Mohon tunggu...
Laila Rachellia
Laila Rachellia Mohon Tunggu... Akuntan - Mahasiswa

Mengisi waktu luang dengan aktifitas bermanfaat

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Bukan Sekadar Tontonan, tapi Juga Tuntunan

12 Maret 2020   20:52 Diperbarui: 12 Maret 2020   20:54 299
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Tontonan yang baik juga akan berpengaruh bagi tingkah laku anak. Berdasarkan pengamatan para ahli perkembangan anak, Menonton dapat membantu anak usia dini yang sedang belajar bicara, yakni dapat mengajarkan anak kosakata baru. Tentu saja dengan syarat bahwa acara yang ditonton oleh anak-anak adalah program edukatif dengan pembicaraan yang mengajarkan kosakata baru. Sedangkan untuk acara yang tidak menyertakan pembicaraan dan hanya gambar bergerak dengan suara musik, itu tidak dapat membantu anak dalam mengembangkan kosakata dalam berbicara.

Karena itu, agar menonton dapat memberikan manfaat optimal, orang tua perlu mendampingi anak saat aktivitas tersebut. Bila acara yang ditonton tidak menyertakan pembicaraan dan hanya berupa gambar bergerak dan suara musik, orang tua dapat mengajak anak berbicara dan mendiskusikan acara tersebut sehingga anak dapat berinteraksi secara dua arah sekaligus belajar berbicara. 

Jika acara yang ditonton menyertakan pembicaraan, orang tua dapat mendampingi untuk menekankan kosakata tersebut. Orang tua bisa menstimulasi anak untuk mengatakan kosakata baru tersebut dan mengulang-ulang kosakata tersebut.

Menurut American Academy of Pediatrics (AAP), orangtua seharusnya sama sekali tidak membolehkan anak-anak mereka menggunakan perangkat elektronik apa pun ( laptop, tablet elektronik, ponsel,tv dan lainnya) sampai menginjak usia 18 bulan. 

Ketika usia anak berada di rentang 18-24 bulan, Anda boleh mulai memperkenalkan mereka pada media digital yang memiliki konten edukatif. Rekomendasi dari Association of American Pediatrics, untuk anak-anak berusia 2-5 tahun yang sedang belajar berbicara, waktu menonton  yang dianjurkan paling maksimal hanya 1 jam dalam sehari. Programnya juga harus berkualitas untuk anak-anak.

Sementara untuk anak-anak berusia di bawah 18-24 bulan, sebaiknya tidak terpapar dengan  sama sekali. Simak terlebih dahulu acara anak-anak tersebut agar Anda dapat mengetahui manfaat yang dapat diperoleh si Kecil dari situ. 

Untuk anak-anak yang berusia lebih dari 6 tahun, American Academy of Pediatrics menganjurkan durasi menonton harus kurang dari 2 jam setiap hari. Setelah Anda mengetahui durasi aman untuk anak menonton, langkah selanjutnya yang perlu anda lakukan adalah mengatur jadwalnya. Sepakati bersama anak kapan saja waktu yang dibolehkan dan tidak dibolehkan untuknya menonton.

Jangan sampai anak menjadi kecanduan dengan suatu acara, maka Anda harus bijak mengatur jadwalnya sedemikan rupa agar ia memiliki cukup waktu untuk tidur, melakukan aktivitas fisik, dan kegiatan lainnya. Misalnya, saat makan malam dan sebelum tidur anak tidak boleh berada di dekat perangkat elektronik karena bisa mengganggu waktu belajar dan waktu tidurnya.

Menurut American Heart Association, terlalu banyak menonton TV akan menurunkan kualitas tidur dan kemampuan sosial, serta meningkatkan risiko masalah kesehatan yang berhubungan dengan duduk dalam jangka waktu lama, seperti obesitas. Bagi orang tua, penting juga untuk tidak memberikan anak gawai dan menggunakan gawai secara berlebih di depan anak.

Menonton TV dapat memberikan dampak positif maupun negatif bagi anak. Semuanya bergantung dari bagaimana orang tua mendampingi anak dalam menonton TV. Jadi pastikan Anda tidak lengah saat anak sedang menonton.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun