Mohon tunggu...
Laila Choirin Nisa
Laila Choirin Nisa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Halo! Perkenalkan nama saya adalah Laila Choirin Nisa' lebih akrab dipanggil Lala atau Laila. Saya adalah seorang mahasiswa jurusan Perbankan Syariah fakultas ekonomi dan bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah. Saya lahir dan besar di Malang sampai ketika saya memasuki bangku SMA saya memulai perjalanan saya untuk merantau, lebih tepatnya saya masuk sebuah pesantren yang bernama Pondok Modern Darussalam Gontor Putri Kampus 3 yang terletak di kabupaten Ngawi. 4 tahun menempuh pendidikan di pesantren saya kembali ke Malang untuk mengabdi di sebuah pesantren. kemudian melanjutkan merantau di tempat saya menempuh pendidikan saya saat ini. Saya sangat suka membaca, mendengarkan musik, dan juga menonton serial drama korea. Saya juga suka berolahraga, olahraga yang sangat saya sukai adalah berenang, dan bersepeda. Sebagai mahasiswa aktif sampai saat ini saya telah tergabung dalam satu organisasi dan pernah menjadi relawan serta ikut dalam kegiatan sosial. Saya memiliki banyak ketertarikan terhadap banyak hal. Salah satu ketertarikan saya adalah rasa tertarik saya dalam bahasa korea. berpegang pada sebuah ketertarikan membuat saya ingin selalu mempelajari hal tersebut dan menjadi pengetahuan baru bagi saya. Jadi tidak ada salahnya memiliki ketertarikan dalam banyak hal karena dengan begitu kita bisa mendapatkan banyak ilmu pengetahuan. Kepernahan saya di bagian keuangan koperasi santriwati di pesantren membuat saya memilih jurusan yang saya tempuh saat ini serta ada rasa ketertarikan tersendiri tentang dunia perbankan terutama perbankan syariah. Sekian dari saya terima kasih.

Selanjutnya

Tutup

Film

Review Lengkap Film Berjudul 'Unlocked'

12 Maret 2023   16:54 Diperbarui: 12 Maret 2023   18:27 709
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber foto : https://www.google.com/url?sa=i&url=https%3A%2F%2Fwww.imdb.com%2Ftitle%2Ftt26160190%2F&psig=AOvVaw0jwDgs93pIWhXLgyHqN6xq&ust=1678702241945000&source=images&cd=vfe&ved=0CBAQjRxqFwoTCPCy3a2T1v0CFQAAAAAdAAAAABAQ

Di waktu yang bersamaan polisi sedang melakukan penyelidikan terkait ditemukannya banyak mayat di sebuah pegunungan tepatnya di hutan tempat penanaman pohon.  

Secara sengaja si pembunuh meninggalkan botol berisi vitamin untuk pohon di Setiap pohon dimana mayat ditemukan. Salah satu polisi merasa bahwa ditemukannya botol berisi vitamin tersebut berhubungan dengan anaknya yang telah hilang.

Kecurigaan polisi itu membawanya kembali kerumah mantan istrinya dan mencari tahu keberadaan putranya yang kemungkinan masih saling bertukar kabar dengan ibunya. Akhirnya polisi tersebut mendapatkan alamat putranya. Polisi tersebut langsung menuju ke kediaman putranya. Ia melihat segala isinya hingga ia menemukan koper yang berisikan data serta perlengkapan yang digunakan untuk meretas serta membunuh. 

Jun Yeong mengetahui rumahnya dimasuki orang asing membuat sebuah tipuan yang menyebabkan polisi tersebut keluar dan mengejar Jun Yeong yang ternyata hanya sebuah ponsel dibalik kain yang dijadikan tipuan. Jun Yeong mengambil kesempatan untuk merusak rumahnya dan melarikan diri. Jun Yeong pergi ke rumah ayah Nami, dengan segala tipuannya Jun Yeong dapat menyekap ayah Nami di rumahnya. Keesokan harinya Jun Yeong meretas ponsel ayah Nami dan mengirim pesan bahwa kafenya akan tutup.

Polisi menemukan tempat Jun Yeong yang lain, yaitu tempat servis ponsel yang pernah Nami kunjungi. Disitu polisi banyak menemukan barang bukti peretasan ponsel. Mayat yang ditemukan di sebuah pegunungan itu semua adalah korban pembunuhan Jun Yeong. 

Disana polisi bertemu dengan Nami yang memang mengunjungi tempat servis ponsel tersebut karena merasa disitulah awal mula ponselnya diretas. Akhirnya mereka bekerja sama untuk memancing Jun Yeong kerumah Nami. Ternyata rencana mereka gagal. Polisi merasa bahwa Nami yang tinggal sendiri tidak aman akhirnya memutuskan membawa Nami ke rumah ayahnya.

Sebelumnya Nami mengganti ponselnya dengan ponselnya yang lama agar Jun Yeong tidak mengetahui keberadaannya. Tanpa Nami ketahui ponselnya yang lama pun juga diretas oleh Jun Yeong. 

Sesampainya Nami di rumah ayahnya, polisi memberinya kartu nama dan menyuruh Nami untuk mengirim mereka pesan apabila terjadi sesuatu. Nami menuliskan akan menelpon apabila terjadi sesuatu di kartu nama polisinya kemudian menunjukkan ke polisinya dengan tetap berkata akan mengiriminya pesan apabila terjadi sesuatu.  Nami masuk ke rumahnya kemudian mengecek keberadaan ayahnya. Ia melihat ayahnya telah tidur dikamarnya.

Nami langsung ke kamarnya untuk tidur, sebelum itu Nami ingin mengirim pesan kepada temannya untuk meminta maaf. Tiba-tiba ia mendapat notifikasi dari Jun Yeong bahwa ia mengganti nomor ponselnya. Ketika ia membalas pesan tersebut Nami mendengar suara getaran ponsel. Ia mencoba menelpon nomor itu dan mendengar lebih jelas suara getaran ponsel. 

Nami langsung menuju kamar ayahnya dan mengecek ternyata dibalik selimut hanyalah tumpukan bantal. Disitu Nami mencoba menelpon polisi namun tidak berhasil. Ia mengambil benda disekitarnya untuk dijadikan senjata dan keluar dari kamar ayahnya. Jun Yeong muncul dari balik sofa sambil menunjukkan video keadaan ayah Nami.

Jun Yeong menyuruh Nami untuk menuruti perintahnya dengan mengirim pesan kepada polisi dengan mengatakan bahwa dirinya baik-baik saja. Nami berusaha mengeluarkan pisau yang biasa dibawanya untuk menyerang Jun Yeong namun Jun Yeong malah menunda dengan dalih ke kamar mandi untuk kencing. Nami yang merasa curiga dan ingin mengambil kesempatan untuk  menyerang Jun Yeong segera mengambil besi runcing di dekatnya kemudian mendekat ke arah kamar mandi. Nami masuk ke kamar mandi ternyata di dalamnya terdapat ayahnya yang sudah disekap dan pisau tajam diarahkan ke ayahnya oleh Jun Yeong.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun