Itulah mengapa tidak ada patokan bahwa balita harus sudah bisa berpuasa setengah hari atau puasa penuh. Yang terpenting, anak tahu bahwa Ramadan adalah bulan puasa. Ia tidak boleh makan sembarangan di siang hari.
Lebih dari itu, ini sebenarnya momen di mana Bunda mulai mengenalkan Islam kepada sang buah hati. Mungkin selama ini Bunda sudah mengajarkan bagaimana shalat, bagaimana membaca alquran, membaca doa-doa, dan lain sebagainya.Â
Dan momen Ramadan ini jangan sampai Bunda lewatkan. Ini momen yang tepat untuk mengajarkan kewajiban lain sebagai seorang muslim, yaitu puasa.
Pekerjaan rumah Bunda tidak hanya bagaimana membuat anak kuat berpuasa. Dengan memberikan makanan yang baik untuk pencernaan yang mengandung protein tinggi dan karbohidrat kompleks, anak bisa lebih mampu menahan lapar. Akan tetapi, bukan itu saja. Bunda harus mampu mengalihkan perhatian anak pada jam.
Sering kali ketika balita mulai berpuasa, ia sering melihat jam. Ia ingin sekali sudah pukul 12 siang agar ia bisa berbuka. Setelah itu, ia ingin sekali jam menunjukkan pukul 6 agar maghrib tiba.
Untuk mengalihkan hal tersebut, Bunda juga perlu mempersiapkan kegiatan menarik agar perhatian anak tidak hanya tertuju pada jam. Siapkan berbagai mainan baru yang bisa dimainkan di dalam rumah. Buat anak sibuk dengan mainan tersebut sehingga tak terasa ia menghabiskan waktu dan mampu berpuasa.
Ramadan ini tidak boleh Bunda lewatkan begitu saja. Saatnya Bunda mengajarkan rukun Islam yang ke 4, yaitu puasa kepada sang buah hati.Â
Ajarkan puasa sesuai dengan usia anak Bunda. Jangan paksakan agar anak berpuasa. Motivasi agar anak tertarik untuk puasa. Siapkan hidangan makanan yang baik untuk pencernaan saat sahur dan juga berbuka. Biarkan anak merasakan nikmatnya makan sahur dan berbuka bersama. Dengan demikian, ia akan tertarik untuk berpuasa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H