Mohon tunggu...
Laila Ainur Rahma
Laila Ainur Rahma Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa di Universitas Sebelas Maret

Mahasiswa Computer Science yang mulai belajar menulis blog tentang lifestyle dan technology

Selanjutnya

Tutup

Beauty Pilihan

Beauty Privilege dan Beauty Standards di Indonesia yang Toxic

20 November 2022   11:10 Diperbarui: 20 November 2022   11:11 1800
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Photo by Hải Nguyễn: https://www.pexels.com/photo/woman-in-black-spaghetti-strap-top-3616937/

Tidak dapat dipungkiri memang penampilan menjadi hal pertama yang kita perhatikan ketika melihat seseorang dan menjadi parameter dalam menilai kesan pertama. Oleh karena itu, semua orang berlomba-lomba untuk memperbaiki penampilan, kita tidak mau jika penampilan kita terlihat buruk di mata orang lain. Dalam dunia kerja pun terkdang penampilan menjadi salah satu requirement utama.

Memang cantik atau tampan bukanlah jaminan bahwa orang tersebut baik namun pada kenyataannya orang cantik atau tampan mempunyai privilege atau keistimewaan tersendiri di dalam berbagai situasi. Bahkan ada penelitian dan survei ilmiah yang telah membuktikan bahwa penampilan seseorang berkaitan langsung dengan seberapa baik orang lain menerima keberadaan seseorang dalam lingkungan sosial terlebih lagi lingkup pekerjaan. Penampilan fisik seseorang dapat mempengaruhi kualitas hidup seseorang terlepas dari bakat, keterampilan dan kemampuan yang dimiliki.

Dikutip dari My Imperfect Life, Minggu (20/11/2022), beauty privilege adalah keuntungan yang dimiliki seseorang karena memiliki fisik yang menarik berdasarkan standar kecantikan yang disepakati kebanyakan orang. Beauty standards atau standar kecantikan itu subjektif, setiap memiliki standar kecantikan mereka masing-masing. Sejak munculnya media sosial seperti Instagram di mana banyak beauty influencer mulai memunculkan dan mempromosikan standar kecantikan, para wanita Indonesia menjadi berusaha mengikuti standar kecantikan yang ada. Hal ini membuat orang-orang yang merasa mereka tidak memenuhi standar kecantikan yang ada kehilangan kepercayaan diri atau insecure. Beberapa standar kecantikan yang ada di Indonesia antara lain berkulit putih, tubuh langsing, wajah mulus tanpa flek dan jerawat, hidung mancung dan lain sebagainya.

  • Bekulit putih

Photo by Anna Shvets: https://www.pexels.com/photo/woman-in-black-slip-dress-holding-white-flower-upside-down-3732652/
Photo by Anna Shvets: https://www.pexels.com/photo/woman-in-black-slip-dress-holding-white-flower-upside-down-3732652/

Sebagian besar negara di Asia menganggap kulit putih adalah suatu standar kecantikan, termasuk Indonesia. Menurut sejarah, mindset ini muncul karena pada masa kolonialisme orang-orang menganggap bahwa kulit putih memiliki tingakatan yang lebih tinggi dari kulit gelap atau hitam.  Hal itu, memunculkan diskriminasi dan rasisme terhadap orang-orang yang terlahir dengan kulit gelap. Orang-orang yang memiliki kulit gelap diejek dan tidak lebih dihargai daripada orang yang berkulit putih.  

Padahal pada dasarnya orang Indonesia mayoritas memiliki kulit sawo matang yang sebenarnya juga tidak kalah menarik daripada kulit putih. Standar kecantikan ini memunculkan berbagai brand yang memasarkan produk pemutih, bahkan ada yang berasal dari bahan yang tidak aman sekalipun seperti mercury. Produk-produk pemutih itu sangat populer dan orang-orang banyak yang menggunakannya.

  • Tubuh Langsing

Photo by Kyle Roxas from Pexels: https://www.pexels.com/photo/woman-wearing-green-tube-dress-and-sunhat-standing-in-the-middle-of-sunflower-meadow-2122277/
Photo by Kyle Roxas from Pexels: https://www.pexels.com/photo/woman-wearing-green-tube-dress-and-sunhat-standing-in-the-middle-of-sunflower-meadow-2122277/

Memiliki tubuh yang langsing dan ideal menjadi idaman para wanita. Hal itu menyebabkan orang-orang beranggapan bahwa bertubuh gemuk adalah suatu kekurangan dan harus diperbaiki dan terkadang melakukan body shaming kepada orang-orang yang memiliki tubuh gemuk.  Bahkan ada orang yang rela melakukan diet ketat dan tidak sehat untuk mendapatkan tubuh yang kurus padahal hal tersebut dapat membahayakan kesehatan mereka. Ada juga yang menggunakan produk penurun berat badan yang belum tentu aman untuk digunakan. Semua hal itu dilakukan demi mencapai standar kecantikan yang ada.

  • Wajah Mulus Tanpa Flek dan Jerawat

Photo by Shiny Diamond: https://www.pexels.com/photo/woman-s-face-3373716/ 
Photo by Shiny Diamond: https://www.pexels.com/photo/woman-s-face-3373716/ 

Kulit mulus tanpa noda adalah impian semua orang. Dewasa ini, orang-orang mulai sadar pentingnya merawat kulit wajah dengan rutin melakukan skincare. Skincare memang bukan hal yang buruk dan malah berdampak baik bagi kesehatan kulit kita. Namun, terkadang ada oknum-oknum yang memproduksi produk berbahaya untuk dijual dan dipasarkan pada kaum hawa yang masih awam tentang skincare.

Sebenarnya jerawat itu hal yang wajar bagi manusia, karena kita memiliki hormon yang meproduksi jerawat. Selain itu, masih banyak fakotr lain yang meyebabkan jerawat seperti stress dan PMS(Pre Menstrual Syndrome). Mempunyai wajah yang tidak mulus menyebabkan orang-orang tidak percaya diri dan menganggap mereka belum bisa mencapai standar kecantikan di indonesia.

  • Hidung Mancung

Photo by Hải Nguyễn: https://www.pexels.com/photo/woman-in-black-spaghetti-strap-top-3616937/
Photo by Hải Nguyễn: https://www.pexels.com/photo/woman-in-black-spaghetti-strap-top-3616937/

Di Indonesia sendiri, hidung mancung termasuk bentuk fisik yang sangat diidam-idamkan. Orang-orang menganggap bahwa hidung mancung lebih indah dan enak dipandang daripada hidung pesek. Hal tersebut menyebabkan banyak orang melakukan filler hidung dan operasi plastik untuk mendapatkan hidung mancung. Padahal bentuk hidung itu pemberian Tuhan, seharusnya kita bersyukur dengan apa yang diberikan Tuhan. Setidaknya dengan hidung pemberian Tuhan kita masih bernapas dan hidup hingga detik ini.

Selain keempat hal itu masih banyak standar kecantikan lain karena standar kecantikan itu subjektif. Seharusnya kita tidak menjadikan standar kecantikan yang tidak realisits menjadi parameter hidup kita dan kita harus menerima apa adanya diri kita dengan apa yang Tuhan berikan untuk kita. Hanya karena kita ingin menerima pujian dan validasi dari orang lain kita jadi tidak percaya diri dan tidak bisa mencintai diri kita sendiri.  Kita harus percaya diri dengan apa yang kita miliki dan tidak membandingkannya dengan orang lain karena kita semua cantik dengan cara kita masing-masing.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Beauty Selengkapnya
Lihat Beauty Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun