Hallo sobat kompas, kali ini kita akan belajar mengenai tema kita yaitu bermain dan belajar pada anak usia dini. Â Anak usia dini sangatlah unik dalam mempelajari sesuatu yang tentunya sangat berbeda dengan pandangan orang dewasa. Anak usia dini tidak akan memahami bahwa ketika ia sedang bermain juga merupakan suatu bagian dari kegiatan belajar, seperti pandangan orang dewasa. Mereka akan bermain dengan perasaan senang, tidak ada rasa terpaksa, namun sebagai orang tua dengan bermain anak diharapkan memiliki pola-pola yang kemudian akan menciptakan sebuah perkembangan pada diri anak itu sendiri.
Bermain adalah sarana bagi seorang anak usia dini untuk menyalurkan dan menemukan hal-hal baru dengan rasa yang menyenangkan untuknya. Tentu berbeda dengan konsep belajar menurut orang dewasa, ia berpandangan bahwa belajar ini harus sesuai dengan segala aturan dan tuntutan. Sebenarnya, ketika seorang anak sedang bermain ia sedang mengembangkan potensi yang ada didalam dirinya. Karena dengan hal tersebut, ia akan mulai memahami dan mengerti dalam menghadapi permasalahan hidup nantinya.
Dalam aktivitas sehari-hari memang anak usia dini akan menghabiskan waktunya untuk bermain. Permainan yang diberikan untuk mereka pun harus memberikan manfaat fungsional dan evolusioner bagi anak usia dini yang sedang berkembang. Sehingga perlu adanya pengembangan bagaimana mengemas permainan agar mampu menunjang mereka untuk berkembang dengan baik.
Proses pembelajaran pada anak suia dini berbasis permainan, karena anak dibawah usia 6 tahun sedang memasuki masa bermainnya (Wahyuni & Azizah, 2020). Dengan memberikan rangsangan pendidikan melalui cara yang tepat dengan bermain akan memberikan pembelajaran yang bermakna pada diri anak. Namun, bermain tidak hanya bermain dan belajar yang tidak membebani layaknya sedang bermain. Cara mereka dalam melakukan kegiatan belajar pun tentu sangat berbeda dengan cara orang dewasa belajar, maka harus menggunakan strategi yang berebeda pula.
Belajar pada anak akan memunculkan kemampuan untuk membangun pengetahuannya dengan melalui bermain dan melakukan eksplorasi terhadap onjek yang mereka temui dan mereka melakukan interaksi dengan sekitarnya. Bermain akan memberikan kontribusi dalam perkembangan dan kemampuan anak untuk berpikir secara eksperimental dan fleksibel. Secara eksperimental akan memberikan repertoar luas kepada keterampilan dan tanggapan anak. Kemudian melalui pendekatan fleksibel akan membantu untuk menyelesaikan tugas secara efektif.
Anak usia dini memiliki karakteristik yang berbeda-beda sehingga media yang digunakan pun harus berbeda pula namun harus tetap sesuai dengan karakteristik mereka. Mereka cenderung masih memiliki sifat yang egosentrisme, dalam suatu kegiatan mereka akan lebih memandang sesuatu dari sudut pandang dirinya sendiri (Zaini & Dewi, 2017). Contohnya ketika mereka bermain boneka barbie dengan banyak printilan pakaian dan aksesorisnya, di situ mereka akan hanya ingin memainkannya dengan temannya saja tanpa mau bergantian atau meminjamkan mainannya dengan anak lain. Oleh karena itu harus disedikan boneka barbie yang lebih dari satu agar mereka tidak berbeutan.
Penggunaan media teknologi untuk kegiatan pembelajaran pada anak usia dini juga sangat dibutuhkan. Karena dengan memebrikan pengenalan teknologi pada mereka juga akan memebrikan dampak positif, pemanfaatan mulitmedia atau animasi dalam proses kegiatan pembelajaran juga akan memudahkan seorang guru. Multimedia dan animasi yang interaktif akan menarik perhatian mereka dan mereka akan bermain sambil belajar (Maghfiroh & Shofia Suryana, 2021). Karena animasi ini akan lebih mudah untukmenarik perhatian mereka dan dengan animasi dapat menyajikan media yang lebih menyenangkan.
Namun kembali lagi, karena anak usia dini memiliki pandangan terhadap suatu hal sebagai hal yang utuh, konkret dan langsung dirasakan olehnya. Maka penggunaan media dalam pembelajarannya juga harus tetap memperhatikan karakteristik mereka. Beberapa karakter yang mereka miliki yakni, anak usia dini belajar dengan memerankan perasaan dan hati nuraninya, mereka belajar dengan reflek, belajar dengan bermain, belajar melalui komunikasi, interaksi dan sosialisasi dari lingkungan sekitarnya.
Pembelajaran pada anak suai dini harus disesuaikan dengan masa perkembangannya, karena mereka belum mampu menerima dan memahami sesuatu dengan penejelasan yang abstrak, sehingga cara menjelaskan dan memberikan pengertiannya pun harus berorientasi pada hal-hal yang nyata dan sederhana sehingga akan memudahkan mereka untuk berpikir dan memahaminya. Kemudian melakukan pengenalan dan pengakuan atas peran seorang anak sangat penting karena akan memunculkan inisiatif pada anak dan memunculkan keterlibatan aktif mereka dalam pembelajaran.
Belajar melalui bermaindan melakukan permainan akan memberikan kesempatan kepada anak untuk mereka bereksplorasi, berimprovisasi, berkreasi mengekspresikan perasaannya dan kegiatan belajar mereka akan lebih menyenangkan. Dengan demikian, mereka akan mengenali dirinya dan lingkungan sekitarnya. Sesekali ajak mereka bermain di alam, karena alam merupakan sumber belajar yang tidak terbatas untuk mereka bereksplorrasi dan berinteraksi dengan sekitar untuk membangun pengetahuan dan pemahamannya.
Belajar melalui sensori, baik merasakan, penciuman, pendengaran, ataupun penglihatan akan membantu memebrikan stimululs pada anak dengan baik dan optimal. Berfokus pada setiap proses bagaimana nak-anak dalam melakukan belajar, bersosialisasi, dan berfikirnya. Dengan demikian, anak akan mulai belajar untuk memiliki rasa kemandirian dan memiliki rasa tanggung jawab.