati. Terimakasih, Pak, karenamu dunia mengenal kegiatan menyenangkan bernama Pramuka.

Akhirnya, lebih dari 100 tahun yang lalu, meski melalui pemerintah Belanda saat menjajah bumi kami, Indonesia mengenal Gerakan kepanduan ini. Barangkali Belanda membawa Gerakan ini sebagai cabang dari Gerakan kepanduan yang ada di negerinya, tapi saat itu pribumi mulai belajar. Buktinya Pangeran Mangkunegara VII menirunya, ia membangun organisasi kepanduan juga yang diberi nama JPO (Javaansche Padvinder Organisatie).

Barangkali pula, gerakan kepanduan ini juga membuka wawasan berpikir pribumi untuk mulai belanjar memerintah negaranya sendiri. Karena dinilai berbahaya bagi pemerintah Belanda yang sedang menjajah kala itu, maka organisasi JPO dan organisasi lainnya yang sejenis dilarang oleh pemerintah Belanda.

Ya masak negara dungu yang bisa disuruh-suruh dan diambil hartanya seenaknya tiba-tiba belajar ilmu memimpin negara sendri. Kan kelabakan juga si Belanda. Mereka tentu sudah bisa membaca, jika organisasi itu dibiarkan, maka Indonesia bisa merdeka dalam waktu dekat. Maka Belanda berusaha menghalangi pribumi untuk belajar berdiri di kaki sendiri.

Betapapun pribumi dicegat untuk belajar dan berkembang, tetapi hakikat ilmu pengetahuan tetaplah mencerdaskan. Maka sekali lagi terimakasih, Bapak Baden Powell. Setelah Indonesia merdeka, Pramuka tetap menjadi gerakan kepanduan yang diikuti pemuda dan anak-anak di lembaga-lembaga pendidikan, kampus, hingga sekolah.

Foto : Dokumen pribadi
Foto : Dokumen pribadi

Di sekolah saya juga ada Pramuka, dalam rentang waktu yang panjang, sampailah kegiatan kepanduan itu kepada saya yang lahir setelah negeri ini aman, dan saya dapat belajar dengan tenang, dan saya dapat bertemu lelaki saya di kegiatan kepramukaan itu, dan oleh karenanya Pramuka menjadi bersejarah bagi saya. Sekali lagi, terimakasih Bapak Pandu Dunia.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun