Di waktu yang bersamaan polisi sedang melakukan penyelidikan terkait ditemukannya banyak mayat di sebuah pegunungan tepatnya di hutan tempat penanaman pohon. Â
Secara sengaja si pembunuh meninggalkan botol berisi vitamin untuk pohon di Setiap pohon dimana mayat ditemukan. Salah satu polisi merasa bahwa ditemukannya botol berisi vitamin tersebut berhubungan dengan anaknya yang telah hilang.
Kecurigaan polisi itu membawanya kembali kerumah mantan istrinya dan mencari tahu keberadaan putranya yang kemungkinan masih saling bertukar kabar dengan ibunya. Akhirnya polisi tersebut mendapatkan alamat putranya. Polisi tersebut langsung menuju ke kediaman putranya. Ia melihat segala isinya hingga ia menemukan koper yang berisikan data serta perlengkapan yang digunakan untuk meretas serta membunuh.Â
Jun Yeong mengetahui rumahnya dimasuki orang asing membuat sebuah tipuan yang menyebabkan polisi tersebut keluar dan mengejar Jun Yeong yang ternyata hanya sebuah ponsel dibalik kain yang dijadikan tipuan. Jun Yeong mengambil kesempatan untuk merusak rumahnya dan melarikan diri. Jun Yeong pergi ke rumah ayah Nami, dengan segala tipuannya Jun Yeong dapat menyekap ayah Nami di rumahnya. Keesokan harinya Jun Yeong meretas ponsel ayah Nami dan mengirim pesan bahwa kafenya akan tutup.
Polisi menemukan tempat Jun Yeong yang lain, yaitu tempat servis ponsel yang pernah Nami kunjungi. Disitu polisi banyak menemukan barang bukti peretasan ponsel. Mayat yang ditemukan di sebuah pegunungan itu semua adalah korban pembunuhan Jun Yeong.Â
Disana polisi bertemu dengan Nami yang memang mengunjungi tempat servis ponsel tersebut karena merasa disitulah awal mula ponselnya diretas. Akhirnya mereka bekerja sama untuk memancing Jun Yeong kerumah Nami. Ternyata rencana mereka gagal. Polisi merasa bahwa Nami yang tinggal sendiri tidak aman akhirnya memutuskan membawa Nami ke rumah ayahnya.
Sebelumnya Nami mengganti ponselnya dengan ponselnya yang lama agar Jun Yeong tidak mengetahui keberadaannya. Tanpa Nami ketahui ponselnya yang lama pun juga diretas oleh Jun Yeong.Â
Sesampainya Nami di rumah ayahnya, polisi memberinya kartu nama dan menyuruh Nami untuk mengirim mereka pesan apabila terjadi sesuatu. Nami menuliskan akan menelpon apabila terjadi sesuatu di kartu nama polisinya kemudian menunjukkan ke polisinya dengan tetap berkata akan mengiriminya pesan apabila terjadi sesuatu. Â Nami masuk ke rumahnya kemudian mengecek keberadaan ayahnya. Ia melihat ayahnya telah tidur dikamarnya.
Nami langsung ke kamarnya untuk tidur, sebelum itu Nami ingin mengirim pesan kepada temannya untuk meminta maaf. Tiba-tiba ia mendapat notifikasi dari Jun Yeong bahwa ia mengganti nomor ponselnya. Ketika ia membalas pesan tersebut Nami mendengar suara getaran ponsel. Ia mencoba menelpon nomor itu dan mendengar lebih jelas suara getaran ponsel.Â
Nami langsung menuju kamar ayahnya dan mengecek ternyata dibalik selimut hanyalah tumpukan bantal. Disitu Nami mencoba menelpon polisi namun tidak berhasil. Ia mengambil benda disekitarnya untuk dijadikan senjata dan keluar dari kamar ayahnya. Jun Yeong muncul dari balik sofa sambil menunjukkan video keadaan ayah Nami.
Jun Yeong menyuruh Nami untuk menuruti perintahnya dengan mengirim pesan kepada polisi dengan mengatakan bahwa dirinya baik-baik saja. Nami berusaha mengeluarkan pisau yang biasa dibawanya untuk menyerang Jun Yeong namun Jun Yeong malah menunda dengan dalih ke kamar mandi untuk kencing. Nami yang merasa curiga dan ingin mengambil kesempatan untuk  menyerang Jun Yeong segera mengambil besi runcing di dekatnya kemudian mendekat ke arah kamar mandi. Nami masuk ke kamar mandi ternyata di dalamnya terdapat ayahnya yang sudah disekap dan pisau tajam diarahkan ke ayahnya oleh Jun Yeong.