aku mengingatmu saat membeli mie instan
juga mengingat perkataanmu:"hidup ini keras, bro!
mie instan adalah dirimu
yang membayangi sejak membeli sampai tertidur
memasak mie instan adalah memanggil dirimu lagi
mendengarkan pesanmu yang berbisikÂ
"tak perlu takut menjalani hidup yang penuh omong kosong ini"
suaramu terus ada bersama uap air yang mendidih
memakan mie instan adalah caraku memegang tanganmu lebih erat
memakannya pelan-pelan serupa mencoba memahami setiap kata yang kau bisikan
mie instan membawaku menyelam jauh dalam kearifanmu
memberiku pelajaran dalam hidup yang seringkali brengsek ini
bumbu-bumbu mie instan yang nikmat itu adalah nasihatmu yang sarat nilai
menjadi peganganku menapaki hidup ini
oh, terima kasih wahai mie instan yang nikmat
karenamu aku mengenang, juga belajar dari-nya.Â