Pada saat ini, remaja sangat rentan dengan pergaulan bebas, bahkan orang dewasa pun masih banyak yang terjerat godaan pergaulan bebas. Pergaulan bebas dapat merampas masa depan remaja. Apabila seorang remaja sudah masuk ke dalam pergaulan bebas, maka Ia akan sulit keluar dari pergaulan dan kebiasaan tersebut. Ada berbagai macam pergaulan bebas yang biasa dilakukan oleh remaja, seperti mengonsumsi narkoba, tawuran, melakukan seks bebas, merokok, dan mengonsumsi alkohol.
Seks bebas sering diartikan oleh masyarakat awam sebagai kegiatan seksual yang dilakukan bukan dengan pasangan sah. Namun, seks bebas dihubungkan pula dengan seseorang yang gonta-ganti pasangan tanpa berkomitmen. Berawal dari ingin tahu dan coba-coba, namun ternyata menjadi suatu kebiasaan. Perilaku seks bebas juga bukan termasuk budaya Indonesia karena ketidaksesuaiannya dengan norma bangsa Indonesia.
Berdasarkan sejumlah data penelitian yang ada, perilaku seks bebas pada remaja di Indonesia dapat dikatakan sangat memprihatinkan. Dikutip dari laman Liputan6.com, Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) mencatat usia remaja di Indonesia yang sudah pernah melakukan hubungan seksual di luar nikah. Paling muda di rentang umur 14 hingga 15 tahun tercatat sebanyak 20% sudah melakukan hubungan seksual. Lalu, diikuti dengan dengan usia 16 hingga 17 tahun sebesar 60%. Sedangkan di umur 19 sampai 20 tahun sebanyak 20%.
Salah satu contoh kasus pergaulan bebas yang akhir-akhir ini banyak diperbicangkan di media sosial yaitu maraknya kasus seks bebas di ruang lingkup remaja. Dikutip dari laman Tribunmataram.com, Jumlah remaja Kabupaten Tulungagung yang mengidap Human Immunodeficiency Virus (HIV) meningkat menjadi 359 orang. Jumlah ini setara dengan 10,6 persen dari total pengidap HIV di Kabupaten Tulungagung, yaitu 3.381 orang. Jumlah ini juga mengalami kenaikan 40 orang sejak Desember 2022 lalu.
Dapat kita ketahui perilaku seks bebas sangat berpengaruh terhadap peningkatan risiko terkena penyakit menular seksual (PMS), seperti HIV, herpes simpleks, kutil kelamin, gonore, dan hepatitis B. Selain itu, melakukan seks bebas juga sangat berpengaruh terhadap peningkatan risiko terjadinya kehamilan di luar nikah. Hal ini dapat menjadi penyebab gangguan mental karena adanya tekanan dari lingkungan sekitar dan ketidaksiapan dalam berumah tangga. Akibat tekanan yang diberikan oleh lingkungan sekitar akan muncul pemikiran pendek seperti ingin melakukan aborsi ilegal tanpa memikirkan dampak apa yang akan ditimbulkan kedepannya.
Tak jarang pula pernikahan dini terpaksa dilakukan untuk menutupi rasa malu yang ditimbulkan akibat kehamilan diluar nikah. Pihak wanita lah yang paling dirugikan dalam kasus ini, karena di lingkungan masyarakat Ia akan dipandang sebagai aib keluarga, akibatnya pihak wanita akan dikucilkan oleh lingkungan masyarakat dan lingkungan pergaulan sehingga Ia rentan mengalami stres dan depresi. Selain itu, masa muda mereka dihabiskan untuk mengurus rumah dan anak sehingga pendidikan menjadi terhambat dan memutus akses mereka dalam mewujudkan cita-cita.
Beberapa faktor yang memengaruhi terjadinya seks bebas seperti, kurangnya pengetahuan terhadap bahaya seks, pola asuh orang tua yang salah, ekonomi keluarga yang sulit, hingga kurangnya pemahaman ilmu agama dan faktor lingkungan pergaulan yang bebas. Pacaran juga menjadi salah satu faktor terjadinya seks bebas. Kurangnya kasih sayang dan cinta dari keluarga membuat remaja haus akan cinta, sehingga mereka berharap dapat menemukan rasa cinta tersebut di hubungan pacaran. Pacaran akan menyebabkan kecanduan cinta di kalangan remaja, kecanduan ini bisa sangat berbahaya karena dianggap menjadi pintu gerbang menuju perzinaan.
Cara penanganan seks bebas dapat dilakukan dengan beberapa hal. Pertama, mengadakan kegiatan keagamaan yang dapat memperkuat keimanan dan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Kedua, memberikan seminar ataupun wawasan kepada generasi muda mengenai bahaya dan dampak seks bebas. Ketiga, Â memberikan wadah bagi remaja untuk menyalurkan bakat, minat, dan potensi mereka dalam bidang tertentu.
Untuk mencegah terjadinya seks bebas, Â terdapat beberapa hal yang dapat dilakukan. Pertama, Memperkuat keimanan dan ketakwaan kita terhadap Tuhan Yang Maha Esa untuk membentengi diri dari pergaulan bebas. Kedua, mengisi waktu luang dengan kegiatan-kegiatan positif untuk mengekspresikan minat, bakat, dan potensi yang ada pada diri kita. Ketiga, memberitahukan aktivitas-aktivitas yang dilakukan kepada teman, guru, dan orang tua supaya mereka dapat memantau aktivitas kita. Keempat, Â lebih memahami bahaya ataupun dampak yang ditimbulkan oleh pergaulan bebas. Kelima, menghindari lingkungan yang dapat menjerumuskan kita ke dalam pergaulan bebas.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H