Mohon tunggu...
Laila Dzuhria
Laila Dzuhria Mohon Tunggu... Penulis - Parenting and Family Bloger

Ibu dua orang putra ini hobi sekali menulis sejak duduk di bangku sekolah dasar. Namun, setelah kelahiran putra keduanya ia lebih menekuni dan fokus pada dunia pengasuhan dan keluarga. Tulisan-tulisan ini ia tuang atas ilmu yang telah didapatkan dari ahli dan berhasil diterapkan pada buah hati, sehingga ia tuangkan kembali melalui aksara untuk berbagi ilmu kepada parent lainnya. Semoga tulisan dalam blog ini dapat membantu parent pembelajar, ya.

Selanjutnya

Tutup

Book Pilihan

Review Buku Mengajar dari Kebun

13 November 2023   19:11 Diperbarui: 13 November 2023   19:25 227
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tentu untuk pendidikan harus ada peran orang tua dan juga guru. Tidak hanya orang tua menyerahkan sepenuhnya kepada sekolah, dan menerima hasilnya secara instan. Tetapi, ini adalah bukti nyata kerja sama antara orang tua dan guru untuk mendidik amanah Allah untuk menjadi berhasil. Subahannallah. Ibu Tiara, jujur, mengulasnya saja saya masih terus meneteskan air mata. 

Saya yakin sekali, saat naskah ini ditulis akan banyak linangan air mata dari ibu yang menetes membasahi pipi. Namun, itu adalah air mata haru dan kebanggaan tersendiri, mampu menjadi manusia yang bermanfaat. 

Kesimpulan

Rasanya, membaca kisah per kisah dari buku ini, harus menyiapkan tisu satu kotak bahkan lebih. Karena ragam kisah haru dan senang menjadi satu dalam sebuah buku. Tulisan-tulisan ini membuat kita sangat sadar, bahwa anak adalah titipan Tuhan yang harus kita jaga, dan tentu harus kita berikan pendidikan semestinya. 

Tulisan-tulisan ini menyadarkan kita untuk tetap semangat mendidik buah hati tercinta dan menjadi guru adalah profesi yang luar biasa, bukan profesi rendah yang orang-orang kira. Menjadi guru adalah profesi mahal, karena begitu banyak pengorbanan yang telah diberikan untuk anak didik, yang sebenarnya bukan darah daging sendiri, tetapi rasa cinta itu bisa hadir karena Allah SWT. 

Itulah Kebun Tumbuh, tidak hanya mendidik murid, tetapi juga para orang dewasa, bahkan di sini juga tertulis kisah karyawan yang masih berkuliah sehingga harus izin menyelesaikan kuliahnya. Apakah beliau kerap dimarahi oleh atasan? Tentu tidak, justru keluarga kebun senantiasa mengizinkan dan mendukung pendidikan beliau. 

Tentu menjadi keluarga kebun bukanlah hal yang membosankan atau mengecewakan. Tetapi, menjadi keluarga kebun adalah hal yang harus disyukuri, karena di dalamnya kita mampu belajar segala hal. 

Kebun Tumbuh, teruslah tumbuh besar, berjaya bersama selamanya. Kebun Tumbuh, bukanlah sekolah biasa, tetapi Kebun Tumbuh adalah wadah yang mampu mendidik semua umat manusia. 

How To Order?

Dokumen Pribadi
Dokumen Pribadi

Para pembaca ingin memesan buku Mengajar dari Kebun? Bisa langsung memesannya di sini, ya. Kamu akan mendapatkan goodiebag yang kekinian dan tentu kisah-kisah yang menginspirasi. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun