Mohon tunggu...
Laila BintangMahadewi
Laila BintangMahadewi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Tadris Biologi IAIN KUDUS

nama saya laila bintang mahadewi mahasiswa semester 5 di institut agama islam negeri kudus program studi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kerusuhan Suporter Sepak Bola: Tinjauan Biologi dan Islam

5 Desember 2024   19:00 Diperbarui: 5 Desember 2024   19:03 90
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ketegangan di Stadion: Mengapa Suporter Bisa Berubah?

Dalam beberapa tahun terakhir, kerusuhan suporter sepak bola telah menjadi fenomena yang mengkhawatirkan. Dari bentrokan di stadion hingga kekerasan di luar lapangan, tindakan ini tidak hanya merugikan citra olahraga, tetapi juga menciptakan dampak sosial yang luas. Mari kita telusuri fenomena ini dari dua sudut pandang yang menarik: biologi manusia dan ajaran Islam.

apa yang membuat suporter bisa berubah menjadi agresif dalam sekejap? Dari perspektif biologi, ada beberapa faktor yang dapat menjelaskan perilaku ini:

Kerusuhan suporter sepak bola sering kali dipicu oleh berbagai faktor yang saling berinteraksi, baik dari dalam diri individu maupun dari lingkungan sekitar. Dari sudut pandang biologi, hormon seperti testosteron dapat memengaruhi perilaku agresif. Ketika tim kesayangan mereka bertanding, emosi suporter meningkat dan kadar hormon ini dapat memicu reaksi impulsif. Dalam situasi tertekan atau frustrasi, misalnya ketika tim kalah atau keputusan wasit dianggap tidak adil, reaksi emosional ini berpotensi berujung pada kerusuhan. Selain itu, pengaruh lingkungan juga sangat signifikan. Suasana tegang di stadion, sorakan massal, dan interaksi dengan suporter lain dapat memperkuat semangat kelompok. Fenomena "keterikatan sosial" ini sering kali membuat individu merasa lebih berani untuk melakukan tindakan yang biasanya tidak akan mereka lakukan sendirian.

Perspektif Islam: Mengedepankan Nilai Sportivitas

Dari sudut pandang Islam, tindakan kekerasan jelas bertentangan dengan ajaran agama. Setiap individu diajarkan untuk menghormati sesama, termasuk lawan dalam pertandingan.

Islam menekankan pentingnya menjaga kedamaian, persaudaraan, dan menjauhi fitnah. Dalam Al-Qur'an, Allah berfirman:

"Dan janganlah kamu saling berbantah-bantahan, yang menyebabkan kamu menjadi gentar dan hilang kekuatanmu." (QS. Al-Anfal: 46)

Oleh karena itu, beberapa prinsip penting perlu diperhatikan dalam konteks ini. Pertama, ukhuwah (persaudaraan) menjadi landasan utama, di mana ajaran Islam menekankan pentingnya persatuan di antara umat manusia. Suporter seharusnya bersatu dalam semangat mendukung tim tanpa mengorbankan nilai-nilai kemanusiaan. Kedua, sportivitas adalah kunci dalam olahraga; Nabi Muhammad SAW mengajarkan untuk bersikap adil dan menghormati lawan, sehingga kerusuhan yang terjadi di stadion mencerminkan pelanggaran terhadap nilai-nilai ini. Ketiga, niat baik harus menjadi dasar setiap tindakan; fanatisme yang berlebihan hingga mengarah pada kekerasan bukanlah bentuk dukungan yang benar. Untuk mengurangi kerusuhan suporter, diperlukan upaya bersama dari berbagai pihak. Edukasi suporter tentang dampak negatif kekerasan dalam olahraga harus digalakkan agar mereka memahami bahwa mendukung tim tidak berarti merugikan orang lain. Selain itu, kolaborasi antara klub sepak bola, pihak keamanan, dan komunitas sangat penting untuk menciptakan lingkungan yang aman dan nyaman bagi semua penonton. Penegakan hukum yang tegas terhadap tindakan kekerasan di stadion juga dapat memberikan efek jera dan mendorong perubahan perilaku, sehingga olahraga dapat tetap menjadi ajang yang positif dan menyatukan.

"Tidak ada pertandingan yang sepadan dengan nyawa" FIFA

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun