Katanya merindu..
Katanya kau merindu segala tentangku, hadirku, indahku, sunyiku, teduhku, dan segala irama tentang diriku.Â
Kau bilang kau merindu. Banyak ketentraman yang kau idamkan. Banyak ketenangan yang kau rasakan. Benar, banyak sempena yang memikat. Aku juga dikirim oleh Pencipta hanya untuk itu. Memberi setiap jiwa yang suci sebuah ketenangan, keberkahan, dan romansa langka yang tak kau dapati selain dariku.
Katanya merindu..
Tinggal menghitung hari aku akan kembali. Menemukan jiwa yang aku sendiri tidak tahu, apakah mereka mengharapkan datangku, atau justru aku hanya beban di setiap waktu yang berjalan. Beban akan perintah Tuhan yang dititipkan olehku. Beban bagi mereka yang benar-benar tidak menginginkan hadirku. Padahal aku tidak datang tiap waktu yang kalian mau. Namun tetap saja, akan ada hati yang tidak menyambutku dengan baik.
Wahai jiwa-jiwa yang lalai..
Haruskah ku beri tahu?
Bahwa aku adalah tamu yang istimewa. Aku membawa ribuan hadiah untukmu, namun kau abaikan. Allah menitipkan banyak kebaikan untukmu, namun justru kau acuh. Kau perlakukanku biasa saja. Kau bahkan bersenang-senang dengan perihal yang fana.Â
Aku adalah tamu yang istimewa. Aku membawa 1 malam yang lebih baik dari 1000 bulan. Kau bisa bermanja dengan Penciptamu. Bercengkrama ria dan mengadu segala kepenatan yang mengusikmu.Â
Sebelum kau kecewa..Â
Aku memberimu kesempatan untuk memperbaiki ibadahmu, mempersiapkan hadirku, dan menjaga keharmonisanmu dengan Pencipta hingga aku beranjak nanti.
Dariku, Ramadhan Mubarok
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H