Mohon tunggu...
laila fauziah
laila fauziah Mohon Tunggu... Freelancer - Bebas berkarya

lulusan manajemen yang sangat tertarik dengan psikologi. suka memperhatikan tingkah laku seseorang bahkan lingkungan yang ada di sekitar. menulis dengan hati sesuai dengan apa yang terjadi. mari kita berbagi karena kita tidak hidup sendiri

Selanjutnya

Tutup

Diary

Putus Asa

29 November 2022   19:16 Diperbarui: 29 November 2022   19:36 111
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

PUTUS ASA. Apa yang ada dibenak kalian jika mendengar kata ini???

Putus ada adalah keadaan di mana seseorang meyakini bahwa segala daya dan upaya yang dimilikinya tidak mampu lagi untuk menunjang pencapaian tujuan dan cita-citanya. Putus asa juga merupakan sebuah gejala dari depresi. Jika tidak diatasi dengan baik, maka perasaan ini tidak hanya dapat mengganggu aktivitas, tapi juga dapat mengarah pada hal-hal- yang membahayakan dan tidak kita inginkan. 

Banyak hal yang menjadi penyebab seseorang menjadi putus asa. Sebagai contohnya adalah kita memiliki sebuah tujuan besar dan kita merasa telah mengusahakan dan berusaha dengan level maksimal yang kita miliki, namun sepertinya seisi langit dan bumi menolak. Apapun usaha kita untuk meraihnya kita dibuat merasa terjatuh. Bangkit lagi terjatuh lagi. Hingga akhirnya kita merasa tidak adil saat melihat disekeliling kita nampaknya sangat mudah untuk mendapat tujuan tersebut.

Saat berada pada level putus ada, seseorang juga terkadang merasa dirinya tidak berharga. Mungkin dia akan menjadi lebih tertutup dan menenggelamkan diri. Bisa juga membuat dunia mereka sendiri seolah-olah hal yang diinginkannya terjadi. Hal ini mereka lakukan karena mereka berusaha bertahan untuk terus mempertahankan eksistensi hidupnya.

Namun saat mentalnya down karena sedikit saja benturan, dia akan merasa dunianya hancur. Melampiaskan semuanya menjadi tangisan bahkan bisa sampai pada tahap menyakiti diri sendiri. 

Melukai tangan dengan jarum ataupun cutter, menjambak rambut dan membenturkan kepala, hingga memukul-mukul anggota tubuh yang lainnya ataupun mengunci diri dalam kamar mandi dan mengguyur air pada tubuhnya secara terus menerus. Hingga pada satu titik dia kelelahan atau merasakan sakit, baru dia menghentikan dan berusaha untuk tenang.

Orang yang putus asa membutuhkan waktu untuk diirnya menyembuhkan diri sendiri. Dan yang terpenting mereka tidak menerima penghakiman. Terlebih jika ada sebuah labelling yang melekat pada dirinya. Semisal dalam keluarga dia dikenal sebagai anak yang tidak penurut atau lain sebagainya. Label yang melekat pada anak ini akan berakibat semakin menjadikannya borok dalam hati dan bisa membuat dia semakin nekat karena ketika mereka melakukan hal yang baik pun, label ini terlanjur terekam dalam benaknya. Orang dalam tahap putus ada bisa jadi dia tidak mempercayai siapapun bahkan keluarganya. 

Dia membangun tembok yang sangat tinggi dan sukar untuk ditembus. Seringkali keluarga bukan mendamaikan hatinya, tapi justru memberikan Judgment yang mengerikan sehingga dia tak pernah merasa punya rumah untuk dia pulang.

Orang yang putus ada sebenarnya membutuhkan teman untuk mendengarkan. Namun seringkali ia merasa ketakutan dan tidak percaya. Ia terlalu takut untuk menceritakan permasalahan yang ia pendam. Judgment "alah gitu aja ko"  menjadi sebuah kata yang mengerikan dan semakin membuat dia tenggelam dalam bekunya dunia yang ia bangun. 

Namun jika dia menemukan orang yang benar-benar bisa membuat bangkit, percayalah kamu akan menjadi orang yang sangat dipercayainya. Bahkan apapun yang keluar dari mulutmu menjadi kepercayaan dan sugesti baginya.

 kamu yang berada pada posisi ini, jangan kalian bersedih yaaa. Kalian itu adalah orang-orang hebat yang sekuat tenaga berusaha untuk tetap hidup. Saya tau tidak mudah, karena saya pun sempat mengalami hal seperti ini. Jika kalian tengah bersedih, menangislah. Tak ada kesalahan bagi kalian meluapkan rasa sakit dengan air mata.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun