2. CT Â (Computed Tomography)
    Computed tomoghraphy atau yang disebut dengan CT Scan merupakan pemeriksaan yang menggunakan sistem imaging digitak dan sinar-X yang berguna untuk memperoleh citra penampang tubuh. Pemeriksaan ini dapat memberikan gambar (image) yang jelas mengenai berbagai struktur tubuh, termasuk tulang, pembuluh darah dan jaringan lunak sekaligus. Gambar yang dihasilkan ini dapat memberikan gambaran atau informasi yang menyeluruh mengenai diagnosis dokter tentang kondisi tubuh kita. Teknologi ini merupakan tes yang sederhana dan non-invasif. Prosedur yang dilakukan kita akan berbaring diam diatas meja yang bergerak masuk dan keluar dari terowongan yang dapat dimiringkan, yang memuat scanner (alat pindai) sinar- X.
3. Â PET (Positron-Emission Tomography)
   PET merupakan pemeriksaan imaging medis termutakhir yang memberikan informasi yang rinci mengenai fungsi organ atau sistem dalam tubuh manusia. Dan pada umumnya PET Scan digunakan untuk mengevaluasi mendiagnosis kanker, kelainan neurologis (otak), serta penyakit kardiovaskuler (jantung). Dan selama PET Scan ini dilakukan akan terdapat pelacak radioaktif yang disuntikkan dan gambar tubuh kita akan secara otomatis direkam dengan menggunakan PET scanner.
Teknisnya ada kamera yang mendeteksi emisi yang dihasilkan dari pelacak radioaktif yang disuntikkan, kemudian komputer membuat gambar multi-dimensi dari bagian tubuh yang sedang diperiksakan. Pelacak radio yang disuntikkan, biasanya terakumulasi lebih banyak dalam jaringan penyakit daripada jaringan yang lebih sehat. Kebanyakan PET scanner digabungkan dengan Computerised Tomography (CT) Scan. Kemajuan ini memungkinkan informasi struktural dari CT imaging untuk digabungkan dengan informasi fungsional PET.
PET Scan dalam hal ini berguna dalam mengukur aliran darah, penggunaan oksigen, serta bagaimana tubuh mengolah gula, dan berbagai aktivitas lainnya. PET Scan dapat dikatakan penting karena sebagai prosedur dalam pemeriksaan rawat jalan. Agar kita dapat mengetahui hasil observasi setelah melakukan tes ini.
4. Â MRI/FMRI
   MRI (Magnetic Resonance Imaging) merupakan tes non-invasif yang digunakan dokter dalam mendiagnosis kondisi medis pasien. MRI ini dalam teknisnya menggunakan medan magnet yang kuat, pulsa frekuensi radio, dan komputer untuk menghasilkan gambar yang rinci dari struktur tubuh internal manusia. MRI dalam hal ini tidak menggunakan radiasi (rontgen). Gambar MRI yang secara rinci dan detail memungkinkan dokter untuk memeriksa serta mendeteksi penyakit pada tubuh manusia. Sedangkan FMRI (Functional Magnetic Resinance Imaging) menggunakan pencitraan MR dalam mengukur perubahan kecil dalam aliran darah yang terjadi pada bagian otak yang aktif.Â
MRI ini berguna dalam mempelajari anatomi otak secara fungsional, membantu menilai efek stroke, trauma atau penyakit degeneratif (seperti halnya Alzheimer) pada otak, memantau pertumbuhan dan fungsi tumor otak, memandu perencanaan operasi, terapi radiasi atau perawatan invansif pada otak lainnya.
5. Â MEG (Magnetoencephalography)
MEG ini merupakan rekaman medan magnet yang dihasilkan aktivitas listrik dalam otak dan diukur luar kepala. Teknik ini berkaitan erat dengan EEG yang dikembangkan kurang lebih selama tahun 1960-an serta menawarkan pencitraan yang lebih akurat. Dalam hal ini persamaan MEG dengan EEG adalah tekniknya yang non-invasif dan aman dengan mengumpulkan data melalui elektroda yang ditempatkan pada kulit kepala manusia. Jika dilihat perbedaannya EEG mengukur tegangan listrik, dan MEG berfungsi dalam mengukur medan magnet yang dihasilkan oleh arus listrik pada otak.