Hari ini Bu Ila diskusi di kelas Orangtua, tetap ada hal menarik di setiap sesi ketika membicarakan tentang menjadi Orangtua hari ini dan nanti.
Terlepas dari niat awal memutuskan untuk membina rumah tangga, lalu berlanjut pada konsekuensinya memiliki anak kemudian berubah status diri menjadi Orangtua. Berbagai gejolak emosi yang dihadapi, baik menjadi Ayah atau Ibu, tetap semua memiliki porsi warna warni rasa hingga saat ini, berada pada posisi ini.Â
Menjadi orangtua bukan sebuah kebetulan, tanpa sengaja, terjadi begitu saja, tiba-tiba atau sinonim lainnya. Kebetulan itu cuma bahasa manusia, ketidaksanggupan dalam memahami dan menerima kesengajaan Allah swt.
Menjadi orangtua bukan sebuah kebetulan, karena setiap detik berlalu, Allah menghendaki Anda ada dimana saat itu, bertemu dengan siapa dan sedang apa. Bahkan jodoh, rezeki, pertemuan dan maut adalah campur tangan Allah pada hamba-Nya. Walaupun alasan menikah karena perbuatan yang tidak baik atau mungkar, namun apa yang kita jalani dan bagaimana selanjutnya ada campur tangan Allah SWT.Â
Tidak ada perbuatan mungkar yang diperintahkan oleh Allah SWT, tapi hukum dan ketentuan-Nya akan berlaku saat syarat dan kondisi dipenuhi sesuai apa yang telah digariskan-Nya.
Siap tidak siap, ketika diberi amanah  oleh Allah dengan hadirnya anak-anak, baik secara biologis atau karena faktor lainnya, artinya Anda juga siap menjadi pemegang kunci pembentukan karakter anak.Â
Hal ini menjadi penting, bilamana orangtua sadar atas fungsi atau perannya dalam membentuk karakter sejak anak dititipkan pada orangtua, karena anak akan bergaul sesuai dengan lingkungannya dan lingkungan terdekat anak adalah keluarga. Karakter apa yang akan Anda tanamkan pada anak, tergantung pola pikir, persepsi atau pemahaman Anda sendiri.
Pertanyaan mendasar yang akan ditanyakan ke dalam diri adalah sudahkah Anda mempersiapkan diri, terus belajar dan terlibat dalam menjalankan peran menjadi orangtua? Warisan apa yang akan Anda persiapkan buat generasi, apakah warisan ilmu, harta, atau malah mewariskan luka, trauma dan terus berlanjut pada generasi selanjutnya.
Diskusi tentang berbagai permasalahan anak dan orangtua yang pincang, ketika ketidaksiapan menjadi orangtua disebut sebagai awal dari munculnya masalah sosial, mental, sampai pada tindakan kriminalitas. Tapi sebenarnya ini adalah rentetan dari perjalanan kehidupan sebelumnya yang telah dilewati, luka masa lalu, ketidaksiapan dan belum selesai dengan diri diporakporandakan berbagai persoalan hidup.
Maukah Anda melangkah dengan lebih semangat untuk belajar menjadi diri sendiri yang ingin menjadi lebih baik setiap harinya? Semua tergantung dari keinginan diri sendiri, mau meninggalkan warisan kebaikan, atau masih berkutat dengan persoalan diri sendiri yang sepertinya tak pernah habis?
#PendidikanKeluarga #YayasanILAeducation