2. Penerapan sistem kerja yang sesuai dengan tujuan oganisasi tersebut. Tidak memberikan tekanan waktu pengerjaan serta meminimalisir perkataan agar tidak menyakiti perasaan anggota.
3. Kegiatan pelatihan dan pengembangan kemampuan anggota, agar anggota dapat merasakan pekerjaan yang berbeda, dapat belajar, mengevaluasi dirinya sendiri sehingga potensinya dapat dilihat dari perkembagan kemampuannya
Strategi menghadapi stres dapat dilakukan dari sisi individu itu sendiri seperti misalnya melalui menjauhkan dari penyebab stres, mengolah pekerjaan sesuai kemampuan, mengolah pikiran, mengontrol peningkatan stres, menyelesaikan masalah pribadi di luar dari pekerjaan, meminimalisir pekerjaan yang tidak mudah dilakukan, menjaga diri seperti olahraga, makan makanan yang sehat, dan meminta dukungan sosial dari orang sekitar.
Dikutip dari Jurnal Kasus Stres Kerja Menyebabkan Kematian, oleh Fanni Juliyani.
Seorang insinyur berumur 28 tahun yang bekerja untuk Foxconn Technology (produsen raksasa elektronik untuk industri seperti Apple, Dell dan Hewlett-Packard) meninggal dunia, “Kematiannya mendadak”. Penyebab kematiannya berkaitan dengan pekerjaan. “Perusahaan hanya mementingkan kepentingan bisnisnya dengan memeras tenaga karyawan, sementara upah pekerjanya sendiri masih sangat rendah, ironisnya karyawan tidak berdaya akan kebijakan ini”.
Surat kabar Ming Pao di Hong Kong, melaporkan bahwa salah satu kerabat dekat Insinyur mengklaim kematian relan kerjanya itu dikarenakan “stres kerja”, setelah bekerja 34 jam tanpa istirahat.
Kasus ini menerangkan mengenai aksi protes para pekerja Foxconn di Cina yang mengatakan bahwasanya pihak perusahaan tidak memikirkan hak para pekerja. Upah yang diberikan tidak setimpal dengan apa yang dikerjakan. Selain itu juga dipengaruhi oleh faktor seperti halnya bertambahnya tanggung jawab tanpa adanya penambahan upah.
Strategi penanganannya:
1. Strategi Penanganan Individual, melakukan Time Out seperti istirahat sejenak namun masih dalam ruangan kerja. Melakukan relaksasi dan meditasi dilakukan di rumah pada malam hari di hari libur kerja, agar perasaan rileks dan nyaman. Melakukan diet dan fitnes, memperbanyak konsumsi makanan yang bervitamin dan banyak melakukan olahraga. Dan sebagai strategi terakhir untuk mengurangi stres adalah dengan reoni sahabat, kolega, keluarga yang akan dapat memberikan dukungan saran bagi dirinya.
2. Strategi Penanganan Organisasional, seperti menciptakan iklim organisasi yang mendukung. Memperkaya desain tugas-tugas dengan memperkaya kerja baik. Mengurangi konflik dan mengklarifikasi peran organisasional. Rencana dan pengembangan jalur karier dan menyediakan konseling. Strategi untuk memanajemen-kan struktur organisasi melalui seleksi dan penempatan, penetapan tujuan, redesain pekerjaan, pengambilan keputusan partisipatif, komunikasi organisasional dan program kesejahteraan. Strategi tersebut akan menyebabkan karyawan memperoleh pekerjaan yang sesuai dengan kemampuannya.
3. Strategi Dukungan Sosial, melalui aktivitas yang bertujuan memberikan kepuasan sosial. Pendekatan melalui meditasi. Pendekatan melalui biofeedback, dilakukan melalui bimbingan medis dokter maupun psikolog. Pendekatan kesehatan pribadi secara periode waktu memeriksa kesehatan.
Lailani Octavia Rahmadhani
22010400149
Universitas Muhammadiyah Jakarta
Ilmu Komunikasi
Komunikasi Organisasi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H