Mohon tunggu...
Laila Nur Fitria
Laila Nur Fitria Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

"Lakukan apapun yang ingin kamu lakukan, impianmu adalah milikmu sendiri. Jangan perdulikan apa yang orang pikirkan tentangmu"

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Emosional Itu Bukanlah Marah? Lalu Apa Hubungannya dengan Otak?

16 Mei 2022   04:51 Diperbarui: 16 Mei 2022   09:20 229
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Sebagian besar dari perilaku manusia melibatkan adanya interaksi sosial. Walaupun seluruh bagian otak ikut andil dalam aktivitas sosial tersebut. Namun, hanya bagian- bagian tertentu pada belahan otak saja yang terlibat.

Hai guys,,, alhamdulillah kita masih bisa berjumpa dan semoga kalian dalam keadaan sehat yaa. Ketika kita belajar mengenai otak manusia yang tidak akan habis menyimpan rahasia yang harus diketahui keistimewaan dalam menjalankan fungsinya bagi tubuh kita. Sebelumnya kita telah membahas tentang otak dan bahasa bagaimana antara keduanya yang saling berhubungan. Namun, kali ini kita akan membahas mengenai Otak serta emosi. Bagaimana otak dalam mengatur emosi? Serta proses emosi terbentuk, yang dapat dikatakan bahwa emosi terjadi secepat hitungan detik. Yuk simak materi berikut ini.

Seringkali banyak orang mengasosiasikan bahwa emosi itu hanyalah perasaan yang diungkapkan dengan kemarahan saja. Namun, nyatanya yang dikatakan emosional itu yakni seluruh luapan  ungkapan dari perasaan yang campur aduk mengenai suatu peristiwa yang dirasakan. Nah, sekarang apa sih emosi itu?? Dan bagaimana cara kita dalam mengendalikannya?

Emm, benar nggak? Kalau selama ini kita menganggap bahwa emosi itu adalah suatu konteks yang negatif. Seperti misalnya, ketika kita kecil, kita sering menangis atau marah ketika apa yang kita minta tidak di wujudkan oleh orangtua. Namun, emosi bukanlah hanya perasaan sedih atau marah saja. Emosi dikatakan suatu hal yang kompleks karena memberikan kita suatu respons atas suatu tindakan yang terjadi. Menurut seorang Psikolog yang bernama Paul Ekman, ia menyatakan manusia itu mempunyai 6 emosi dasar yang terdiri dari terkejut, marah, takut, senang, jijik, dan sedih. Nah, berdasarkan hal tersebutlah bahwa emosi itu penggambaran dari apa yang sedang dirasakan oleh manusia.

Apa Sih Emosi Itu?

Dikutip dari American Psychological Association mendefinisikan bahwa emosi merupakan pola reaksi yang kompleks, artinya yang melibatkan elemen pengalaman, perilaku, dan fisiologis, yang digunakan seseorang dalam menangani masalah atau peristiwa penting secara pribadi.

Lalu, secara ringkasnya kita dapat menyimpulkan bahwa emosi adalah suatu respons terhadap suatu hal yang sedang kita alami. Misalnya, ketika kita berjalan sendirian pada malam hari, dan kita mendengar suara gemerisik dari semak- semak yang bergoyang atau hembusan angin. Ketika otak kita telah menangkap suatu peristiwa dari contoh diatas maka otak akan memprediksi atau memberikan respons atas stimulus dari lingkungannya. Mungkin kita akan merasa takut atau sunyi, kemudian kita akan segera bergegas lari menuju rumah. Respons tersebutlah yang merupakan suatu hal yang dilakukan individu sebagai realisasi dari emosi.

Perumpamaan lainnya yakni ketika kita sedang menonton film horor, terdapat bagian tertentu yang membuat kita merasa takut, cemas dan lainnya. Nah, respons tubuh ketika kita mengalami perasaan takut adalah jantung berdebar lebih kencang tidak seperti biasanya serta merinding. Secara tidak langsung kita tidak menyadarinya, semua contoh tersebut diatas kita sedang mengalami efek dari sistem limbik yang setiap hari kita rasakan. Pada saat itu sistem limbik sedang bekerja keras.

Berdasarkan dari contoh diatas, pada saat itu neuron-neuron dalam otak kita sedang bekerja menjalankan fungsinya dalam menghasilkan gerakan serta menciptakan seluruh gerakan sebagai respon kita. Selain itu juga, dalam hal ini juga menciptakan sensasi dari apa yang telah kita tangkap kemudian di asosiasikan sebagai informasi yang akan diolah. Nah, dari situlah otak kita mulai bereaksi dengan tanggapan atau respon secara langsung, bisa juga membayangkan suatu hal yang tidak ada pada saat itu, namun kita membayangkan seakan- akan di depan mata kita. otak kita akan terkoordinasi dengan baik karena antara pikiran dengan tubuh kita mengenai situasi yang sedang terjadi.

Bagaimana Sistem Kerja dari Emosi pada Tubuh?

Terdapat beberapa sistem di dalam otak kita yang menjalankan fungsinya pada emosi ini. Namun pada dasarnya, dapat dikatakan sama dengan bagian serta cara kerja otak yang lain. Dalam hal ini antara satu sistem yang menangani emosi saling berkomunikasi dan terhubung ketika menjalankan sistemnya.

Sistem limbik merupakan tempat awal dimana respons emosional berasal. Sitem limbik juga dapat dikatakan sebagai pusat pengaturan ketakutan, agresi, ketertarikan seksual, ingatan, pmbeljaran serta penciuman. Istilah dari 'Sistem Limbik' berasal dari bahasa latin limbus, yang berarti yakni pembatasan. Namun, secara fisik sistem limbik ini terletak di perbatasan antara dua bagian otak yakni neokorteks dan batang otak. Dan dia memiliki peran seperti halnya jembatan antara neokorteks yang membantu kita dalam bepikir, menalar, serta secara sadar memproses emosi dari kita. Sedangkan batang otak yang melakukan pekerjaan autopilot untuk menjaga agar tubuh tetap hidup tanpa pemikiran yang sadar. Nah, jadi bagian otak apa saja yang termasuk sistem limbik?

Sitem limbik terdiri dari beberapa bagian yang dalam hal ini memiliki fungsinya masing-masing. Oleh karena itu, para Ilmuwan telah sepakat mengelompokkan beberapa bagian otak, jadi sistem limbik bukan  hanya satu bagian. Sistem limbik terdiri dari beberapa bagian penting yaitu thalamus, hipothalamus, amigdala, dan hippokampus. Walaupun demikian, seluruh struktur tersebut antara satu sama lainnya akan saling terhubung.

Talamus dalam hal ini dikatakan sebagai pusat relay pada otak kita, dimana ia berperan untuk memutuskan input sensorik mana dan harus pergi kemana serta apakah otak harus mengabaikan sesuatu hal. Pada saat itu saraf optik pada bagian otak kita akan menyampaikan informasi secara visual ke talamus, kemudian talamus di sini akan memutuskan apakah dirasa informasi tersebut cukup penting untuk diperhatikan.

Bagian selanjutnya amigdala. Amigdala merupaka struktur yang berbentuk seperti almond berukuran kecil yang bertanggungjawab mengenai ketakutan, kecemasan, agresi, ketertarikan seksual, serta kesenangan. Ketakutan yang sering kali kita rasakan itu disebabkan oleh amigdala. Begitupun jika kita memiliki ketertarikan pada seseorang juga disebabkan oleh amigdala.

