Situasi ini menjadi buah simalakama bagi Paloh. Maju terus mengusung Anies, maka modal semakin banyak keluar dan ujungnya bisa berpotensi gagal menang. Jika mundur, tentu kena juga. Ditaruh kemana muka ini, jika mundur. Namun dalam kacamata politik pengusaha semacam Paloh, ujung-ujungnya cuan. Jika Anies diprediksi tidak mampu mengembalikan cuan yang keluar karena gagal menang, maka Paloh bisa dari sekarang langsung berputar haluan 360 derajat.
Bulan Oktober 2023 dimana pendaftaran capres-cawapres masih lama. Tentu politik itu dinamis. Dalam politik tidak ada kawan dan lawan sejati. Yang ada adalah kepentingan sejati. Toh Anies belum didaftar di KPU. Jadi tidak masalah jika Anies batal didaftarkan di KPU.
Jika Demokrat yang sakit hati karena diperlakukan Paloh dan Anies sebagai pelengkap, karena tidak dengan terang-benderang menyatakan Agus sebagai cawapresnya, berkoalisi dengan Golkar dengan mengusung Airlangga-Agus, maka Nasdem cukup beralasan untuk berbalik arah dan meninggalkan Anies. Jika hal ini terjadi, maka Anies menjadi gelandangan politik. Tragis.
Salam Kompasiana,
Asaaro Lahagu
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H