Untungnya pada Ade Armando, sama untungnya pada sikap Jokowi yang berbalik. Projek Jokowi terutama IKN memang menggoda untuk lebih lama berkuasa. Tujuannya adalah untuk memastikan proyek ambisius dan kelak dipatri dalam sejarah itu terlaksana. Salah satu caranya adalah tunda atau tambah 3 periode. Dengan demikian proyek IKN itu bisa sempat terlihat bangunannya dan tidak mangkrak.
Untung Jokowi cepat-cepat berbalik. Sikapnya yang samar-samar sebelumnya bahwa ia menolak penundaan pemilu dan perpanjangan 3 periode, kini sudah dinyatakan dengan tegas. Dengan sikap berbalik ini, sedikit mengurangi tekanan demo membahana terhadapnya.
Dari kacamata rakyat biasa, perpanjangan 3 periode Jokowi itu mungkin banyak yang setuju. Alasannya jelas. Dengan 1 periode lagi, ia lebih banyak membangun Indonesia. Lebih lama memerintah dan memajukan negeri ini. Big data Luhut juga mengiyakannya. Luhut yang tegak lurus, dipercaya Jokowi bahwa ada rakyat yang menginginkannya nambah 1 periode lagi. Mungkin saja big data Luhut benar. Apalagi Luhut sudah menjadi 'prime minister'nya, Â jadi Jokowi percaya padanya.
Namun tegak lurusnya Luhut dengan big datanya kepada Jokowi, tidak demikian di kalangan barisan lawan. Lawan sudah capek dan tidak tahan lagi jika nambah 1 periode. Ketika Jokowi memberi sinyal mau nambah 1 periode yang didukung big data Luhut, maka mereka mengamuk sejadi-jadinya.
Kaum oposisi yang sudah "setengah gila" selama 2 periode Jokowi, diprediksi akan "benar-benar gila" jika nambah 1 periode lagi. Maka sebelum terjadi hal demikian, lebih baik sekarang demo garang dengan semboyan  cukup 2 periode atau mati. Jadi semboyan 45. Merdeka atau mati. Cukup 2 periode atau mati.Â
Bagi kaum oposisi, tambah 1 periode berarti mati. Karena itu sekarang lebih baik mengamuk sejadi-jadinya, merusuh serusuh-rusuhnya dan berdemo setenggang-tenggangnya. Begitulah logikanya. Melawan logika ini, maka yang terjadi adalah main gebuk-gebukin.
Salam Kompasiana,
Asaaro Lahagu
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H