Hipotalamus dapat dikatakan sebagai hubungan penting antara otak dengan tubuh kita. Mengapa demikian, karena dalam hal ini hipotalamus akan melepaskan hormonnya sendiri serta mengontrol kelenjar lainnya untuk membawa perubahan pada tubuh kita. Dalam hal ini, ia juga bertanggungjawab dalam menjaga homeostatis (keseimbangan tubuh). Dimana hal tersebut mengatur siklus tidur hingga bangun, suhu tubuh kita, rasa lapar, sampai alasan mengapa tubuh kita merasakan emosi.

Dan yang terakhir yakni hippokampus. Dalam hal ini ia terlihat seperti halnya kuda laut, karena namanya yang di ambil dari bahasa Yunani yang berarti kuda laut. Hippokampus berperan dalam pembelajaran dan memori, serta utamanya dalam mengubah memori jangka pendek menjadi memori jangka panjang. Nah, kenangan masa kecil kita akan kita ingat dengan adanya hippokampus. Nah, untuk lebih mengetahui lebih lanjut fungsi dari masing- masing bagian tersebut serta kerusakannya, simak video dibawah ini.


Kemudian pada awalnya kita mungkin tidak terlalu memikirkan hal apa yang terlebih dahulu antara emosi atau berpikir. Mungkin bagian sebagian orang akan menjawab bahwa emosi akan lebih dahulu dari pada proses berpikir kita. Hal tersebut dapat kita jumpai saat atau ketika kita marah maka kita akan emosi hingga marah dan melakukan suatu hal yang tidak di inginkan diluar batas kita. Maka setelah kejadian tersebut, kita akan berpikir apakah suatu tindakan yang kita lakukan itu salah kemudian akan ada rasa penyesalan.

Manakah yang lebih dahulu, berpikir atau emosi?

Seringkali ketika kita mendengar kata 'emosi' maka kebanyakan dari kita akan memikirkan mengenai cinta, benci, kebahagiaan, hingga ketakutan. Perasaan yang akan terus kita rasakan sampai sepanjang hidup kita. Emosi kita merupakan kekuatan pendorong di balik dari banyaknya perilaku kita. Kemudian, dari manakah datangnya emosi kita?

Otak kita dalam hal ini akan terhubung untuk mencari ancaman atau imbalan. Namun, jika ada yang terdeteksi maka wilayah dari perasaan yang ada pada otak kita akan memberi peringatan melalui adanya pelepasan pesan kimia. Emosi kita adalah pesan kimia tersebut, berjalan dari otak kita ke seluruh bagian tubuh. Nah, pada saat otak kita mendeteksi adanya ancaman yang potensial, maka otak kita akan melepaskan hormon stress adrenalin serta kortisol dalam mengantisipasi diri kita untuk menghindari bahaya tersebut.

Sedangkan, ketika kita mendeteksi adanya suatu hal yang bermanfaat, misalnya jika ada orang yang berbuat baik kepada kita. Maka otak kita akan melepaskan dopamin, oksitosin, ataupun seratonin yang merupakan bahan kimia yang membuat kita merasa baik serta memotivasi diri kita dalam melanjutkan tugas ataupun perilaku.

Oleh karena itu, dalam hal ini wilayah pada perasaan otak kita akan terlebih dahulu memberikan getaran sebelum pada bagian berpikir. Namun, kadang-kadang reaksi pada otak kita begitu kuat sehingga mendominasi perilaku kita sehingga secara rasional pada saat itu ketika emosi membajak otak kita. Sementara banyak respons emosional kita yang terjadi secar tidak sadar, karena pemikiran kita dapat mempengaruhi emosi kita dan terkadang hal ini sangat membantu. Untuk lebih membantu memahaminya, simak video dibawah ini.


nah, mungkin itu sedikit penjelasan diatas mengenai otak dan emosi serta bagaimana cara kerja dari emosi pada otak kita. semoga dapat bermanfaat dan menjadi wawasan yang baru. Jangan pernah bosen untuk membahas serta mengetahui lebih dalam mengenai otak kita, karena otak kita menyimpan segudang hal yang menarik untuk diketahui. Sampai jumpa pada artikel selanjutnya yaa,,,

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun