Mohon tunggu...
Laila Isnaini Saraswati
Laila Isnaini Saraswati Mohon Tunggu... Mahasiswa - UIN RADEN MAS SAID

Menulis

Selanjutnya

Tutup

Financial

Pengelolaan Biaya sebagai Kunci Profitabilitas: Analisis Akuntansi Manajemen

11 Desember 2024   16:56 Diperbarui: 11 Desember 2024   18:16 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

A.Pendahuluan

Efisiensi pengelolaan biaya merupakan kunci dalam meningkatkan profitabilitas, terutama bagi pelaku UMKM seperti Pabrik Tahu. Selama bertahun-tahun, pengelolaan biaya di pabrik ini menggunakan metode tradisional yang cenderung menyamaratakan biaya overhead ke semua produk. Akibatnya, sulit untuk mengidentifikasi aktivitas yang memakan biaya besar tanpa memberikan kontribusi signifikan terhadap keuntungan. Dalam wawancara yang dilakukan penulis, terungkap bahwa pemilik pabrik tahu kesulitan menentukan strategi pengelolaan biaya yang efektif karena minimnya data biaya yang terperinci. Sebagai alternatif, penulis melakukan analisis menggunakan metode Activity-Based Costing (ABC), sebuah pendekatan akuntansi manajemen yang lebih modern. Metode ini mengelompokkan biaya berdasarkan aktivitas tertentu yang dapat mengalokasikan biaya yang lebih akurat. Artikel ini membandingkan kedua metode tersebut dan dampaknya terhadap profitabilitas Pabrik Tahu.

B.Isi

Tokoh utama dalam tajuk rencana ini adalah Ibu Dwi, pemilik Pabrik Tahu di Desa Tegalgondo. Ibu Dwi merupakan generasi ketiga yang melanjutkan usaha produksi tahu yang telah dirintis oleh kakeknya sejak 50 tahun yang lalu. Dengan dedikasi dan kerja kerasnya, Ibu Dwi berusaha mempertahankan kualitas tahu produksinya di tengah persaingan bisnis yang semakin ketat. Selain itu, beliau terus berinovasi dalam mengelola usaha produksi dalam meningkatkan efisiensi biaya produksi dan meningkatkan profitabilitas tanpa mengurangi kualitas produknya. Sebagai pengusaha yang gigih, Ibu Dwi percaya bahwa pengelolaan biaya yang efektif adalah kunci untuk menjaga keberlanjutan usaha keluarga ini.

Masalah utama yang dihadapi oleh Pabrik Tahu adalah sulitnya menentukan biaya produksi secara akurat dan alokasi biaya yang kurang efisien. Metode tradisional yang digunakan selama ini hanya membagi total biaya overhead secara merata ke setiap unit produksi. Pendekatan ini mengakibatkan biaya produksi terlihat lebih rendah untuk beberapa aktivitas tertentu, meskipun sebenarnya aktivitas tersebut memakan sumber daya yang besar. Selain itu, Ibu Dwi merasa kesulitan menentukan keputusan dalam mengurangi biaya karena tidak memiliki gambaran jelas mengenai aktivitas mana yang paling mahal.

Analisis perhitungan biaya produksi per unit produk tahu yang dilakukan pada Pabrik Tahu, menggunakan dua metode yang berbeda, yaitu metode tradisional dan metode Activity-Based Costing (ABC), memberikan hasil yang cukup berbeda. Produk tahu yang digunakan ada dua, yaitu tahu kepel dan tahu goreng. Dengan menggunakan metode tradisional, biaya produksi per unit untuk tahu kepel tercatat sebesar Rp 284, sedangkan untuk tahu goreng adalah Rp 236. Perhitungan biaya ini dihitung dengan cara merata mengalokasikan total biaya overhead ke semua produk tanpa mempertimbangkan aktivitas-aktivitas khusus yang terjadi selama proses produksi.

Namun, setelah diterapkan metode ABC yang mengalokasikan biaya berdasarkan aktivitas produksi yang lebih rinci, didapatkan hasil yang berbeda. Biaya produksi per unit untuk tahu kepel menggunakan metode ABC meningkat menjadi Rp 327, dan untuk tahu goreng menjadi Rp 312. Hal ini menunjukkan bahwa beberapa aktivitas, seperti kelistrikan, persiapan dan penanganan bahan, pemasakan, dan pemeliharaan, memengaruhi biaya secara signifikan, yang tidak terlihat dalam perhitungan menggunakan metode tradisional.

Perbandingan antara kedua metode tersebut menunjukkan perbedaan yang cukup akurat dalam alokasi biaya per unit produk. Untuk tahu kepel, selisih biaya produksi antara metode tradisional dan ABC mencapai Rp 43, sedangkan untuk tahu goreng selisihnya adalah Rp 76. Perbedaan ini menggambarkan bagaimana metode ABC dapat memberikan gambaran yang lebih akurat mengenai biaya yang dikeluarkan untuk setiap produk berdasarkan aktivitas yang benar-benar terjadi, yang sebelumnya tidak terdeteksi dengan metode tradisional. Hal ini memungkinkan Pabrik Tahu untuk lebih memahami komponen biaya dalam produksinya dan membuat keputusan yang lebih tepat dalam pengelolaan biaya dan peningkatan profitabilitas.

C.Kesimpulan

Pengelolaan biaya yang efisien sangat penting untuk meningkatkan profitabilitas Pabrik Tahu ini. Metode tradisional yang selama ini digunakan tidak memberikan gambaran yang akurat mengenai biaya produksi, sehingga masih terdapat beberapa kendala dalam pengambilan keputusan untuk meningkatkan efisiensi dan mengurangi biaya. Penerapan metode Activity-Based Costing (ABC) memberikan alokasi biaya yang lebih tepat dengan memperhitungkan aktivitas-aktivitas khusus dalam proses produksi. Hal ini memungkinkan pabrik untuk menemukan biaya yang sebelumnya tidak terdeteksi dan membuat keputusan yang lebih tepat untuk meningkatkan profitabilitas.

D.Rekomendasi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun