Mohon tunggu...
Nurul Sukmaning Habibie
Nurul Sukmaning Habibie Mohon Tunggu... Tenaga Kesehatan - Tutorial Teacher

Menyukai bahasan tentang dunia perkuliahan, pendidikan, dan sosial. Penulis fiksi untuk beberapa karya antologi cerita dan puisi. Saat ini tengah belajar menulis opini dan karya ilmiah.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Hidup, Kehidupan dan Kesempatan Bertumbuh

4 Juni 2023   19:01 Diperbarui: 4 Juni 2023   19:12 266
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

HIDUP INI PENUH MASALAH, BAHKAN HIDUP PUN JUGA MASALAH. 

Kini yang menjadi permasalahannya adalah bagaimana cara menyelesaikan permasalahan yang terjadi di depan kita dan kemungkinan masalah yang akan terjadi di waktu mendatang. Masalah adalah masalah. Kita tahu itu masalah, lalu tak sepantasnya yang sudah menjadi masalah kemudian dinamakan masalah. Seharusnya, kita berpikir untuk mencari solusi dari permasalahan tersebut.

Umumnya permasalahan yang dihadapi oleh setiap orang ada yang berbeda ada pula yang sama. Entah itu seperti apapun persoalan masalah yang dihadapi, kita harus menyelesaikannya hingga akhir. Untuk menuju penyelesaian tingkat akhir, tentunya tidak sedikit membuang tenaga, waktu dan pikiran. Maka berbijaklah mengatur strategi penyelesaian. Fokus terhadap penyelesaian masalah tersebut. Aturlah seluruh proses-proses alamiah di tubuh kita agar siap bekerja ekstra. Nikmati dengan perasaan gembira dan timbulkan rasa senang.

Masalah bisa terjadi di mana saja dan kapan saja, ia datang begitu saja. Segelintir orang memanfaatkannya sebagai kesempatan untuk melatih kebijakan diri. Lalu sebagian orang mengeluh, mereka tidak menghendaki masalah yang tak diundang muncul ke permukaan hidupnya. Jika seseorang itu mengatakan berat karena sebuah permasalahan, maka benar jadinya. Akan tetapi sebaliknya, jika seseorang mengatakan kesempatan baik untuk membentuk pribadinya, maka dapat benar pula apa yang ia katakan.

Seperti telah diketahui sebelumnya bahwa hidup ini pun tak lepas dari yang namanya masalah. Bahkan merajut impian mengenai masa depan nanti, juga menjadi suatu masalah besar. Kita sendiri pun tidak mau hanya pasrah begitu saja tentang kelanjutan hidup kita di masa depan. Oleh karena itu, dalam merencanakan masa depan harus dipikir secara matang-matang. Karena semua orang harus memperjuangkan apapun dalam kehidupan ini. Termasuk dalam perihal mengenai impian, cita-cita dan harapan.

Kita tentunya telah memiliki berbagai macam rencana untuk kehidupan masa depan kita. Kebanyakan orang hanya fokus terhadap hasil akhir yang akan mereka peroleh nantinya. Sedikit orang yang mampu untuk mengoreksi diri atau bercermin diri tentang usaha yang telah ia lakukan. Evaluasi sangat diperlukan ketika kita telah melakukan suatu langkah dalam mengejar seluruh impian kita. Hal itu dimaksudkan agar kita masih berada pada jalan yang benar-benar akan membawa kita sampai pada tujuan kita. Yaitu kesuksesan dalam meraih segala impian dan cita-cita.

Seperti apa mimpi yang kita lukiskan, seberapa banyak kalimat impian yang terlontarkan, sebesar apapun kekuatan keyakinan, semua itu akan bernilai nol ketika kita hanya diam. Seribu jalan yang akan dilalui, dimulai dari langkah yang pertama. Dalam hal ini berarti kita harus berani melangkahkan kaki kita yang pertama pada jalan menuju impian kita. Terdengar ringan namun begitu sulit untuk melakukannya. Begitulah tahap perjalanan menuju puncak kesuksesan meraih cita-cita.

Sering kali kita perlu terjatuh bangun mencapainya, namun itu semua hanyalah sebuah pemanis perjuangan kita. Saling bergandengan tangan dengan orang lain, mampu mengurangi sedikit kelelahan kita. Meskipun harus jatuh berulangkali, namun bangkit dan bangkit lagi untuk sebuah mimpi. Berjuang dalam hidup ini dengan pikiran, hati, dan logika diri.

Hidup itu butuh mimpi, karena mimpi dapat menentukan arah hidup kita selanjutnya. Walaupun prediksi mimpi itu belum tepat, selagi mimpi itu sempurna, maka bermimpilah setinggi mungkin. Tugas kita memang bukan untuk berhasil, tugas kita hanyalah untuk mencoba. Karena di dalam mencoba itu, kita akan menemukan dan belajar membangun. Membangun diri kita untuk melihat kesempatan sekecil mungkin.

Segala sumber permasalahan berasal dari diri sendiri. Ia diciptakan berbeda-beda pada setiap orang yang akhirnya akan membentuk karakteristik orang tersebut. Dalam menentukan segala hal rencana yang berkaitan dengan diri sendiri, hendaknya disesuaikan dengan suasana hati dan sikon yang mendukung.

Dalam rangkaian perjalanan meraih mimpi, terkadang kita memerlukan motivasi sebagai suplemen khusus untuk memasok energi semangat dalam tubuh kita. Sumber motivasi bisa didapatkan melalui lingkungan terdekat kita. Seperti dimulai dari keluarga, sahabat, teman kenalan, sekolah, atau masyarakat luas. Namun, sebaik-baik dan sehebat-hebatnya seorang motivator hanya ada satu motivator terhebat yang pernah ditemui dalam hidup ini. 

Kita terkadang tidak mampu merasakan kehadirannya. Padahal ia selalu bersama kita setiap waktu, tanpa kita sadari. Ia sebenarnya adalah jiwa kita sendiri. Ia adalah diri kita masing-masing. Cobalah sejenak berdiskusi dengan diri sendiri, kemukakan pendapat, pikiran dan ceritakan semua permasalahanmu. Ia pasti akan segera mencari jawabannya. Jika ia sudah menemukan berbagai macam solusi, maka sama saja kita sudah memiliki beberapa poin jawaban dari permasalahan tersebut. Saat itu kita hanya perlu meneliti lebih lanjut terhadap kemungkinan yang akan terjadi sebelum keputusan diambil.

Seperti yang kita ketahui, kita pun dapat menua karena waktu, tetapi belum tentu membijak. Dan waktu tidak akan membuat kita kaya, tetapi waktulah sumber kekayaan kita. Oleh sebab itu, alangkah baiknya kita menggunakan waktu sebijak mungkin untuk hal-hal yang bermanfaat bagi diri kita sendiri dan orang lain. Karena ada 3 hal yang tidak mungkin bisa kembali lagi. Pertama, anak panah yang sudah terlontarkan. Kedua, kesempatan yang telah hilang. Dan, ketiga waktu yang telah terlewati. Karena itu, belajarlah untuk menghargai waktu yang ada.

Kita memiliki banyak sekali impian yang terus menggantung dalam angan-angan kita. Bahkan banyaknya impian kita telah mampu mengalahkan bintang-bintang di angkasa. Komitmen dan usaha atau kerja keras menjadi pondasi utama untuk meraih puncak kesuksesan. Keadaan di mana ketika kita telah berhasil meraih dan mewujudkan impian dan cita-cita. Dan kesuksesan itu sendiri merupakan sebuah proses dimana kita membentuk jati diri dan karakter kita.

Ini bukan hanya sekedar soal berani bermimpi besar. Akan tetapi kepada siapa pun yang percaya akan kekuatan impiannya. Dan bagaimana agar impiannya dapat ia tarik ke dalam dunia nyatanya. Sungguh perjuangan yang sangat luar biasa, dan hanya terjadi pada orang-orang yang luar biasa pula.

Ketika seseorang percaya akan segala impiannya, maka orang tersebut akan memperoleh surplus energi semangat yang besar pula. Karena itu, seperti apapun impian dan citaa-cita kita, hendaknya selalu menjadikan patokan arah hidup kita. Berdiam diri menunggu takdir Tuhan dan keajaiban datang, itu adalah perkataan dari mulut orang-orang berbisa yang paling banyak di dunia. Tuhan pun mengatakan pada kitab sucinya bahwa Dia tidak akan merubah nasib suatu kaum hingga kaum tersebut mengubah nasibnya sendiri. Jadi, istilah menunggu hanyalah membuang waktu berharga kita dengan percuma.

Kita pun tahu, segala mimpi-mimpi yang telah terlukis indah terkadang bahkan bisa cacat dan hancur berantakan. Jika itu terjadi, maka perlulah tabah dan sabar. Cobalah mendekatiNya dengan lapang dada dan mintalah petunjukNya. Kita hanyalah makhluk ciptaanNya, hanya kepadaNya kita bergantung dari kehidupan yang penuh misteri. Rencana yang dianggap baik oleh kita, belum tentu baik di hadapanNya. 

Kita harus yakin, di balik semua kisah hitam-putih perjalanan hidup, serta jatuh-bangunnya kita melangkah, semua itu atas kuasaNya untuk melindungi kita. Kita sudah cukup dewasa untuk belajar menafsirkan peristiwa di setiap harinya dalam kehidupan. Anggaplah segalanya yang ada di sekitar kita sebagai anugerah dan berkah dariNya. Sang Maha Pemilik Kehidupan.

 *

Tulisan tahun 2015, dari aku, untuk diriku sendiri. Saat itu aku berhasil merangkum inti dari apa yang akan aku hadapi di masa mendatang, aku telah terlebih dahulu menuliskannya. Kini sudah 8 tahun berlalu, tulisan kecil yang aku buat untuk mengikuti lomba esai, Kembali mengingatkanku tentang hal yang sangat kecil dan terlupakan yaitu diri aku sendiri. Esensi dari apa yang aku khawatirkan sebenarnya adalah perjuangan dan bertahan hidup. Tidak perlu mengkhawatirkan masa depan, sebaiknya melakukan penerimaan atas segala hal yang telah terjadi di masa lalu, menikmati masa sekarang lalu memanfaatkan sebaik-baiknya kesempatan yang ada untuk membangun sebuah masa depan yang lebih baik nantinya.

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun