Mohon tunggu...
Lailathushiva Arianadessy
Lailathushiva Arianadessy Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Airlangga

Hobi saya membaca buku, terutama buku-buku bahasa Inggris. MBTI saya adalah ESTJ-A.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Nusantara Kritis Narkoba: War on Drugs

30 Juni 2022   23:39 Diperbarui: 30 Juni 2022   23:40 95
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Narkoba atau singkatan dari Narkotika, Psikotropika, serta Bahan Adiktif merupakan bahan atau zat yang bila dimasukkan ke dalam tubuh atau badan manusia, baik diminum, disuntikkan, maupun dihirup dapat menyebabkan berubahnya perasaan, pikiran, serta sifat seseorang. Pada sekarang ini, narkoba menjadi musuh bagi bangsa Indonesia dan bahkan seluruh dunia. Pasalnya, saat ini semakin banyak orang yang mengedarkan dan mungkin juga pengguna zat atau obat-obatan terlarang. Indonesia pada sekarang ini sedang mengalami darurat narkoba, karena Indonesia menjadi target pasar peredaran narkoba setidaknya karena dua alasan yaitu faktor demografi yang pada saat ini Penduduk Indonesia berjumlah lebih dari 230 juta jiwa dan faktor geografis wilayah Indonesia yang sangat luas.

Ada tiga jenis narkoba yaitu narkotika, psikotropika, serta zat adiktif. Narkotika dapat menyebabkan perubahan kesadaran, meredakan dan menghilangkan rasa nyeri atau sakit, serta dapat menyebabkan kecanduan. Contoh dari narkotika ini adalah kokain dan heroin. Untuk psikotropika itu sendiri dapat mengubah sistem saraf pusat, sehingga hal ini dapat mengganggu mental serta dapat mengubah sifat dan perilaku seseorang. Contoh dari psikotropika adalah ektasi, sabu-sabu, dan pil koplo. Zat adiktif ini merupakan bahan-bahan kimia yang berbahaya bagi tubuh, seperti tembakau dan inhalansi.

Narkoba memiliki efek yang sangat besar bagi kesehatan mental, fisik, serta emosional. Narkoba dapat mengganggu saraf pusat, sehingga dapat menyebabkan kejang-kejang, gangguan kesadaran, halusinasi yang berlebih, serta dapat menyebabkan kerusakan saraf perifer. Selain itu, narkoba juga merusak jantung yang dapat mengakibatkan infeksi otot-otot jantung, penyakit kardiovaskular, dan juga insomnia. Pada wanita, siklus menstruasi menjadi tidak teratur. Penggunaan obat-obat terlarang atau narkoba yang melalui jarum suntik bisa meningkatkan peluang terkena penyakit HIV/AIDS. Penyalahgunaan narkoba yang melebihi dosis juga dapat menyebabkan kematian.

Pengguna narkoba ini biasanya memiliki emosional serta mental yang tidak stabil. Pasalnya, ide bunuh diri sering kali muncul di benak pikiran pengguna narkoba. Pengguna ini juga bisa merasakan depresi, kekesalan, dan juga kesedihan yang berlarut-larut. Konsentrasi pengguna narkoba juga akan terganggu serta membuat pengguna menjadi malas. Pengguna narkoba akan menjadi acuh tak acuh terhadap lingkungan di sekitarnya, kehilangan kepercayaan diri, dan tanpa sadar akan melakukan kekerasan karena sedang berhalusinasi.

Bayangkan apabila pemerintah Indonesia ini acuh tak acuh serta penyalahgunaan narkoba tidak dapat dicegah lagi, maka hal itu dapat mengakibatkan bangsa kita ini hancur. Narkoba akan semakin merajalela di kalangan pelajar, di mana nantinya kalangan pelajar dan anak-anak muda akan menjadi penerus bangsa Indonesia. Mereka pastinya akan terkena efek atau dampak dari bahaya narkoba seperti dapat menjadikan mereka mempunyai sifat acuh tak acuh terhadap sesama serta mereka juga dapat menderita berbagai macam penyakit.

Supaya kalangan pelajar ini dapat terhindar dari narkoba, pemerintah perlu cara atau upaya-upaya untuk mengatasi penyalahgunaan narkoba. Upaya penanggulangan penyalahgunaan narkoba antara lain : Pertama, mengadakan lomba film pendek serta musik yang bertema narkoba. Kedua, memberikan pengajaran konseling kepada siswa, terutama yang berasal dari keluarga yang broken home. Hal ini dikarenakan kondisi keluarga memiliki pengaruh yang kuat terhadap tumbuh kembang anak. Apabila anak memiliki keluarga yang broken home, dia sering merasa kesepian dan tentunya dia akan merasa sedih, karena dia tidak memiliki cinta dan kurangnya kasih sayang dari kedua orang tuanya. Anak yang broken home biasanya tidak nyaman jika berada di dalam rumah. Oleh sebab itu, anak yang broken home ini benar-benar berusaha untuk menemukan tempat di mana mereka dapat menghibur dirinya sendiri. Mereka sering bermain bersama teman-temannya, sehingga sangat rentan terkena pengaruh-pengaruh yang buruk, terutama kasus narkoba. Ketiga, mengajarkan nilai-nilai kepada anak bahwa narkoba itu sangat berbahaya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun